Ketimbang Flu, Stroke Lebih Mungkin Terjadi karena Covid-19
Selasa, 07 Juli 2020 - 03:03 WIB
Antibodi juga berperan dalam perkembangan stroke. "Ada antibodi yang telah kita kenal sejak lama, tidak ada hubungannya dengan virus ini, tetapi kita tahu meningkatkan risiko orang untuk mengalami stroke dan gumpalan pembuluh darah lainnya, dan kita melihat mereka dalam insiden yang lebih tinggi pada pasien dengan Covid-19," terang Azhar.
Karena risiko ini, pasien Covid-19 dimonitor untuk tanda-tanda pembekuan. Secara umum, setiap pasien dengan Covid-19 akan memakai pengencer darah tingkat rendah untuk mencoba dan mencegah pembekuan.
Pasien yang mengalami pembekuan darah memakai pengencer darah dengan dosis yang lebih tinggi agar mereka tidak mengalami pembekuan darah yang dapat merusak organ vital. Menurut Azhar, baik pasien Covid-19 muda dan tua dapat mengalami pembekuan, dengan risiko paling parah.
Pada beberapa pasien, stroke mungkin merupakan tanda pertama Covid-19. Dalam studi ini, lebih dari seperempat pasien pergi ke ruang gawat darurat karena stroke dan kemudian didiagnosis dengan Covid-19.
Untungnya, hanya sebagian kecil pasien Covid-19 yang mengalami stroke. Dari 1.916 pasien yang memiliki virus dalam penelitian ini, sebanyak 31 menderita stroke. Namun, kecacatan setelah stroke dapat menjadi efek yang bertahan lama dari virus.
(Baca juga: Termasuk Aksesori Kesehatan, Kalung Eucalyptus Bukan Antivirus Corona )
"Bagaimanapun, penyakit Covid-19 jelas terkait dengan kecenderungan pembentukan gumpalan darah, dan stroke perlu dipertimbangkan sebagai kemungkinan komplikasi," ucap Goldstein.
Karena risiko ini, pasien Covid-19 dimonitor untuk tanda-tanda pembekuan. Secara umum, setiap pasien dengan Covid-19 akan memakai pengencer darah tingkat rendah untuk mencoba dan mencegah pembekuan.
Pasien yang mengalami pembekuan darah memakai pengencer darah dengan dosis yang lebih tinggi agar mereka tidak mengalami pembekuan darah yang dapat merusak organ vital. Menurut Azhar, baik pasien Covid-19 muda dan tua dapat mengalami pembekuan, dengan risiko paling parah.
Pada beberapa pasien, stroke mungkin merupakan tanda pertama Covid-19. Dalam studi ini, lebih dari seperempat pasien pergi ke ruang gawat darurat karena stroke dan kemudian didiagnosis dengan Covid-19.
Untungnya, hanya sebagian kecil pasien Covid-19 yang mengalami stroke. Dari 1.916 pasien yang memiliki virus dalam penelitian ini, sebanyak 31 menderita stroke. Namun, kecacatan setelah stroke dapat menjadi efek yang bertahan lama dari virus.
(Baca juga: Termasuk Aksesori Kesehatan, Kalung Eucalyptus Bukan Antivirus Corona )
"Bagaimanapun, penyakit Covid-19 jelas terkait dengan kecenderungan pembentukan gumpalan darah, dan stroke perlu dipertimbangkan sebagai kemungkinan komplikasi," ucap Goldstein.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda