Tukar Tambah Waktu Jadi Novel Terbaik di Kompetisi Kwikku 2021
Jum'at, 18 Februari 2022 - 19:25 WIB
JAKARTA - Kompetisi 500 juta yang digelar oleh Kwikku 2021 yang berlangsung selama 4 bulan telah menemukan pemenang dari setiap kategori. Lebih dari 5.000 karya masuk ke tim dewan juri dan diseleksi menjadi tiga bagian yakni novel , webtoon, dan cover design yang mana kompetisi ini semakin meningkatkan kreativitas sekaligus meningkatkan budaya literasi di kalangan anak muda.
Berbagai genre dengan kualitas cerita berbeda serta ide-ide orisinal menjadi nilai plus dari penjurian kompetisi tahun ini. Pemilihan pemenang dalam kompetisi ini mempertimbangkan beberapa poin penting, yakni untuk kategori novel juri menilai tingkat orisinalitas karya, teknik bercerita, dan tata bahasa.
A Fuadi sebagai salah satu tim dewan juri kategori novel mengatakan untuk pertama kali digandeng untuk menyeleksi karya-karya yang masuk dan begitu terkejut dengan hasil karya dan kreatifitas yang masuk dan dinilai oleh juri.
"Saya pertama kalinya diajak dan terkejut kalau ternyata novel yang masuk ke tim dewan juri sangat fresh dan bagus-bagus sekali. Takjub sekali mem
Penulis Dewi Dee Lestari dari tim juri novel lain juga mengatakan hal yang sama. Buat tiga pemenang di kategori, tim juri sepakat memenangkan mereka.
"Ada sebuah kemerdekaan dari teman-teman kreator yang memasukkan ke logika dan universe baru. Tidak ragu untuk memasukkan lokal content, konten lingkungan, dan sejarah sedih tentang Indonesia. Menurut saya, ini sebuah upaya yang lebih baik. Bukan cuma tempelan atau background saja tapi diolah jadi cerita," ungkapnya.
Penulis novel laris Supernova, Filosofi Kopi dan lainnya ini mengungkapkan sebagai juri dirinya terbilang pelit dalam menilai. Namun, dia menilai banyak talenta penulis novel yang berbakat dari segi cerita meski banyak yang gak selesaikan karya hingga akhir cerita belum jadi belum bisa nilai karyanya secara keseluruhan serta kesalahan elementer lain terutama dalam tata bahasa.
"Saya lihat banyak yang bertalenta meski belum selesai atau tuntas dalam membuat cerita dan paling mendasar banyak juga melakukan kesalahan di tata bahasa, tanda
Sweta Kartika dari tim juri webtoon mengatakan para pemenang bisa dilihat dari berbagai ide dan genre.Untuk kategori webtoon, nilai plus berada pada visual, teknik bercerita, dan layout. "Karya pada kompetisi kali ini yang masuk menghadirkan tema dan gaya gambar yang bervariasi. Semangat peserta untuk berlatih mengasah teknik penceritaan atau storytelling, adalah kekuatan utama sebuah komik," tuturnya.
Adapun setelah menjalani proses seleksi selama empat bulan, dari kategori novel ada Tukar Tambah Nasib karya Seplia Sartika S (juara 1), Tunggu Aku di Batavia karya Ni Ketut Yuni Suastini (juara 2), Nun Mati 1962 karya Tian Setiawati Topandi (juara 3). Untuk kategori webtoon ada Pallid Dream karya Ulfia Khairani D (juara 1), Sunlover karya 7STudio (juara 2), dan Magang di Tempat Supervillains karya Kyriepoda (juara 3). Sedangkan pemenang 1 kategori cover design ada The Archer karya A Fajrul Islam, Harimau! Harimau! karya Benie Ahmad, dan Love is Just a Memory karya Amalina Nur Asrari sebagai juara ketiga.
Berbagai genre dengan kualitas cerita berbeda serta ide-ide orisinal menjadi nilai plus dari penjurian kompetisi tahun ini. Pemilihan pemenang dalam kompetisi ini mempertimbangkan beberapa poin penting, yakni untuk kategori novel juri menilai tingkat orisinalitas karya, teknik bercerita, dan tata bahasa.
A Fuadi sebagai salah satu tim dewan juri kategori novel mengatakan untuk pertama kali digandeng untuk menyeleksi karya-karya yang masuk dan begitu terkejut dengan hasil karya dan kreatifitas yang masuk dan dinilai oleh juri.
"Saya pertama kalinya diajak dan terkejut kalau ternyata novel yang masuk ke tim dewan juri sangat fresh dan bagus-bagus sekali. Takjub sekali mem
Penulis Dewi Dee Lestari dari tim juri novel lain juga mengatakan hal yang sama. Buat tiga pemenang di kategori, tim juri sepakat memenangkan mereka.
"Ada sebuah kemerdekaan dari teman-teman kreator yang memasukkan ke logika dan universe baru. Tidak ragu untuk memasukkan lokal content, konten lingkungan, dan sejarah sedih tentang Indonesia. Menurut saya, ini sebuah upaya yang lebih baik. Bukan cuma tempelan atau background saja tapi diolah jadi cerita," ungkapnya.
Penulis novel laris Supernova, Filosofi Kopi dan lainnya ini mengungkapkan sebagai juri dirinya terbilang pelit dalam menilai. Namun, dia menilai banyak talenta penulis novel yang berbakat dari segi cerita meski banyak yang gak selesaikan karya hingga akhir cerita belum jadi belum bisa nilai karyanya secara keseluruhan serta kesalahan elementer lain terutama dalam tata bahasa.
"Saya lihat banyak yang bertalenta meski belum selesai atau tuntas dalam membuat cerita dan paling mendasar banyak juga melakukan kesalahan di tata bahasa, tanda
Sweta Kartika dari tim juri webtoon mengatakan para pemenang bisa dilihat dari berbagai ide dan genre.Untuk kategori webtoon, nilai plus berada pada visual, teknik bercerita, dan layout. "Karya pada kompetisi kali ini yang masuk menghadirkan tema dan gaya gambar yang bervariasi. Semangat peserta untuk berlatih mengasah teknik penceritaan atau storytelling, adalah kekuatan utama sebuah komik," tuturnya.
Adapun setelah menjalani proses seleksi selama empat bulan, dari kategori novel ada Tukar Tambah Nasib karya Seplia Sartika S (juara 1), Tunggu Aku di Batavia karya Ni Ketut Yuni Suastini (juara 2), Nun Mati 1962 karya Tian Setiawati Topandi (juara 3). Untuk kategori webtoon ada Pallid Dream karya Ulfia Khairani D (juara 1), Sunlover karya 7STudio (juara 2), dan Magang di Tempat Supervillains karya Kyriepoda (juara 3). Sedangkan pemenang 1 kategori cover design ada The Archer karya A Fajrul Islam, Harimau! Harimau! karya Benie Ahmad, dan Love is Just a Memory karya Amalina Nur Asrari sebagai juara ketiga.
(hri)
tulis komentar anda