Jangan Remehkan Kasus COVID-19 Anak yang Terus Naik
Rabu, 17 Juni 2020 - 23:03 WIB
"Padahal kalau anak datang dengan keluhan, batuk, pilek, pneumonia, sesak, maka protokolnya akan dianggap sebagai PDP dan harus diswab. Ini sangat tidak nyaman bagi orang dewasa terlebih anak-anak," ujar spesialis anak tersebut.
Tes swab adalah pemeriksaan untuk mendeteksi virus corona. Tes ini juga disebut tes PCR (polymerase chain reaction). Pada tes PCR, sampel yang biasa digunakan adalah apus tenggorok di belakang hidung (nasofaring) atau belakang mulut (orofaring). Nantinya, pasien akan diminta sedikit mendongak dan dimasukkan cotton bud dengan tangkai panjang ke dalam lubang hidung pasien hingga mencapai bagian belakang hidung. ( )
Dokter akan mengambil sampel dengan cara menyapukan dan memutar alat swab tersebut selama beberapa detik. Tentu prosedur ini akan membuat anak tidak nyaman dan mungkin juga terasa sakit. Karenanya, dr. Melia mewanti-wanti agar anak-anak di rumah saja dan tidak bepergian.
"Bepergian boleh ke tempat yang tidak ada orangnya seperti di hutan atau ke sawah. Bersepeda boleh sendiri, tidak berombongan," sarannya.
Ingat, jangan karena anak merasa jenuh di rumah lalu orangtua memutuskan mengajak ke mal atau ke tempat keramaian.
"Akhirnya anak terkena virus corona, harus dirawat dan diisolasi. Orangtua yang menjaganya pun berisiko terkena. Akhirnya menyesal luar biasa," kata dr. Melia.
Tes swab adalah pemeriksaan untuk mendeteksi virus corona. Tes ini juga disebut tes PCR (polymerase chain reaction). Pada tes PCR, sampel yang biasa digunakan adalah apus tenggorok di belakang hidung (nasofaring) atau belakang mulut (orofaring). Nantinya, pasien akan diminta sedikit mendongak dan dimasukkan cotton bud dengan tangkai panjang ke dalam lubang hidung pasien hingga mencapai bagian belakang hidung. ( )
Dokter akan mengambil sampel dengan cara menyapukan dan memutar alat swab tersebut selama beberapa detik. Tentu prosedur ini akan membuat anak tidak nyaman dan mungkin juga terasa sakit. Karenanya, dr. Melia mewanti-wanti agar anak-anak di rumah saja dan tidak bepergian.
"Bepergian boleh ke tempat yang tidak ada orangnya seperti di hutan atau ke sawah. Bersepeda boleh sendiri, tidak berombongan," sarannya.
Ingat, jangan karena anak merasa jenuh di rumah lalu orangtua memutuskan mengajak ke mal atau ke tempat keramaian.
"Akhirnya anak terkena virus corona, harus dirawat dan diisolasi. Orangtua yang menjaganya pun berisiko terkena. Akhirnya menyesal luar biasa," kata dr. Melia.
(tsa)
tulis komentar anda