5 Kuliner Khas Jawa Barat yang Penuh Filosofi, Cita Rasa Melegenda
Senin, 07 Maret 2022 - 13:24 WIB
Saripati kemudian dimasak dengan menggunakan tungku yang bahan bakarnya berasal dari batok kelapa. Perlu stamina ekstra di sini. Sebab, proses memasak memakan waktu hingga empat jam dengan terus mengaduk saripati, agar tidak gosong.
Proses tersebut bertujuan untuk memisahkan saripati dan minyak kelapa. Galendo yang telah terpisah dari minyak, kemudian dikeringkan untuk memastikan minyaknya benar-benar hilang. Setelah itu, galendo baru bisa disajikan. Banyak toko cinderamata di Ciamis yang menjajakan galendo, baik dalam bentuk batang maupun bubuk.
4. Bubur Suro
Bubur suro adalah kuliner istimewa yang biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.
Bubur suro terbuat dari bubur beras, santen kelapa, dan lauk pauk. Lauk pauknya seperti sambal goreng, dendeng daging sapi suwir, ayam suwir, ikan asin jambal, ebi, serundeng kuning, kacang tanah goreng, buah delima pretel, buah jerus gede suwir, daung kemangi, dan bahan lainnya.
Selain itu, bubur suro juga disajikan bersama aneka hasil bumi, seperti kacang-kacangan, kelapa, umbi-umbian, dan buah-buahan. Dalam pembuatannya, bubur suro mengandung filosofi, yakni agar senantiasa bersyukur dan bersedekah.
Pasalnya, bahan-bahan pembuatan bubur ini berasal dari sukarela masyarakat dan diolah di Bangsal Paseban Keraton Kanoman Cirebon. Untuk penyajiannya, bubur suro ditempatkan di wadah yang terbuat dari daun klutuk yang dibentuk seperti perahu sebagai pengingat Nabi Nuh.
Biasanya sebelum disajikan, terdapat beberapa upacara adat yang lebih dulu digelar di lingkungan Keraton Kanoman Cirebon.
Proses tersebut bertujuan untuk memisahkan saripati dan minyak kelapa. Galendo yang telah terpisah dari minyak, kemudian dikeringkan untuk memastikan minyaknya benar-benar hilang. Setelah itu, galendo baru bisa disajikan. Banyak toko cinderamata di Ciamis yang menjajakan galendo, baik dalam bentuk batang maupun bubuk.
4. Bubur Suro
Bubur suro adalah kuliner istimewa yang biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.
Bubur suro terbuat dari bubur beras, santen kelapa, dan lauk pauk. Lauk pauknya seperti sambal goreng, dendeng daging sapi suwir, ayam suwir, ikan asin jambal, ebi, serundeng kuning, kacang tanah goreng, buah delima pretel, buah jerus gede suwir, daung kemangi, dan bahan lainnya.
Selain itu, bubur suro juga disajikan bersama aneka hasil bumi, seperti kacang-kacangan, kelapa, umbi-umbian, dan buah-buahan. Dalam pembuatannya, bubur suro mengandung filosofi, yakni agar senantiasa bersyukur dan bersedekah.
Pasalnya, bahan-bahan pembuatan bubur ini berasal dari sukarela masyarakat dan diolah di Bangsal Paseban Keraton Kanoman Cirebon. Untuk penyajiannya, bubur suro ditempatkan di wadah yang terbuat dari daun klutuk yang dibentuk seperti perahu sebagai pengingat Nabi Nuh.
Biasanya sebelum disajikan, terdapat beberapa upacara adat yang lebih dulu digelar di lingkungan Keraton Kanoman Cirebon.
Baca Juga
tulis komentar anda