Bagaimana Cara Mengatasi ASI yang Tidak Keluar? Begini Kata Dokter
Sabtu, 06 Agustus 2022 - 18:02 WIB
JAKARTA - World Breastfeeding Week atau Pekan ASI Sedunia tiap tahun diperingati pada 1-7 Agustus. Pekan ASI Sedunia merupakan upaya WHO dan UNICEF untuk mendukung ibu menyusui di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Pekan ASI Sedunia ini juga diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai betapa pentingnya memberikan ASI kepada bayi. Karena ASI mempunyai banyak manfaat istimewa untuk bayi.
Pemberian ASI eksklusif tentu sangat penting untuk mencegah stunting. Sebab, menurut data, Indonesia sendiri masuk dalam daftar dengan angka stunting tertinggi di Asia Tenggara, yakni 24 persen pada 2021.
Konselor Laktasi, dr. Nadia Utami Putri mengatakan, bila bicara soal stunting, ada banyak faktor. Tak hanya dari ASI tapi juga asupan gizi ibunya kurang, MPASI tidak cukup, faktor kemiskinan, sanitasi dan lain sebagainya. Biasanya hal itu terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan.
"Jadi sebenarnya untuk mengatasi itu, selain memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, ibu juga harus mengonsumsi gizi yang seimbang," kata dr. Nadia dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Peringati Breastfeeding Week 2022: Cegah Stunting dengan ASI Eksklusif, di kanal YouTube Partai Perindo, Sabtu (6/8/2022).
"Dalam satu piring harus ada karbo, protein, lemak, dan minum yang cukup. Banyak yang salah kaprah. Menyuruh ibu menyusui makan apa saja tapi asupan gizinya nggak bagus. Jadi sama aja," lanjutnya.
Namun faktanya, banyak kendala dialami ibu saat menyusui. Yang paling umum adalah ASI tidak keluar saat awal melahirkan. Hal itu membuat para ibu memilih untuk memberi susu formula kepada anaknya.
Padahal, menurut Dokter Nadia, saat ASI tidak keluar perlu dilihat dulu waktunya. Bila ASI tidak keluar di awal melahirkan itu hal yang wajar.
Pekan ASI Sedunia ini juga diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai betapa pentingnya memberikan ASI kepada bayi. Karena ASI mempunyai banyak manfaat istimewa untuk bayi.
Pemberian ASI eksklusif tentu sangat penting untuk mencegah stunting. Sebab, menurut data, Indonesia sendiri masuk dalam daftar dengan angka stunting tertinggi di Asia Tenggara, yakni 24 persen pada 2021.
Baca Juga
Konselor Laktasi, dr. Nadia Utami Putri mengatakan, bila bicara soal stunting, ada banyak faktor. Tak hanya dari ASI tapi juga asupan gizi ibunya kurang, MPASI tidak cukup, faktor kemiskinan, sanitasi dan lain sebagainya. Biasanya hal itu terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan.
"Jadi sebenarnya untuk mengatasi itu, selain memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, ibu juga harus mengonsumsi gizi yang seimbang," kata dr. Nadia dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Peringati Breastfeeding Week 2022: Cegah Stunting dengan ASI Eksklusif, di kanal YouTube Partai Perindo, Sabtu (6/8/2022).
"Dalam satu piring harus ada karbo, protein, lemak, dan minum yang cukup. Banyak yang salah kaprah. Menyuruh ibu menyusui makan apa saja tapi asupan gizinya nggak bagus. Jadi sama aja," lanjutnya.
Namun faktanya, banyak kendala dialami ibu saat menyusui. Yang paling umum adalah ASI tidak keluar saat awal melahirkan. Hal itu membuat para ibu memilih untuk memberi susu formula kepada anaknya.
Padahal, menurut Dokter Nadia, saat ASI tidak keluar perlu dilihat dulu waktunya. Bila ASI tidak keluar di awal melahirkan itu hal yang wajar.
tulis komentar anda