Mengenal Jenis-Jenis Susu Cair, Mana yang Lebih Baik dan Direkomendasikan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski tampak serupa, susu cair sejatinya memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Berdasarkan teknik pengolahannya, susu cair dibagi menjadi tiga.
Pertama, susu segar (fresh milk) pasteurisasi yang prosesnya hanya melewati pemanasan pada suhu rendah (70 hingga 125 derajat celsius) dalam waktu lima detik sehingga tidak banyak mengubah sifat fisik dan susu lebih mudah diserap tubuh. Pada susu ini, penyimpanan harus dilakukan dalam suhu dingin selama kurang dari 40 hari.
Lalu ada susu ultra high temperature (UHT). Jenis susu cair ini dipanaskan pada suhu cukup tinggi 131 hingga 145 derajat celsius dalam 10-40 detik untuk membunuh bakteri serta mikroorganisme berlebih. Kandungan nutrisinya lebih rendah dibandingkan fresh milk pasteurisasi, namun umur simpannya lebih lama yakni 9-10 bulan.
Jenis yang terakhir adalah susu steril. Susu ini disterilisasi dengan pemanasan suhu lebih dari 145 derajat celsius selama 40 menit sehingga tidak hanya membunuh mikroorganisme, tetapi juga menyebabkan reaksi kimiawi yang merusak sejumlah gizi alami susu serta perubahan rasa dan tekstur. Meski demikian, susu steril memiliki daya simpan paling lama, yakni mencapai 12 bulan.
Menanggapi perbedaan ini, Spesialis Gizi Klinik RS Siloam TB Simatupang dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK berpendapat, fresh milk pasteurisasi merupakan pilihan susu cair yang terbaik karena proses pengolahannya tidak menghilangkan atau merusak berbagai vitamin atau mineral, macro nutrient, serta nutrisi bioactive alami yang terkandung di dalam protein susu.
"Komponen nutrisi bioactive tidak ada di dalam susu cair lain karena umumnya rusak atau hilang karena pemanasan suhu tinggi pada waktu yang lama. Padahal, nutrisi bioactive tersebut yang berperan penting dalam menjaga kesehatan dan metabolisme seseorang, di antaranya untuk memperbaiki jaringan tubuh, antiinflamasi, antioksidan, hingga antikanker," paparnya media gathering yang digelar Greenfields Indonesia di Jakarta, belum lama ini.
Dengan segala manfaat tersebut, dr. Christ menyarankan untuk mengonsumsi fresh milk pasteurisasi secara rutin, setidaknya dua kali sehari.
“Fresh milk pasteurisasi sudah dapat dinikmati dari usia 12 bulan. Khusus pada orang dewasa, selalu ingat batasan konsumsi lemak ya. Kita tetap bisa minum, namun silakan pilih yang rendah atau bebas lemak," terang dr. Christ.
"Selain itu, jangan lupa untuk memastikan bahwa pilihan kita hanya mengandung 100% susu sapi segar yang bersumber dari sapi-sapi yang well-maintained dan well-monitored karena kualitas susu sapi konsepnya kurang lebih sama seperti air susu ibu (ASI). Sangat ditentukan dari kesehatan sapi, pakan, bahkan rasa nyaman si sapi itu sendiri,” lanjutnya.
Sementara itu, guna mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi protein hewani masyarakat melalui susu sapi segar berkualitas dan bernutrisi, Greenfields Indonesia telah menginisiasi kampanye #StartFresh. Kampanye ini bertujuan mengajak keluarga Indonesia lebih bijak memilih susu dan perlahan beralih ke fresh milk pasteurisasi yang kualitas serta nutrisinya lebih terjaga.
Pertama, susu segar (fresh milk) pasteurisasi yang prosesnya hanya melewati pemanasan pada suhu rendah (70 hingga 125 derajat celsius) dalam waktu lima detik sehingga tidak banyak mengubah sifat fisik dan susu lebih mudah diserap tubuh. Pada susu ini, penyimpanan harus dilakukan dalam suhu dingin selama kurang dari 40 hari.
Lalu ada susu ultra high temperature (UHT). Jenis susu cair ini dipanaskan pada suhu cukup tinggi 131 hingga 145 derajat celsius dalam 10-40 detik untuk membunuh bakteri serta mikroorganisme berlebih. Kandungan nutrisinya lebih rendah dibandingkan fresh milk pasteurisasi, namun umur simpannya lebih lama yakni 9-10 bulan.
Jenis yang terakhir adalah susu steril. Susu ini disterilisasi dengan pemanasan suhu lebih dari 145 derajat celsius selama 40 menit sehingga tidak hanya membunuh mikroorganisme, tetapi juga menyebabkan reaksi kimiawi yang merusak sejumlah gizi alami susu serta perubahan rasa dan tekstur. Meski demikian, susu steril memiliki daya simpan paling lama, yakni mencapai 12 bulan.
Menanggapi perbedaan ini, Spesialis Gizi Klinik RS Siloam TB Simatupang dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK berpendapat, fresh milk pasteurisasi merupakan pilihan susu cair yang terbaik karena proses pengolahannya tidak menghilangkan atau merusak berbagai vitamin atau mineral, macro nutrient, serta nutrisi bioactive alami yang terkandung di dalam protein susu.
"Komponen nutrisi bioactive tidak ada di dalam susu cair lain karena umumnya rusak atau hilang karena pemanasan suhu tinggi pada waktu yang lama. Padahal, nutrisi bioactive tersebut yang berperan penting dalam menjaga kesehatan dan metabolisme seseorang, di antaranya untuk memperbaiki jaringan tubuh, antiinflamasi, antioksidan, hingga antikanker," paparnya media gathering yang digelar Greenfields Indonesia di Jakarta, belum lama ini.
Dengan segala manfaat tersebut, dr. Christ menyarankan untuk mengonsumsi fresh milk pasteurisasi secara rutin, setidaknya dua kali sehari.
“Fresh milk pasteurisasi sudah dapat dinikmati dari usia 12 bulan. Khusus pada orang dewasa, selalu ingat batasan konsumsi lemak ya. Kita tetap bisa minum, namun silakan pilih yang rendah atau bebas lemak," terang dr. Christ.
"Selain itu, jangan lupa untuk memastikan bahwa pilihan kita hanya mengandung 100% susu sapi segar yang bersumber dari sapi-sapi yang well-maintained dan well-monitored karena kualitas susu sapi konsepnya kurang lebih sama seperti air susu ibu (ASI). Sangat ditentukan dari kesehatan sapi, pakan, bahkan rasa nyaman si sapi itu sendiri,” lanjutnya.
Sementara itu, guna mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi protein hewani masyarakat melalui susu sapi segar berkualitas dan bernutrisi, Greenfields Indonesia telah menginisiasi kampanye #StartFresh. Kampanye ini bertujuan mengajak keluarga Indonesia lebih bijak memilih susu dan perlahan beralih ke fresh milk pasteurisasi yang kualitas serta nutrisinya lebih terjaga.