Bibit Vaksin Merah Putih Sudah Penuhi Standar Industri
Selasa, 28 Desember 2021 - 20:34 WIB
JAKARTA - Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman dan Bio Farma dinilai sudah sesuai standar industri. Vaksin ini rencananya baru bisa dipakai pada akhir 2022.
Hal tersebut memberi optimisme pada masyarakat untuk bisa mendapatkan vaksin buatan Indonesia yang berkualitas.
"Menurut industri, 'seed vaccine' atau bibit vaksin Merah Putih tersebut sudah memenuhi standar industri di mana hasil atau 'yield'-nya sudah sesuai dengan permintaan industri," ungkap Peneliti Vaksin Eijkman, Tedjo Sasmono di acara Sarasehan: Arah Riset Biologi Molekuler di BRIN, di Auditorium Eijkman, Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman sendiri memakai platform protein rekombinan yang menggunakan sel yeast atau ragi dan sel mamalia. Keduanya punya perkembangan yang berbeda.
Ya, pada jenis sel ragi, bibit vaksinnya sudah berada di PT Bio Farma sebagai mitra industri pengembang vaksin. Tapi, bagian utama dari riset bibit vaksin yang menjadi tugas Eijkman sudah selesai. "Jadi, bola sudah ada di industri untuk yang sel ragi," tegas Tedjo.
Meski sudah selesai, namun Eijkman tetap masih melanjutkan interaksi untuk pengembangan vaksin dari bibit vaksin tersebut bersama Bio Farma. Eijkman sendiri tetap rutin melakukan konsultasi, diskusi, dan mencari cara pemurnian terbaik untuk pengembangan vaksin.
Sementara itu, yield yang sel mamalia dinilai pihak industri pun sudah memenuhi syarat industri sesuai dengan parameter-parameter yang ditetapkan industri secara keekonomian.
Secara ilmiah, kata Tedjo, bibit vaksin ini sudah memenuhi aspek imunogenisitas atau kemampuan menghasilkan antibodi pada tubuh manusia.
"Tapi, kami belum mendapatkan mitra industri dan hingga sekarang masih terus melakukan negosiasi dengan beberapa industri," pungkasnya.
Lihat Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ratusan Ribu Tahun Depan, Menkes Imbau Vaksinasi Sekarang Mumpung Gratis
Hal tersebut memberi optimisme pada masyarakat untuk bisa mendapatkan vaksin buatan Indonesia yang berkualitas.
"Menurut industri, 'seed vaccine' atau bibit vaksin Merah Putih tersebut sudah memenuhi standar industri di mana hasil atau 'yield'-nya sudah sesuai dengan permintaan industri," ungkap Peneliti Vaksin Eijkman, Tedjo Sasmono di acara Sarasehan: Arah Riset Biologi Molekuler di BRIN, di Auditorium Eijkman, Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman sendiri memakai platform protein rekombinan yang menggunakan sel yeast atau ragi dan sel mamalia. Keduanya punya perkembangan yang berbeda.
Ya, pada jenis sel ragi, bibit vaksinnya sudah berada di PT Bio Farma sebagai mitra industri pengembang vaksin. Tapi, bagian utama dari riset bibit vaksin yang menjadi tugas Eijkman sudah selesai. "Jadi, bola sudah ada di industri untuk yang sel ragi," tegas Tedjo.
Meski sudah selesai, namun Eijkman tetap masih melanjutkan interaksi untuk pengembangan vaksin dari bibit vaksin tersebut bersama Bio Farma. Eijkman sendiri tetap rutin melakukan konsultasi, diskusi, dan mencari cara pemurnian terbaik untuk pengembangan vaksin.
Sementara itu, yield yang sel mamalia dinilai pihak industri pun sudah memenuhi syarat industri sesuai dengan parameter-parameter yang ditetapkan industri secara keekonomian.
Secara ilmiah, kata Tedjo, bibit vaksin ini sudah memenuhi aspek imunogenisitas atau kemampuan menghasilkan antibodi pada tubuh manusia.
"Tapi, kami belum mendapatkan mitra industri dan hingga sekarang masih terus melakukan negosiasi dengan beberapa industri," pungkasnya.
Lihat Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ratusan Ribu Tahun Depan, Menkes Imbau Vaksinasi Sekarang Mumpung Gratis
(nug)
tulis komentar anda