Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Dapat Dilakukan saat Bayi Baru Lahir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2013 menyebutkan bahwa sebagian penduduk Indonesia mengalami masalah pada pendengaran.
Rinciannya, sebanyak 2,6 persen usia 5 tahun ke atas mengalami gangguan pendengaran . Kemudian, 0,09 persen menderita ketulian, lalu sumbatan serumen sebesar 18,8 persen, dan sekret di liang telinga 2,4 persen.
Permasalahan tersebut terjadi di seluruh wilayah Tanah Air, salah satunya ibu kota provinsi Riau, Pekanbaru. Peduli terhadap gangguan pendengaran, Kasoem Hearing Center bersama Rumah Sakit Awal Bros pun menggelar seminar Peduli Kesehatan Pendengaran di Pekanbaru.
Baca juga: Ini Cara untuk Cegah Kanker Payudara Tidak Kembali Kambuh
Menurut Direktur Rumah Sakit Awal Bros A Yani Pekanbaru, dr. Fani Farhansyah, MARS, gangguan pendengaran ini merupakan masalah serius. "Karena, dapat memengaruhi kehidupan di masa depan. Entah anak-anak, orang dewasa, bahkan orang tua lanjut usia," terangnya saat seminar, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Dokter Fani menambahkan bahwa masyarakat Pekanbaru perlu mendapat edukasi guna mengatasi gangguan pendengaran, seperti bagaimana merawat telinga dengan benar.
Selain itu, mereka semestinya juga mendapat pengetahuan mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan saat ada tanda-tanda gangguan pendengaran. Dan langkah pertama itu adalah melakukan pemeriksaan.
"Screening awal pendengaran dapat dilakukan orang tua saat bayi lahir di rumah sakit," kata dia.
(Foto: istimewa)
"Screening pendengaran bayi baru lahir adalah cara paling mudah deteksi dini gangguan pendengaran bayi. Diagnosis hasil pemeriksaan bisa menjadi rujukan untuk pemeriksaan pendengaran lanjutan," jelas dr. Fani.
Untuk memberikan fasilitas yang memadai dalam meningkatkan kepedulian terhadap pendengaran, Kasoem Hearing Center pun hadir di Pekanbaru.
Baca juga: 5 Sayuran Penurun Kolesterol dan Mencegah Penyakit Jantung, Terbukti Menyehatkan
"Masyarakat di Pekanbaru dapat melakukan pemeriksaan pendengaran, berkonsultasi mengenai kebutuhan alat bantu dengar, alat bantu dengar berlabuh tulang (BAHA), penggunaan cochlear implant hingga layanan Auditory Verbal therapy," ungkap Head Marketing Communication Kasoem Group, Seno Isa.
Rinciannya, sebanyak 2,6 persen usia 5 tahun ke atas mengalami gangguan pendengaran . Kemudian, 0,09 persen menderita ketulian, lalu sumbatan serumen sebesar 18,8 persen, dan sekret di liang telinga 2,4 persen.
Permasalahan tersebut terjadi di seluruh wilayah Tanah Air, salah satunya ibu kota provinsi Riau, Pekanbaru. Peduli terhadap gangguan pendengaran, Kasoem Hearing Center bersama Rumah Sakit Awal Bros pun menggelar seminar Peduli Kesehatan Pendengaran di Pekanbaru.
Baca juga: Ini Cara untuk Cegah Kanker Payudara Tidak Kembali Kambuh
Menurut Direktur Rumah Sakit Awal Bros A Yani Pekanbaru, dr. Fani Farhansyah, MARS, gangguan pendengaran ini merupakan masalah serius. "Karena, dapat memengaruhi kehidupan di masa depan. Entah anak-anak, orang dewasa, bahkan orang tua lanjut usia," terangnya saat seminar, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Dokter Fani menambahkan bahwa masyarakat Pekanbaru perlu mendapat edukasi guna mengatasi gangguan pendengaran, seperti bagaimana merawat telinga dengan benar.
Selain itu, mereka semestinya juga mendapat pengetahuan mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan saat ada tanda-tanda gangguan pendengaran. Dan langkah pertama itu adalah melakukan pemeriksaan.
"Screening awal pendengaran dapat dilakukan orang tua saat bayi lahir di rumah sakit," kata dia.
(Foto: istimewa)
"Screening pendengaran bayi baru lahir adalah cara paling mudah deteksi dini gangguan pendengaran bayi. Diagnosis hasil pemeriksaan bisa menjadi rujukan untuk pemeriksaan pendengaran lanjutan," jelas dr. Fani.
Untuk memberikan fasilitas yang memadai dalam meningkatkan kepedulian terhadap pendengaran, Kasoem Hearing Center pun hadir di Pekanbaru.
Baca juga: 5 Sayuran Penurun Kolesterol dan Mencegah Penyakit Jantung, Terbukti Menyehatkan
"Masyarakat di Pekanbaru dapat melakukan pemeriksaan pendengaran, berkonsultasi mengenai kebutuhan alat bantu dengar, alat bantu dengar berlabuh tulang (BAHA), penggunaan cochlear implant hingga layanan Auditory Verbal therapy," ungkap Head Marketing Communication Kasoem Group, Seno Isa.
(nug)