Mitos atau Fakta, Posisi Doggy Style saat Berhubungan Seks Bisa Bikin Vagina Rusak?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasangan suami istri kerap mengeksplor berbagai macam gaya saat berhubungan seks. Tujuannya tak lain untuk memperoleh kenikmatan yang lebih.
Salah satu gaya seks yang cukup difavoritkan banyak pasangan yakni doggy style, di mana posisi perempuan memunggungi pasangannya seperti merangkak. Dengan posisi ini, pasangan laki-laki kemudian melakukan penetrasi dari belakang.
Namun, ternyata masih banyak yang menganggap bahwa posisi satu ini cukup berbahaya. Meski kerap dianggap sebagai salah satu posisi seks yang menyenangkan, mitos mengatakan bahwa doggy style justru bisa merusak vagina. Pasalnya, posisi ini membuat penis masuk terlalu dalam hingga dapat membuat rahim ‘kendor’. Benarkah demikian?
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes yang akrab disapa dr. Dara pernah membagikan ulasan terkait mitos ini melalui thread di akun Twitternya.
Dokter Dara memastikan bahwa mitos yang menyebut posisi doggy style saat berhubungan intim bisa merusak vagina tidaklah benar.
Ia menyebut, posisi doggy style memang membuat penis penetrasi lebih dalam ke vagina. Menurutnya, posisi ini tidak akan membuat vagina robek ataupun membuat rahim mengendur.
“Doggy style itu memang membuat penetrasi penis bisa masuk banget ke dalam. Kemudian ada yang bilang, takutnya kan vagina robek, karena rahim terlalu terdorong, dan nanti jadi kendor. Apakah benar? Enggak benar,” paparnya, melalui thread di akun Twitternya, dikutip Jumat (5/5/2023).
Dokter Dara juga mengungkapkan alasan mengapa mitos terkait posisi doggy style saat berhubungan intim bisa merusak vagina tidak benar. Salah satunya adalah karena vagina itu sangat elastis, sehingga tidak mudah rusak saat penetrasi penis dengan posisi apa pun. Apalagi, bayi yang ukurannya lebih besar dari penis saja bisa keluar lewat vagina.
“Vagina itu sangat elastis. Jadi enggak akan gampang untuk rusak. Bayi aja bisa keluar kok. Apalagi cuma penis,” ungkapnya.
Justru, lanjut dr. Dara, doggy style menjadi salah satu posisi menyenangkan bagi kebanyakan perempuan. Pasalnya, posisi ini membuat penis pasangan masuk lebih dalam.
“Justru doggy style ini menyenangkan karena perempuan itu terasa terdorong banget, penis suaminya ke dalam vaginanya. Sehingga dia merasa lebih “eh”, lebih kena,” tuturnya.
“Nah, jelas ya, doggy style itu menyenangkan karena vagina bisa merasakan penis masuk ke dalam banget,” sambung dr Dara.
Namun, hal ini menjadi pengecualian jika hubungan seksual dilakukan dalam pemaksaan. Dokter Dara menyebut, pemaksaan dalam hubungan seks bisa saja ‘merusak’ vagina.
“Kecuali pada kasus-kasus, mohon maaf, kasus pemaksaan hubungan seksual. “Kerusakan” bisa saja terjadi karena ada pemaksaan,” terangnya.
“Tetapi ketika tidak dipaksa, doggy style ataupun gaya-gaya yang lain tidak ada bahayanya untuk vagina,” tandasnya.
Salah satu gaya seks yang cukup difavoritkan banyak pasangan yakni doggy style, di mana posisi perempuan memunggungi pasangannya seperti merangkak. Dengan posisi ini, pasangan laki-laki kemudian melakukan penetrasi dari belakang.
Namun, ternyata masih banyak yang menganggap bahwa posisi satu ini cukup berbahaya. Meski kerap dianggap sebagai salah satu posisi seks yang menyenangkan, mitos mengatakan bahwa doggy style justru bisa merusak vagina. Pasalnya, posisi ini membuat penis masuk terlalu dalam hingga dapat membuat rahim ‘kendor’. Benarkah demikian?
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes yang akrab disapa dr. Dara pernah membagikan ulasan terkait mitos ini melalui thread di akun Twitternya.
Dokter Dara memastikan bahwa mitos yang menyebut posisi doggy style saat berhubungan intim bisa merusak vagina tidaklah benar.
Ia menyebut, posisi doggy style memang membuat penis penetrasi lebih dalam ke vagina. Menurutnya, posisi ini tidak akan membuat vagina robek ataupun membuat rahim mengendur.
“Doggy style itu memang membuat penetrasi penis bisa masuk banget ke dalam. Kemudian ada yang bilang, takutnya kan vagina robek, karena rahim terlalu terdorong, dan nanti jadi kendor. Apakah benar? Enggak benar,” paparnya, melalui thread di akun Twitternya, dikutip Jumat (5/5/2023).
Dokter Dara juga mengungkapkan alasan mengapa mitos terkait posisi doggy style saat berhubungan intim bisa merusak vagina tidak benar. Salah satunya adalah karena vagina itu sangat elastis, sehingga tidak mudah rusak saat penetrasi penis dengan posisi apa pun. Apalagi, bayi yang ukurannya lebih besar dari penis saja bisa keluar lewat vagina.
“Vagina itu sangat elastis. Jadi enggak akan gampang untuk rusak. Bayi aja bisa keluar kok. Apalagi cuma penis,” ungkapnya.
Justru, lanjut dr. Dara, doggy style menjadi salah satu posisi menyenangkan bagi kebanyakan perempuan. Pasalnya, posisi ini membuat penis pasangan masuk lebih dalam.
“Justru doggy style ini menyenangkan karena perempuan itu terasa terdorong banget, penis suaminya ke dalam vaginanya. Sehingga dia merasa lebih “eh”, lebih kena,” tuturnya.
Baca Juga
“Nah, jelas ya, doggy style itu menyenangkan karena vagina bisa merasakan penis masuk ke dalam banget,” sambung dr Dara.
Namun, hal ini menjadi pengecualian jika hubungan seksual dilakukan dalam pemaksaan. Dokter Dara menyebut, pemaksaan dalam hubungan seks bisa saja ‘merusak’ vagina.
“Kecuali pada kasus-kasus, mohon maaf, kasus pemaksaan hubungan seksual. “Kerusakan” bisa saja terjadi karena ada pemaksaan,” terangnya.
“Tetapi ketika tidak dipaksa, doggy style ataupun gaya-gaya yang lain tidak ada bahayanya untuk vagina,” tandasnya.
(tsa)