Dipentaskan di Chicago, Monolog Cotton Candy Kembali Dapat Apresiasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kota Chicago menjadi pemberhentian berikutnya rangkaian tur Indonesia Monologue Night Regina Art di Amerika Serikat. Pementasan ini digelar di Indonesian Cultural Center Chicago pada 14 Maret lalu.
Sebagaimana pementasan sebelumnya di Mexico City dan New York, Indonesia Monologue Night Regina Art ini juga mendapat apresiasi dan dukungan.
Ya, pementasan monolog bertajuk Cotton Candy ini memperoleh dukungan penuh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago, Meri Binsar Simorangkir.
Acara-acara seperti pementasan teater ini dinilai dapat menjadi sarana diplomasi yang baik dalam mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional.
Sang seniman teater, Joane Win kembali mendalami membawakan karakter Lisa dalam lakon Cotton Candy ini dengan sangat baik.
Memerankan sosok Lisa yang merupakan penyintas kekerasan seksual secara mendalam, Joane berhasil membuat sejumlah penoton terbawa hingga menangis terharu saat menyaksikan pertunjukan.
Salah satu penonton asal Indonesia, Alicia Katrina Hartono, yang saat ini tengah melanjutkan studi Manufacturing and Design Engineering di Chicago, memberikan tanggapan positif.
"Ini kali pertama saya menonton monolog yang sangat intens, tema yang diangkat Cotton Candy juga sangat penting mengenai korban kekerasan seksual," puji Alicia dalam keterangan tertulis Regina Art, Sabtu (18/3/2023).
"Dan cara Joane Win dalam mengeksplorasi panggung saat menyampaikan cerita juga sangat efektif. Sebagai orang Indonesia saya ikut bangga," lanjut dia.
Hampir senada dengan Alicia, mahasiswi University of Illinois Chicago, Michelle Tedja mengaku sangat senang dengan akting yang diperlihatkan Joane Win.
"Pesan dan pelajaran yang disampaikan di monolog Cotton Candy sangat kuat, sangat ekpresif. Di Indonesia sering dengar banyak cerita tentang peristiwa kerusuhan saat itu, saya takut, dan mungkin tadi saat menonton saya jadi teringat lagi cerita-cerita itu jadi saya sempat menangis dan pergi keluar untuk menenangkan diri," tutur Michelle, yang juga menjabat sebagai Vice President for Permias Chicago.
Sedangkan jurnalis New York Times dan penulis buku bestseller, Ted C. Fishman menyampaikan bahwa tema monolog Cotton Candy relevan dengan perjuangan para penyintas kekerasan seksual.
"Suatu kehormatan saya dapat diundang ke acara Indonesia Monologue Night ini. Cotton Candy mengangkat tema yang hebat dan berani, Joane Win juga pintar membawakan cerita sehingga dapat menggetarkan hati saya," ungkap Ted C. Fishman, yang pernah menjadi dosen tamu di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sementara itu, dalam catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2023 terdapat 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia pada 2022. Angka ini menurun dibanding sebelumnya.
Sebagai seniman, Joane Win bersama Regina Art ingin mengambil bagian dengan terus menyuarakan tentang korban kekerasan seksual melalui pertunjukan monolog Cotton Candy.
Sebagaimana pementasan sebelumnya di Mexico City dan New York, Indonesia Monologue Night Regina Art ini juga mendapat apresiasi dan dukungan.
Ya, pementasan monolog bertajuk Cotton Candy ini memperoleh dukungan penuh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago, Meri Binsar Simorangkir.
Acara-acara seperti pementasan teater ini dinilai dapat menjadi sarana diplomasi yang baik dalam mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional.
Sang seniman teater, Joane Win kembali mendalami membawakan karakter Lisa dalam lakon Cotton Candy ini dengan sangat baik.
Memerankan sosok Lisa yang merupakan penyintas kekerasan seksual secara mendalam, Joane berhasil membuat sejumlah penoton terbawa hingga menangis terharu saat menyaksikan pertunjukan.
Salah satu penonton asal Indonesia, Alicia Katrina Hartono, yang saat ini tengah melanjutkan studi Manufacturing and Design Engineering di Chicago, memberikan tanggapan positif.
"Ini kali pertama saya menonton monolog yang sangat intens, tema yang diangkat Cotton Candy juga sangat penting mengenai korban kekerasan seksual," puji Alicia dalam keterangan tertulis Regina Art, Sabtu (18/3/2023).
"Dan cara Joane Win dalam mengeksplorasi panggung saat menyampaikan cerita juga sangat efektif. Sebagai orang Indonesia saya ikut bangga," lanjut dia.
Hampir senada dengan Alicia, mahasiswi University of Illinois Chicago, Michelle Tedja mengaku sangat senang dengan akting yang diperlihatkan Joane Win.
"Pesan dan pelajaran yang disampaikan di monolog Cotton Candy sangat kuat, sangat ekpresif. Di Indonesia sering dengar banyak cerita tentang peristiwa kerusuhan saat itu, saya takut, dan mungkin tadi saat menonton saya jadi teringat lagi cerita-cerita itu jadi saya sempat menangis dan pergi keluar untuk menenangkan diri," tutur Michelle, yang juga menjabat sebagai Vice President for Permias Chicago.
Sedangkan jurnalis New York Times dan penulis buku bestseller, Ted C. Fishman menyampaikan bahwa tema monolog Cotton Candy relevan dengan perjuangan para penyintas kekerasan seksual.
"Suatu kehormatan saya dapat diundang ke acara Indonesia Monologue Night ini. Cotton Candy mengangkat tema yang hebat dan berani, Joane Win juga pintar membawakan cerita sehingga dapat menggetarkan hati saya," ungkap Ted C. Fishman, yang pernah menjadi dosen tamu di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sementara itu, dalam catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2023 terdapat 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia pada 2022. Angka ini menurun dibanding sebelumnya.
Sebagai seniman, Joane Win bersama Regina Art ingin mengambil bagian dengan terus menyuarakan tentang korban kekerasan seksual melalui pertunjukan monolog Cotton Candy.
(nug)