Studi: Berhasil Turunkan Berat Badan Tak Jamin Tubuh Sehat, Olahraga Lebih Penting
Jum'at, 22 Oktober 2021 - 14:55 WIB
Faktanya, orang yang dianggap obesitas mungkin memiliki risiko kematian dini lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal tetapi tidak dalam kondisi baik. Artinya tinggi risiko penyakit kardiovaskular meski berat badannya normal.
Kekuatan aktivitas fisik
Obesitas tapi bugar itu bukan hal yang aneh di dunia medis. Mereka ini disebut sebagai MHO yang artinya, meski tubuhnya dikategorikan sebagai obesitas, tetapi tidak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan tidak lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung atau stroke dibanding mereka yang tidak obesitas. Tetapi, orang-orang yang aktivitas fisiknya rendah, malah kebalikannya.
Meningkatkan aktivitas fisik bukan berarti harus olahraga super keras atau berjalan sangat jauh. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sendiri merekomendasikan orang dewasa membutuhkan 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggunya, atau menambah aktivitas penguatan otot setidaknya 2 hari dalam seminggu.
"Berjalan cepat dianggap sebagai latihan aerobik, dan berkebun atau melakukan yoga dikategorikan sebagai aktivitas penguatan otot," lapor CDC.
Di sisi lain, dr Hemalee Patel, seorang dokter yang berpraktek di perawatan primer One Medical menegaskan bahwa beda tipe tubuh, beda juga jenis latihan tentunya.
"Jadi, seseorang mungkin ketika melakukan HIIT napasnya masih bekerja dengan baik, tapi ada orang yang lebih cocok bersepeda atau berlari karena saat melakukan HIIT napasnya langsung terganggu," kata dr Patel.
Sementara itu, para peneliti juga meminta kepada masyarakat untuk tidak hanya berfokus pada angka berat badan, tetapi bagaimana menjaga aktivitas fisik dan asupan makanan setiap harinya karena itu lebih penting.
Kekuatan aktivitas fisik
Obesitas tapi bugar itu bukan hal yang aneh di dunia medis. Mereka ini disebut sebagai MHO yang artinya, meski tubuhnya dikategorikan sebagai obesitas, tetapi tidak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan tidak lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung atau stroke dibanding mereka yang tidak obesitas. Tetapi, orang-orang yang aktivitas fisiknya rendah, malah kebalikannya.
Meningkatkan aktivitas fisik bukan berarti harus olahraga super keras atau berjalan sangat jauh. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sendiri merekomendasikan orang dewasa membutuhkan 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggunya, atau menambah aktivitas penguatan otot setidaknya 2 hari dalam seminggu.
"Berjalan cepat dianggap sebagai latihan aerobik, dan berkebun atau melakukan yoga dikategorikan sebagai aktivitas penguatan otot," lapor CDC.
Di sisi lain, dr Hemalee Patel, seorang dokter yang berpraktek di perawatan primer One Medical menegaskan bahwa beda tipe tubuh, beda juga jenis latihan tentunya.
"Jadi, seseorang mungkin ketika melakukan HIIT napasnya masih bekerja dengan baik, tapi ada orang yang lebih cocok bersepeda atau berlari karena saat melakukan HIIT napasnya langsung terganggu," kata dr Patel.
Sementara itu, para peneliti juga meminta kepada masyarakat untuk tidak hanya berfokus pada angka berat badan, tetapi bagaimana menjaga aktivitas fisik dan asupan makanan setiap harinya karena itu lebih penting.
tulis komentar anda