Ibu Ustadz Jefri Al Buchori Depresi karena Pengakuan Ummi Pipik
Jum'at, 28 Mei 2021 - 16:26 WIB
JAKARTA - Ibu almarhum Ustadz Jefri Al Buchori alias Uje, Umi Tatu dikabarkan depresi lantaran pengakuan Ummi Pipik yang menyebut Uje poligami . Kondisi Umi Tatu ini diungkapkan oleh adik Uje, Fajar Sidik .
“Saya jadi kasihan, Umi nih jadi depresi karena hal ini. Bukan saya bicara benar atau tidak, kasihanlah Umi. Jadi Umi kasihan nih ditunggu sampai tengah malam, kesana kemari," ungkap Fajar dikutip dari YouTube KH Infotainment, Jumat (28/5).
"Melihat kondisi begini kasihan kalau tanya pesantren dan dakwah bisa lewat. Saya yang diamanatkan almarhum Uje. Kita doakan yang terbaik untuk almarhum,” sambungnya.
Di sisi lain, Fajar dengan tegas meminta media untuk tidak lagi membahas poligami yang dilakukan oleh mendiang kakak kandungnya. Menurut Fajar, pembahasan ini tidak pantas untuk dibicarakan mengingat Uje sudah tiada sejak 26 April 2013.
“Sudahlah, gitu ya bukan yang gimana-gimana, pertama, orangnya sudah nggak ada, sudah meninggal,” tegas Fajar.
Selain itu, untuk menghindari kesalah pahaman, Fajar mengatakan seharusnya mendatangkan semua pihak yang terlibat untuk mengklarifikasi kebenarannya.
“Kita mau cari konfirmasi juga ke siapa, ya kan, dimana dua belah pihak ini kan harus ada, istilah hukum mah ada korban ada pelaku, atau minimal kan saksi," tandasnya.
“Saya jadi kasihan, Umi nih jadi depresi karena hal ini. Bukan saya bicara benar atau tidak, kasihanlah Umi. Jadi Umi kasihan nih ditunggu sampai tengah malam, kesana kemari," ungkap Fajar dikutip dari YouTube KH Infotainment, Jumat (28/5).
"Melihat kondisi begini kasihan kalau tanya pesantren dan dakwah bisa lewat. Saya yang diamanatkan almarhum Uje. Kita doakan yang terbaik untuk almarhum,” sambungnya.
Di sisi lain, Fajar dengan tegas meminta media untuk tidak lagi membahas poligami yang dilakukan oleh mendiang kakak kandungnya. Menurut Fajar, pembahasan ini tidak pantas untuk dibicarakan mengingat Uje sudah tiada sejak 26 April 2013.
“Sudahlah, gitu ya bukan yang gimana-gimana, pertama, orangnya sudah nggak ada, sudah meninggal,” tegas Fajar.
Selain itu, untuk menghindari kesalah pahaman, Fajar mengatakan seharusnya mendatangkan semua pihak yang terlibat untuk mengklarifikasi kebenarannya.
“Kita mau cari konfirmasi juga ke siapa, ya kan, dimana dua belah pihak ini kan harus ada, istilah hukum mah ada korban ada pelaku, atau minimal kan saksi," tandasnya.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda