4 Penyakit yang Disebabkan Kebanyakan Konsumsi Nasi Putih, Nomor 3 Jarang Diketahui
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit yang disebabkan karena kebanyakan mengonsumsi nasi putih akan diulas dalam artikel ini. Ya, meskipun salah satu karbohidrat utama yang menjadi sumber energi bagi tubuh, mengonsumsi nasi secara berlebihan juga bisa memicu berbagai penyakit.
Lantas, apa saja penyakit yang disebabkan karena kebanyakan mengonsumsi nasi putih? Berikut di antaranya, dilansir dari berbagai sumber, Jumat (26/5/2023).
Hal ini dipicu karena Anda mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi. Terlebih jika makan nasi banyak tapi tanpa melakukan aktivitas fisik. Beberapa orang bahkan memilih membatasi atau tidak makan nasi sama sekali untuk mengontrol berat badan agar tak terus bertambah.
Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Ya, semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.
“Beras putih lebih sedikit seratnya dan itu kenapa lebih mungkin memengaruhi kadar gula darah serta meningkatkan risiko diabetes," terang laporan kesehatan tersebut.
Karbohidrat mengandung amilum yang susah larut dalam air. Hal inilah yang memicu susah buang air besar sehingga jadi sembelit.
Dedak inilah yang diketahui mengandung arsenik tinggi. Semakin sering makan nasi dari beras utuh, maka kandungan arseniknya menumpuk di dalam tubuh dan itu meningkatkan risiko diabetes, sakit jantung, hingga kanker.
Karena itu, sangat disarankan untuk mencuci beras terlebih dulu sampai bersih dan masak menggunakan enam gelas air per secangkir nasi. Metode masak nasi seperti ini dapat mengurangi konsentrasi arsenik sekitar sepertiganya.
Para ahli juga merekomendasikan makan berbagai jenis biji-bijian lain, jangan berpatokan hanya pada beras, seperti bulgur, farro, soba, dan millet untuk membatasi paparan arsenik.
Lantas, apa saja penyakit yang disebabkan karena kebanyakan mengonsumsi nasi putih? Berikut di antaranya, dilansir dari berbagai sumber, Jumat (26/5/2023).
1. Obesitas
Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Begitu juga jika kebanyakan mengonsumsi nasi yang dapat membuat berat badan berlebih alias obesitas.Hal ini dipicu karena Anda mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi. Terlebih jika makan nasi banyak tapi tanpa melakukan aktivitas fisik. Beberapa orang bahkan memilih membatasi atau tidak makan nasi sama sekali untuk mengontrol berat badan agar tak terus bertambah.
2. Diabetes
Indeks glikemik yang tinggi pada beras putih dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang memicu diabetes. Menurut Harvard T.H. Chan of School of Public Health, beras memiliki nilai indeks glikemik (GI) 48-93.Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Ya, semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.
“Beras putih lebih sedikit seratnya dan itu kenapa lebih mungkin memengaruhi kadar gula darah serta meningkatkan risiko diabetes," terang laporan kesehatan tersebut.
3. Sembelit
Mungkin belum banyak yang tahu kalau mengonsumsi nasi secara berlebihan juga memicu risiko gangguan pencernaan, salah satunya sembelit. Hal ini disebabkan oleh penumpukan karbohidrat dalam pencernaan tanpa disertai asupan serat yang cukup.Karbohidrat mengandung amilum yang susah larut dalam air. Hal inilah yang memicu susah buang air besar sehingga jadi sembelit.
4. Penyakit Jantung
Menurut WHO, sakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian teratas. Masalah ini berkaitan dengan kandungan arsenik yang tinggi pada beras utuh, tapi tidak berlaku untuk beras putih karena proses pengelupasan dedaknya.Dedak inilah yang diketahui mengandung arsenik tinggi. Semakin sering makan nasi dari beras utuh, maka kandungan arseniknya menumpuk di dalam tubuh dan itu meningkatkan risiko diabetes, sakit jantung, hingga kanker.
Karena itu, sangat disarankan untuk mencuci beras terlebih dulu sampai bersih dan masak menggunakan enam gelas air per secangkir nasi. Metode masak nasi seperti ini dapat mengurangi konsentrasi arsenik sekitar sepertiganya.
Para ahli juga merekomendasikan makan berbagai jenis biji-bijian lain, jangan berpatokan hanya pada beras, seperti bulgur, farro, soba, dan millet untuk membatasi paparan arsenik.
(tsa)