Buku-Buku Terlarang Abad 21, Da Vinci Code Terjual 80 Juta Copy

Selasa, 09 Mei 2023 - 08:54 WIB
loading...
Buku-Buku Terlarang Abad 21, Da Vinci Code Terjual 80 Juta Copy
Sejarah pelarangan buku sudah berlangsung berabad-abad yang lalu. Salah satu buku terkenal yang dilarang di abad 21 adalah Da Vinci Code. Foto/wikipedia
A A A
JAKARTA - Sejarah kelam pelarangan buku sudah terjadi sejak berabad-abad silam. Di zaman modern, kebencian terhadap buku khususnya yang berbau kontroversi seringkali diekspresikan dalam beragam bentuk, mulai dari pelarangan dan sensor hingga menghancurkan fisik buku tersebut. Berikut sejumlah buku yang dilarang di abad 21.

1. The Da Vinci Code (Dan Brown)

Novel Da Vinci Code terjual sekitar 80 juta eksemplar di seluruh dunia dan menjadikan buku ini sebagai salah satu novel terlaris di dunia. Da Vinci Code mengikuti seorang simbolis dan ahli cryptologi ketika mereka mencoba mengungkap rahasia-rahasia sebuah kode kuno. Buku berkisah tentang tokoh-tokoh yang menemukan rahasia gelap yang disembunyikan oleh Gereja Katolik selama berabad-abad khususnya menyoroti soal keilahian Kristus.

2.The Peaceful Pill Handbook (Philip Nitschke)

“The Peaceful Pill Handbook” tidak berhubungan dengan politik, seks, atau rahasia pemerintah. Namun, ini berbicara tentang bunuh diri. Lebih khusus lagi, buku ini menjelaskan bagaimana seorang individu mungkin memilih cara terbaik untuk bunuh diri dan mendiskusikan sejumlah pilihan, termasuk overdosis insulin atau opioid.

Baca juga: Otobiografi Pangeran Harry Jadi Buku Non-fiksi Terlaris Sepanjang Masa


3.Fifty Shades Trilogy (E. L. James)

Fifty Shades of Grey adalah novel yang menceritakan hubungan antara seorang mahasiswa muda dan seorang CEO kaya. Buku ini dikotori dengan adegan seks eksplisit. Banyak kelompok konservatif juga memberi respons negative terhadap keberadaaan novel ini terutama mengenai bagaimana isinya yang dikhawatirkan akan mempengaruhi perilaku remaja yang lebih muda dan orang dewasa.

4.Into The River (Ted Dawe)

Novel “Into the River” adalah kisah seorang bocah remaja Maori yang harus menghadapi perubahan mendadak dari kehidupannya yang tenang di pedesaan untuk bersekolah di kota. Buku ini menggambarkan semua pengalaman anak laki-laki — baik, buruk, dan di antara keduanya. Di antara pengalaman-pengalaman ini adalah penggunaan narkoba dan hubungan seksual. Adegan-adegan itu menyebabkan banyak kalangan khususnya kalangan konservatif menolak keberadaan buku tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1984 seconds (0.1#10.140)