Apakah Wabah Infeksi Jamur di India Disebabkan Mutasi Covid-19?
Kamis, 03 Juni 2021 - 12:34 WIB
JAKARTA - Belum selesai dilanda tsunami Covid-19, India kini digemparkan dengan infeksi jamur hitam dan aspergillosis yang menyerang masyarakatnya. Sebagian besar infeksi jamur ini menyerang pasien yang terinfeksi Covid-19.
Sebagaimana diketahui, sejak beberapa bulan lalu India sedang dilanda tsunami Covid-19 . Banyak masyarakat yang terinfeksi dengan jumlah kematian yang sangat besar. Kenaikan kasus Covid-19 ini disebabkan karena euforia masyarakat yang terlalu besar terhadap vaksin Covid-19.
Lantas apakah wabah infeksi jamur yang menyerang India disebabkan atau mutasi dari Covid-19? Menjawab hal tersebut, Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i mencoba memberikan penjelasannya.
"Kalau berbicara jamur ada banyak jenis jamur, putih, kuning, hitam, dan lainnya. Intinya jamur ini merepotkan. Ini terjadi pada pasien Covid-19 yang kondisinya berat. Semakin berat kondisi pasien Covid-19, maka pemakaian steroid akan semakin tinggi," terang dr. Fajri, saat dihubungi MNC Portal Indonesia melalui pesan singkat, Rabu (2/6).
Dokter Fajri menjelaskan bahwa steroid itu adalah imunosupresan dan ini sehari-hari dipakai. Penelitian terkait steroid memang bagus pada pasien yang life threatening (Berat). Sementara di India sedang kacau kondisinya, dan rumah sakit juga kelabakan. Kondisi yang sakit berat juga banyak, artinya pemakaian steroid juga semakin tinggi.
"Jadi immunya ditekan banget, sama seperti orang HIV. Banyak jamur-jamur yang sebenarnya kuat imun kita, tapi karena adanya infeksi yang terjadi karena ada sesuatu yang berubah dari kondisi normal seperti imun yang tertekan. Jadi ada tuh jamur-jamur lain yang nongol yang seharusnya tidak menginfeksi, justru jadi menginfeksi," sambungnya.
Dokter Fajri memastikan outbreak Covid-19 di India disebabkan karena infeksi kontrolnya tidak baik di berbagai tempat. Kondisi inilah yang membuat health system-nya menjadi overload, pasien menjadi berat sakitnya, pemakaian steroid semakin tinggi.
"Kalau pasien semakin banyak kan cuci tangan menjadi semakin sulit. Kebersihan rumah sakit dan faskes kan juga sangat terbatas. Di sana kondisi pasiennya dalam keadaan sakit berat. Kena Covid-19, paru-paru jadi pada rusak. Kedua, biasanya adanya infeksi juga dari bakteri. Ketiga, ditambah lagi dengan jamur, sehingga semakin berat kondisi di India itu. Semua risiko ini berkaitan dan jangan sampai Indonesia seperti itu," paparnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
Sebagaimana diketahui, sejak beberapa bulan lalu India sedang dilanda tsunami Covid-19 . Banyak masyarakat yang terinfeksi dengan jumlah kematian yang sangat besar. Kenaikan kasus Covid-19 ini disebabkan karena euforia masyarakat yang terlalu besar terhadap vaksin Covid-19.
Lantas apakah wabah infeksi jamur yang menyerang India disebabkan atau mutasi dari Covid-19? Menjawab hal tersebut, Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i mencoba memberikan penjelasannya.
"Kalau berbicara jamur ada banyak jenis jamur, putih, kuning, hitam, dan lainnya. Intinya jamur ini merepotkan. Ini terjadi pada pasien Covid-19 yang kondisinya berat. Semakin berat kondisi pasien Covid-19, maka pemakaian steroid akan semakin tinggi," terang dr. Fajri, saat dihubungi MNC Portal Indonesia melalui pesan singkat, Rabu (2/6).
Dokter Fajri menjelaskan bahwa steroid itu adalah imunosupresan dan ini sehari-hari dipakai. Penelitian terkait steroid memang bagus pada pasien yang life threatening (Berat). Sementara di India sedang kacau kondisinya, dan rumah sakit juga kelabakan. Kondisi yang sakit berat juga banyak, artinya pemakaian steroid juga semakin tinggi.
"Jadi immunya ditekan banget, sama seperti orang HIV. Banyak jamur-jamur yang sebenarnya kuat imun kita, tapi karena adanya infeksi yang terjadi karena ada sesuatu yang berubah dari kondisi normal seperti imun yang tertekan. Jadi ada tuh jamur-jamur lain yang nongol yang seharusnya tidak menginfeksi, justru jadi menginfeksi," sambungnya.
Dokter Fajri memastikan outbreak Covid-19 di India disebabkan karena infeksi kontrolnya tidak baik di berbagai tempat. Kondisi inilah yang membuat health system-nya menjadi overload, pasien menjadi berat sakitnya, pemakaian steroid semakin tinggi.
"Kalau pasien semakin banyak kan cuci tangan menjadi semakin sulit. Kebersihan rumah sakit dan faskes kan juga sangat terbatas. Di sana kondisi pasiennya dalam keadaan sakit berat. Kena Covid-19, paru-paru jadi pada rusak. Kedua, biasanya adanya infeksi juga dari bakteri. Ketiga, ditambah lagi dengan jamur, sehingga semakin berat kondisi di India itu. Semua risiko ini berkaitan dan jangan sampai Indonesia seperti itu," paparnya.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(nug)
tulis komentar anda