Mitos tentang Asam Urat yang Tidak Boleh Dipercaya, Benarkah hanya Dialami Penderita Obesitas?

Selasa, 15 Agustus 2023 - 07:01 WIB
loading...
Mitos tentang Asam Urat yang Tidak Boleh Dipercaya, Benarkah hanya Dialami Penderita Obesitas?
Mitos tentang asam urat begitu banyak dan ada yang tidak boleh dipercaya. Pasalnya, bisa memengaruhi masalah kesehatan. Foto/ wikimedia.
A A A
JAKARTA - Mitos tentang asam urat mungkin sudah sering didengar dan mudah ditemukan di internet.

Salah satunya, asam urat dianggap hanya dialami pria yang kelebihan berat badan karena hubungannya dengan makan makanan dan minum alkohol berlebih, di mana gaya hidup.



Namun, harus diketahui bahwa sebenarnya asam urat dapat menyerang siapa saja dan itu lebih umum daripada yang diperkirakan.

Dikutip CreakyJoints pada Senin (14/8/2023), berikut beberapa mitos asam urat yang tidak boleh dipercaya dan cek kebenarannya.

1. Mitos: asam urat adalah penyakit pria

Fakta: asam urat mempengaruhi pria dan wanita

Ya, asam urat lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda daripada wanita muda. Menurut Mayo Clinic, ini karena wanita cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih rendah.

Namun, setelah menopause, kadar asam urat wanita mendekati pria dan tingkat asam urat pada pria dan wanita menjadi sedikit lebih merata.

Itu sebabnya wanita yang mengalami asam urat cenderung menunjukkan tanda dan gejala setelah menopause, sedangkan pria lebih cenderung mengembangkan kondisinya lebih awal, biasanya di usia 30 dan 50 tahun.

Namun, meski asam urat lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua daripada wanita yang lebih muda dan pada pria yang lebih tua daripada pria yang lebih muda, perlu diingat bahwa siapa pun bisa terkena asam urat pada usia muda yang didiagnosis berusia 20an dan 30an.

2. Mitos: Hanya orang gemuk yang terkena asam urat

Fakta: Orang dengan berbagai berat badan bisa alami asam urat
Kadar asam urat cenderung lebih tinggi pada orang yang kelebihan berat badan. Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Rheumatologist, mereka yang mengalami obesitas berrisiko asam urat.

Tetapi berat badan bukan satu-satunya faktor risiko asam urat. Artinya, semua orang dengan bermacam ukuran berat badan pun bisa terkena asam urat.

Klinik Cleveland mencatat bahwa tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung dan penyakit ginjal semuanya dapat meningkatkan risiko asam urat.

Gen juga memainkan peran besar. Faktanya, faktor genetik mungkin lebih penting daripada berat badan dalam hal risiko asam urat.

3. Mitos: Asam urat hanya memengaruhi jempol kaki

Fakta: Asam urat dapat memengaruhi lutut, siku dan persendian lain

Serangan asam urat pertama sering menyerang sendi di pangkal jempol kaki, tetapi asam urat dapat terjadi pada sendi mana pun. Serangan paling sering pada pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari.

Serangan asam urat sering kali merupakan ledakan rasa sakit yang tiba-tiba terasa, seperti persendian serasa terbakar.

Sendi yang terkena akan terasa panas, menurut Mayo Clinic, bengkak dan begitu lembut bahkan berat sprei mungkin terasa tidak tertahankan. Rasa sakitnya cenderung paling intens dalam empat hingga 12 jam pertama setelah serangan dimulai.

Setelah rasa sakit mereda, beberapa ketidaknyamanan sendi dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Serangan selanjutnya cenderung bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak persendian, terutama jika tidak ditangani.

Jika tidak diobati, penyakit ini akan menjalar dari jempol kaki, melalui pergelangan kaki ke lutut, lalu ke tulang belakang bagian bawah dan seterusnya.

4. Mitos: asam urat bukan penyakit serius

Fakta: Asam urat dapat menyebabkan kerusakan permanen pada persendian dan masalah jantung

Serangan asam urat bisa sangat menyakitkan. Tetapi serangan asam urat cenderung datang dan pergi, dan asam urat mungkin tidak menimbulkan banyak gejala di antara serangan lain. Hal ini dapat menyebabkan pasien asam urat tidak sepenuhnya memahami di balik penyakit tersebut.

Ada beberapa komplikasi asam urat yang harus diperhatikan. Asam urat dapat menyebabkan batu ginjal dan penyakit ginjal.

“Seiring bertambahnya usia, ginjal tidak dapat memproses asam urat sebanyak mungkin,” kata Puja Khanna, profesor asosiasi di divisi reumatologi.

Ketidakmampuan ini dapat menyebabkan asam urat mengkristal dan membentuk batu ginjal, yang tidak hanya menyakitkan, juga berbahaya bagi ginjal.

Beberapa penelitian, asam urat dapat merusak jantung. Hal ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan The Journal of American Heart Association.


5. Mitos: Asam urat menghilang sendirinya

Fakta: Tidak memiliki gejala bukan berarti asam urat hilang selamanya

Serangan asam urat biasanya berlangsung satu hingga dua minggu dan kemudian mereda. Beberapa orang bisa tidak merasakan asam urat selama berbulan-bulan sebelum mendapat serangan asam urat lagi.

Jika asam urat tidak diobati dengan benar, seperti minum obat untuk menurunkan kadar asam urat, serangan asam urat dapat mulai terjadi lebih sering dan mempengaruhi lebih banyak sendi.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1088 seconds (0.1#10.140)