Ini 3 Masjid Tertua di Indonesia, Salah Satunya Ada di Maluku Tengah
Jum'at, 03 September 2021 - 22:20 WIB
2. Masjid Tua Palopo, Sulawesi Selatan (1604)
Masjid Tua Palopo peninggalaan Kerajaan Luwu di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Masjid ini didirikan pada 1604 oleh Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe yang merupakan Raja Luwu.
Masjid ini sangat unik, jadi satu-satunya di Indonesia atau bahkan di dunia yaitu terletak pada bentuk dan konstruksi dinding yang terbuat dari batu cadas dibentuk menjadi blok-blok segi empat, ketebalannya mencapai 0.92 Cm, serta dapat dipastikan mendapat pengaruh arsitektur candi di Jawa.
3. Masjid Wapauwe, Maluku Tengah (1414)
Berlokasi di Kaitetu, Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Keberadaan Masjid Wapauwe merupakan bukti sejarah Islam di Maluku pada masa lampau. Menariknya, di masjid ini terdapat Mushaf Alquran yang disebut termasuk tertua di Indonesia.
Al-Qur'an yang dimaksud adalah Mushaf Imam Muhammad Arikulapessy, selesai ditulis tangan pada 1550 tanpa hiasan pinggir, dan Mushaf Nur Cahya yang selesai ditulis pada 1590 dan juga tidak diberi hiasan pinggirannya layaknya Alquran pada umumnya.
Masjid Tua Palopo peninggalaan Kerajaan Luwu di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Masjid ini didirikan pada 1604 oleh Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe yang merupakan Raja Luwu.
Masjid ini sangat unik, jadi satu-satunya di Indonesia atau bahkan di dunia yaitu terletak pada bentuk dan konstruksi dinding yang terbuat dari batu cadas dibentuk menjadi blok-blok segi empat, ketebalannya mencapai 0.92 Cm, serta dapat dipastikan mendapat pengaruh arsitektur candi di Jawa.
3. Masjid Wapauwe, Maluku Tengah (1414)
Berlokasi di Kaitetu, Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Keberadaan Masjid Wapauwe merupakan bukti sejarah Islam di Maluku pada masa lampau. Menariknya, di masjid ini terdapat Mushaf Alquran yang disebut termasuk tertua di Indonesia.
Al-Qur'an yang dimaksud adalah Mushaf Imam Muhammad Arikulapessy, selesai ditulis tangan pada 1550 tanpa hiasan pinggir, dan Mushaf Nur Cahya yang selesai ditulis pada 1590 dan juga tidak diberi hiasan pinggirannya layaknya Alquran pada umumnya.
(wur)
tulis komentar anda