Covid-22 Disebut Akan Lebih Mengancam dari Varian Delta
Rabu, 25 Agustus 2021 - 11:43 WIB
JAKARTA - Covid-22 disebut akan lebih mengancam daripada varian Delta . Profesor Ahli Imunologi Dokter Sai Reddy mengatakan varian baru yang muncul pada tahun 2022 dapat menimbulkan risiko lebih besar sehingga penting mempersiapkan diri.
Dilansir dari Express, Rabu (25/8) menurut Reddy bahwa varian yang beredar saat ini akan bergabung untuk membuat strain yang lebih mematikan. Covid-22 bisa lebih buruk dari apa yang disaksikan sekarang.
“Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat. Kemunculan varian baru ini risikonya besar. Kita harus bersiap menghadapinya," kata Reddy.
Reddy mengungkapkan varian Delta adalah jenis paling menular yang harus diperhitungkan dunia sejauh ini.
Tetapi varian ini tidak memiliki "mutasi pelarian" - fitur genetik yang membantunya menghindari sistem kekebalan.
Mutasi yang lolos, terlihat pada beberapa varian seperti Beta , merusak beberapa efektivitas vaksin dan mendorong perlunya penyesuaian lebih lanjut.
Reddy menyebut kombinasi dari faktor-faktor ini, baik yang lebih mematikan, menular atau menghindari kekebalan bisa terbukti bisa mematikan yang membuat beberapa kemajuan dunia mundur.
“Ini adalah fase pandemi berikutnya ketika Beta atau Gama menjadi lebih menular atau Delta mengembangkan mutasi pelarian. Itu akan menjadi masalah besar untuk tahun mendatang," ungkap Reddy.
Lihat Juga: Covid-19 Kembali Serang Singapura, Ini Langkah Kemenkes untuk Halau Penyebarannya di Indonesia
Dilansir dari Express, Rabu (25/8) menurut Reddy bahwa varian yang beredar saat ini akan bergabung untuk membuat strain yang lebih mematikan. Covid-22 bisa lebih buruk dari apa yang disaksikan sekarang.
“Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat. Kemunculan varian baru ini risikonya besar. Kita harus bersiap menghadapinya," kata Reddy.
Reddy mengungkapkan varian Delta adalah jenis paling menular yang harus diperhitungkan dunia sejauh ini.
Tetapi varian ini tidak memiliki "mutasi pelarian" - fitur genetik yang membantunya menghindari sistem kekebalan.
Mutasi yang lolos, terlihat pada beberapa varian seperti Beta , merusak beberapa efektivitas vaksin dan mendorong perlunya penyesuaian lebih lanjut.
Reddy menyebut kombinasi dari faktor-faktor ini, baik yang lebih mematikan, menular atau menghindari kekebalan bisa terbukti bisa mematikan yang membuat beberapa kemajuan dunia mundur.
“Ini adalah fase pandemi berikutnya ketika Beta atau Gama menjadi lebih menular atau Delta mengembangkan mutasi pelarian. Itu akan menjadi masalah besar untuk tahun mendatang," ungkap Reddy.
Lihat Juga: Covid-19 Kembali Serang Singapura, Ini Langkah Kemenkes untuk Halau Penyebarannya di Indonesia
(dra)
tulis komentar anda