Viral! Panic Buying Air Kemasan di Malaysia Imbas Cuaca Panas Ekstrem
loading...
A
A
A
PENANG - Viral di media sosial sebuah video yang menampilkan situasi panic buying air kemasan di Malaysia. Dalam video itu terlihat salah satu supermarket diserbu para pembeli yang memborong air kemasan dalam jumlah yang banyak.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @finazeffendy76 dan langsung viral di berbagai platform media sosial, salah satunya Twitter. Pemilik akun yang bernama Finaz Effendy menyebut, panic buying air mineral dalam kemasan itu terjadi di kawasan Penang, Malaysia.
“Panic buying, #penang,” tulisnya, dikutip Minggu (21/5/2023).
Di dalam video yang beredar tampak sejumlah pengunjung berlarian menuju rak bagian air mineral dan mengambilnya dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan ada yang sampai mengambil beberapa dus.
Terlihat juga bagian rak tempat air mineral kemasan tersebut telah banyak yang kosong karena telah dibeli oleh pengunjung. Antrean mereka yang membeli air mineral kemasan itu pun mengular di bagian kasir.
Video tersebut lantas dibanjiri komentar netizen. Tak hanya netizen Malaysia, tapi juga dari Indonesia.
Banyak dari mereka yang menyebut bahwa kasus ini merupakan salah satu dampak krisis air akibat cuaca panas ekstrem yang terjadi di beberapa negera belakangan ini.
“Kita jg harus siap2 krn d indonesia cm di riau sm papua barat yg tidak terkena el nino tp mudah2an pemerintah sdh mengantisipasinya,” komentar akun @hi*******.
“Water crisis in Penang and Kedah guys. If it doesn't rain soon, it'll become like the desert. Or so the people have been told,” timpal @yo******.
“Tapi sumpah bln kemaren liburan ke kl panas nya polll gaboong. Malem pun tetep panas gak ada angin, even abis ujan pun gak ada angin. Pulang2 jd sakit,” ujar @a*******.
Foto/TikTok
“Yg di Kalimantan aja masih santai" kok,, padahal panasnya bisa tembus 41 derajat,” kata @bu******.
“Efek El nino emang ga maen2... harus siap2 untuk antisipasi dampak el nino,” imbuh @ram******.
“Bener bgt dulu pernah kekeringan Ampe bingung cr air, setiap beberapa hari ada suplai air mana antri pjng, semoga tahun ini jgn separah dulu Ya Allah,” harap @ta******.
Sementara itu, dilansir dari laman The Star, belakangan ini hujan memang jarang turun di wilayah Penang, Malaysia. Belum lagi bendungan yang mulai mengering yang membuat air keran di wilayah itu tidak keluar.
Penduduk setempat lantas “menyerbu” air minum kemasan di supermarket dan membuatnya ludes dalam waktu seketika. Fenomena panic buying ini lantas viral di media sosial.
Tanpa sumber air dari Sungai Muda, tingkat bendungan di Penang memang menurun. Misalnya Bendungan Ayer Itam yang hanya terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2%, dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2 %.
Beberapa minggu lalu, Ketua Menteri Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk menghemat air. Pasalnya, melihat kondisi Bendungan Ayer Itam, disebutkan bahwa hanya ada pasokan air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.
“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” ujarnya.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @finazeffendy76 dan langsung viral di berbagai platform media sosial, salah satunya Twitter. Pemilik akun yang bernama Finaz Effendy menyebut, panic buying air mineral dalam kemasan itu terjadi di kawasan Penang, Malaysia.
“Panic buying, #penang,” tulisnya, dikutip Minggu (21/5/2023).
Di dalam video yang beredar tampak sejumlah pengunjung berlarian menuju rak bagian air mineral dan mengambilnya dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan ada yang sampai mengambil beberapa dus.
Terlihat juga bagian rak tempat air mineral kemasan tersebut telah banyak yang kosong karena telah dibeli oleh pengunjung. Antrean mereka yang membeli air mineral kemasan itu pun mengular di bagian kasir.
Video tersebut lantas dibanjiri komentar netizen. Tak hanya netizen Malaysia, tapi juga dari Indonesia.
Banyak dari mereka yang menyebut bahwa kasus ini merupakan salah satu dampak krisis air akibat cuaca panas ekstrem yang terjadi di beberapa negera belakangan ini.
“Kita jg harus siap2 krn d indonesia cm di riau sm papua barat yg tidak terkena el nino tp mudah2an pemerintah sdh mengantisipasinya,” komentar akun @hi*******.
“Water crisis in Penang and Kedah guys. If it doesn't rain soon, it'll become like the desert. Or so the people have been told,” timpal @yo******.
“Tapi sumpah bln kemaren liburan ke kl panas nya polll gaboong. Malem pun tetep panas gak ada angin, even abis ujan pun gak ada angin. Pulang2 jd sakit,” ujar @a*******.
Foto/TikTok
“Yg di Kalimantan aja masih santai" kok,, padahal panasnya bisa tembus 41 derajat,” kata @bu******.
“Efek El nino emang ga maen2... harus siap2 untuk antisipasi dampak el nino,” imbuh @ram******.
“Bener bgt dulu pernah kekeringan Ampe bingung cr air, setiap beberapa hari ada suplai air mana antri pjng, semoga tahun ini jgn separah dulu Ya Allah,” harap @ta******.
Sementara itu, dilansir dari laman The Star, belakangan ini hujan memang jarang turun di wilayah Penang, Malaysia. Belum lagi bendungan yang mulai mengering yang membuat air keran di wilayah itu tidak keluar.
Penduduk setempat lantas “menyerbu” air minum kemasan di supermarket dan membuatnya ludes dalam waktu seketika. Fenomena panic buying ini lantas viral di media sosial.
Tanpa sumber air dari Sungai Muda, tingkat bendungan di Penang memang menurun. Misalnya Bendungan Ayer Itam yang hanya terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2%, dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2 %.
Beberapa minggu lalu, Ketua Menteri Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk menghemat air. Pasalnya, melihat kondisi Bendungan Ayer Itam, disebutkan bahwa hanya ada pasokan air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.
“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” ujarnya.
(tsa)