DPRD Kota Tangerang Jadikan Louis Vuitton Baju Dinas, Ini Kata Pengamat Fashion
Selasa, 10 Agustus 2021 - 20:05 WIB
JAKARTA - Anggota DPRD Kota Tangerang menggunakan baju dinas Louis Vuitton yang harganya mencapai Rp675 juta. Pengamat fashion Franka Soeria pun turut mengomentari hal tersebut.
Menurut Franka, ada baiknya pemerintah mengandalkan material dan industri fashion Tanah Air. Hal ini dinilai Franka dapat menjadi salah satu upaya membangkitkan industri fashion Indonesia yang terpuruk.
"Menurutku, alangkah baiknya apabila pemerintah memilih memakai produk buatan Indonesia , terlebih di situasi pandemi seperti ini di mana banyak industri fashion yang terdampak dan dengan melibatkan mereka," kata Franka melalui pesan singkat, Selasa (10/8).
Franka yang merupakan Co-Founder #Markamarie menjelaskan, bahan-bahan atau material yang dimiliki industri fashion Tanah Air sangat bisa diandalkan. Begitu juga dengan kualitasnya yang tidak kalah dengan brand fashion dunia.
"Produk fashion kita tidak kalah nyaman dan bagusnya dari produk luar negeri. Local support local yang sesungguhnya sebaiknya seperti itu, yang kuat bantu yang lemah," jelas Franka.
Di sisi lain, Franka merekomendasikan tiga brand asli Indonesia yang kualitasnya bisa diperhitungkan karena kualitas dan adanya kekhasan unsur Indonesia di dalamnya. Brand tersebut adalah Agam Indonesia, Fatih Indonesia, dan Tethuna.
"Mereka ini tailored dan bagus kualitasnya. Aku yakin, jika mereka diberi kesempatan, pasti hasilnya oke banget. Aku juga yakin brand lokal itu pasti mau adapt sama kebutuhan pemerintah, jadi sinergi yang baik kan?," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, anggota DPRD Kota Tangerang menjadi sorotan setelah diduga menggunakan uang negara untuk membuat seragam dari empat brand fashion dunia. Selain Louis Vuitton, ada Lanificio, Theodoro, dan Thomas Crown.
Keempat brand tersebut dipilih sesuai dengan keperluan jenis seragam yang akan dibuat. Louis Vuitton diduga bakal dijadikan pakaian dinas harian (PDH) sebanyak dua setel, Lanificio untuk pakaian sipil resmi (PSR), Theodoro untuk pakaian sipil harian (PSH), dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap (PSL).
Menurut Franka, ada baiknya pemerintah mengandalkan material dan industri fashion Tanah Air. Hal ini dinilai Franka dapat menjadi salah satu upaya membangkitkan industri fashion Indonesia yang terpuruk.
"Menurutku, alangkah baiknya apabila pemerintah memilih memakai produk buatan Indonesia , terlebih di situasi pandemi seperti ini di mana banyak industri fashion yang terdampak dan dengan melibatkan mereka," kata Franka melalui pesan singkat, Selasa (10/8).
Franka yang merupakan Co-Founder #Markamarie menjelaskan, bahan-bahan atau material yang dimiliki industri fashion Tanah Air sangat bisa diandalkan. Begitu juga dengan kualitasnya yang tidak kalah dengan brand fashion dunia.
"Produk fashion kita tidak kalah nyaman dan bagusnya dari produk luar negeri. Local support local yang sesungguhnya sebaiknya seperti itu, yang kuat bantu yang lemah," jelas Franka.
Di sisi lain, Franka merekomendasikan tiga brand asli Indonesia yang kualitasnya bisa diperhitungkan karena kualitas dan adanya kekhasan unsur Indonesia di dalamnya. Brand tersebut adalah Agam Indonesia, Fatih Indonesia, dan Tethuna.
"Mereka ini tailored dan bagus kualitasnya. Aku yakin, jika mereka diberi kesempatan, pasti hasilnya oke banget. Aku juga yakin brand lokal itu pasti mau adapt sama kebutuhan pemerintah, jadi sinergi yang baik kan?," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, anggota DPRD Kota Tangerang menjadi sorotan setelah diduga menggunakan uang negara untuk membuat seragam dari empat brand fashion dunia. Selain Louis Vuitton, ada Lanificio, Theodoro, dan Thomas Crown.
Keempat brand tersebut dipilih sesuai dengan keperluan jenis seragam yang akan dibuat. Louis Vuitton diduga bakal dijadikan pakaian dinas harian (PDH) sebanyak dua setel, Lanificio untuk pakaian sipil resmi (PSR), Theodoro untuk pakaian sipil harian (PSH), dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap (PSL).
(dra)
tulis komentar anda