Gerakan Nasional Literasi Digital Serukan Bijak dan Sopan Berkomentar di Aplikasi Pesan Instan
Rabu, 27 Juli 2022 - 14:00 WIB
Citra menambahkan, pada prinsipnya setiap pengguna internet harus menyadari bahwa dirinya berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain. Bukan sekadar deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Relawan Edukasi Anti Hoax Indonesia (Redaxi) Wildan mengungkapkan, berdasarkan survei Masyarakat Telematika Indonesia tahun 2019, media sosial menjadi saluran penyebaran kabar bohong atau hoaks tertinggi yakni 87,5 %, diikuti aplikasi pesan instan yaitu 67%.
Menurut dia, berita hoaks diciptakan orang pintar tapi jahat, lalu disebarkan orang baik tapi kurang literasi.
“Tidak semua mampu menangkis atau menyaring konten hoaks dan ini berbahaya karena bisa menyangkut keselamatan masyarakat. Contohnya sesudah tsunami Aceh 2004, masyarakat setempat sering menerima berita hoaks isu-isu tsunami, sampai-sampai tengah malam panik untuk segera melakukan evakuasi. Dampaknya lalu lintas penuh dan memicu terjadinya kecelakaan,” bebernya, seraya mengingatkan ancaman pidana penjara hingga 10 tahun sesuai pasal 14 KUHP bagi pelaku penyebar hoaks yang menimbulkan keonaran.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan menciptakan komunitas cerdas, tapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, serta kreatif di era industri 4.0.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Relawan Edukasi Anti Hoax Indonesia (Redaxi) Wildan mengungkapkan, berdasarkan survei Masyarakat Telematika Indonesia tahun 2019, media sosial menjadi saluran penyebaran kabar bohong atau hoaks tertinggi yakni 87,5 %, diikuti aplikasi pesan instan yaitu 67%.
Menurut dia, berita hoaks diciptakan orang pintar tapi jahat, lalu disebarkan orang baik tapi kurang literasi.
“Tidak semua mampu menangkis atau menyaring konten hoaks dan ini berbahaya karena bisa menyangkut keselamatan masyarakat. Contohnya sesudah tsunami Aceh 2004, masyarakat setempat sering menerima berita hoaks isu-isu tsunami, sampai-sampai tengah malam panik untuk segera melakukan evakuasi. Dampaknya lalu lintas penuh dan memicu terjadinya kecelakaan,” bebernya, seraya mengingatkan ancaman pidana penjara hingga 10 tahun sesuai pasal 14 KUHP bagi pelaku penyebar hoaks yang menimbulkan keonaran.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan menciptakan komunitas cerdas, tapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, serta kreatif di era industri 4.0.
(tsa)
tulis komentar anda