Tips Mengatasi Virus Nipah, Jaga Kebersihan Sayuran dan Buah hingga Cuci Tangan
loading...
A
A
A
JAKARTA – Virus nipah tengah menjadi sorotan usai menewaskan dua orang di India. Terlebih, virus ini belum ada vaksinnya untuk pecegahan.
“Belum ada vaksin untuk mencegah atau menyembuhkan infeksi ini. Perawatan yang biasa dilakukan adalah memberikan perawatan suportif. Namun, para ahli sedang mengembangkan antibodi monoklonal,” kata dr Erlina dikutip dalam akun X miliknya @erlinaburhan, Selasa (19/9/2023).
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari virus nipah ini.
Mulailah dengan mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih, terlebih buah yang menjadi konsumsi kelelawat.
“Jangan mengkonsumsi makanan buah yang telah tergigit kelelawar, lebih baik dibuang,” ujarnya.
Kemudian, sering mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan rumah. Ada pun untuk kawasan endemis, gunakan sarung tangan serta baju pelindung untuk melindungi diri saat menangani hewan ternak, seperti babi.
Seperti diketahui, virus nipah ditemukan pada 1998 dan menjadi wabah penyakit di kalangan peternak babi di Malaysia dan Singapura. Baru-baru ini, virus ini kembali ditemukan di India dan sudah menyebabkan dua orang meninggal dunia.
“Virus ini dapat menular ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh kelelawar dan babi yang terinfeksi. Ada juga beberapa kasus penularan antar manusia,” ucap dr Erlina.
Gejala virus nipah pun cukup bervariatif, dari sakit kepala, batuk, demam, muntah dan infeksi saluran penapasan.
Parahnya, apabila virus tersebut berkembang, semakin parah akan membuat penderitanya kejang, peradangan otak dan koma.
Selama empat dan 14 hari setelah terpapar virus itu diduga akan muncul dan dirasakan oleh penderitanya.
Menurut dr Erlina diagnosis pada virus Nipah ini dapat diketahui berdasarkan riwayat klinis selama fase akut dan masa pemulihan penyakit, dengan tes yang digunakan adalah RT PCR dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui tes ELISA.
“Belum ada vaksin untuk mencegah atau menyembuhkan infeksi ini. Perawatan yang biasa dilakukan adalah memberikan perawatan suportif. Namun, para ahli sedang mengembangkan antibodi monoklonal,” kata dr Erlina dikutip dalam akun X miliknya @erlinaburhan, Selasa (19/9/2023).
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari virus nipah ini.
Mulailah dengan mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih, terlebih buah yang menjadi konsumsi kelelawat.
“Jangan mengkonsumsi makanan buah yang telah tergigit kelelawar, lebih baik dibuang,” ujarnya.
Kemudian, sering mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan rumah. Ada pun untuk kawasan endemis, gunakan sarung tangan serta baju pelindung untuk melindungi diri saat menangani hewan ternak, seperti babi.
Seperti diketahui, virus nipah ditemukan pada 1998 dan menjadi wabah penyakit di kalangan peternak babi di Malaysia dan Singapura. Baru-baru ini, virus ini kembali ditemukan di India dan sudah menyebabkan dua orang meninggal dunia.
“Virus ini dapat menular ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh kelelawar dan babi yang terinfeksi. Ada juga beberapa kasus penularan antar manusia,” ucap dr Erlina.
Gejala virus nipah pun cukup bervariatif, dari sakit kepala, batuk, demam, muntah dan infeksi saluran penapasan.
Parahnya, apabila virus tersebut berkembang, semakin parah akan membuat penderitanya kejang, peradangan otak dan koma.
Selama empat dan 14 hari setelah terpapar virus itu diduga akan muncul dan dirasakan oleh penderitanya.
Menurut dr Erlina diagnosis pada virus Nipah ini dapat diketahui berdasarkan riwayat klinis selama fase akut dan masa pemulihan penyakit, dengan tes yang digunakan adalah RT PCR dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui tes ELISA.
(tdy)