Ilmuwan Sulap Racun Laba-laba Jadi Obat Kuat Alami untuk Pria Impoten
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah ilmuwan berhasil menyulap racun laba-laba menjadi obat kuat alami untuk pria impoten atau disfungsi ereksi. Temuan ini dilakukan oleh para ilmuwan Brazil.
Racun laba-laba yang selama ini terkenal mematikan ditemukan memiliki khasiat menjadi obat kuat alami untuk pria impoten . Para ilmuwan ini menciptakannya dalam versi sintesis dari molekul penting tersebut dan kini ingin mengujinya pada pria dengan kondisi disfungsi ereksi.
Dilansir dari IFL Science, Minggu (24/5/2023) racun tersebut yakni berasal dari jenis laba-laba phoneutria nigriventer. Laba-laba ini terkadang juga disebut laba-laba pengembara Brazil atau laba-laba pisang karena sering ditemukan di daun pisang.
Gigitannya yang sakit dan beracun dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk rasa sakit yang luar biasa, gemetar, kram, keringat berlebih, kelemahan, dan perubahan detak jantung. Dalam beberapa kasus, gigitan beracun laba-laba ini bisa berakibat fatal.
Bahkan, laki-laki yang mengalami gigitan laba-laba Brazil disebut-sebut memiliki kemungkinan mengalami priapisme. Ini merupakan kondisi di mana penis tetap ereksi selama berjam-jam.
Meskipun kedengarannya tidak berbahaya, namun kondisi ini bisa menjadi pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Ini karena menyebabkan rasa sakit yang hebat dan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada penis.
Para peneliti sebelumnya telah mengidentifikasi senyawa bioaktif yang memiliki peran atas ereksi yang tidak diinginkan tersebut. Yakni sebuah peptida yang disebut BZ371A, dan mensintesisnya di laboratorium.
Setelah menyelesaikan uji pendahuluan pada tikus, para ilmuwan di Universitas Federal Minas Gerais di Brazil berharap dapat menggunakan senyawa ini dalam uji klinis fase dua yang melibatkan pria dengan disfungsi ereksi.
Senyawa BZ371A akan digunakan dalam pengobatan topikal yang dioleskan ke penis, sehingga mendorong darah mengalir ke area tersebut. Hal ini menyebabkan timbulnya ereksi, tanpa ada efek samping yang tidak diinginkan dari racun laba-laba.
"Tes sejauh ini, telah menunjukkan bahwa senyawa tersebut bekerja dengan penggunaan dalam jumlah minimal dan tanpa toksisitas apa pun karena secara praktis tidak terdeteksi dalam aliran darah. Saya telah mempelajari senyawa tersebut selama bertahun-tahun," kata Maria Elena de Lima selaku Profesor di Universitas Federal Minas Gerais dan peneliti tersebut.
“Keuntungan besarnya adalah persetujuan obat topikal cenderung lebih cepat, karena kemungkinan efek samping yang lebih rendah. Selain itu, kandidat obat tersebut telah menunjukkan bahwa tidak menimbulkan efek samping apa pun, bahkan ketika disuntikkan dalam dosis tinggi,” sambungnya.
Para peneliti meyakini, bahwa penelitian ini menyimpan beberapa pelajaran penting untuk masa depan. Kawasan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah seperti hutan hujan tropis kaya akan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai obat, salah satunya racun laba-laba tersebut.
Namun, sebagian besar senyawa ini masih belum teridentifikasi. Apalagi, siapa yang tahu bahwa di pedalaman hutan ternyata memiliki keanekaragaman hayati yang menyimpan berbagai jenis obat apa yang bisa menyelamatkan nyawa.
“Ini adalah penelitian yang terinspirasi oleh keanekaragaman hayati kita, yang dimulai dengan studi tentang racun laba-laba dan hampir menghasilkan obat yang mungkin," jelasnya.
"Hal ini membantu menunjukkan mengapa fauna kita harus dilestarikan. Ini adalah sumber molekul bioaktif yang tidak ada habisnya, dan kita tidak mengetahui satu persen pun dari potensi ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Baru Sadar Sehari sebelum Menikah, Pria Ini Terkejut Ketahui Calon Istrinya 25 Tahun Lebih Tua
Racun laba-laba yang selama ini terkenal mematikan ditemukan memiliki khasiat menjadi obat kuat alami untuk pria impoten . Para ilmuwan ini menciptakannya dalam versi sintesis dari molekul penting tersebut dan kini ingin mengujinya pada pria dengan kondisi disfungsi ereksi.
Dilansir dari IFL Science, Minggu (24/5/2023) racun tersebut yakni berasal dari jenis laba-laba phoneutria nigriventer. Laba-laba ini terkadang juga disebut laba-laba pengembara Brazil atau laba-laba pisang karena sering ditemukan di daun pisang.
Gigitannya yang sakit dan beracun dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk rasa sakit yang luar biasa, gemetar, kram, keringat berlebih, kelemahan, dan perubahan detak jantung. Dalam beberapa kasus, gigitan beracun laba-laba ini bisa berakibat fatal.
Bahkan, laki-laki yang mengalami gigitan laba-laba Brazil disebut-sebut memiliki kemungkinan mengalami priapisme. Ini merupakan kondisi di mana penis tetap ereksi selama berjam-jam.
Meskipun kedengarannya tidak berbahaya, namun kondisi ini bisa menjadi pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Ini karena menyebabkan rasa sakit yang hebat dan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada penis.
Para peneliti sebelumnya telah mengidentifikasi senyawa bioaktif yang memiliki peran atas ereksi yang tidak diinginkan tersebut. Yakni sebuah peptida yang disebut BZ371A, dan mensintesisnya di laboratorium.
Setelah menyelesaikan uji pendahuluan pada tikus, para ilmuwan di Universitas Federal Minas Gerais di Brazil berharap dapat menggunakan senyawa ini dalam uji klinis fase dua yang melibatkan pria dengan disfungsi ereksi.
Senyawa BZ371A akan digunakan dalam pengobatan topikal yang dioleskan ke penis, sehingga mendorong darah mengalir ke area tersebut. Hal ini menyebabkan timbulnya ereksi, tanpa ada efek samping yang tidak diinginkan dari racun laba-laba.
"Tes sejauh ini, telah menunjukkan bahwa senyawa tersebut bekerja dengan penggunaan dalam jumlah minimal dan tanpa toksisitas apa pun karena secara praktis tidak terdeteksi dalam aliran darah. Saya telah mempelajari senyawa tersebut selama bertahun-tahun," kata Maria Elena de Lima selaku Profesor di Universitas Federal Minas Gerais dan peneliti tersebut.
“Keuntungan besarnya adalah persetujuan obat topikal cenderung lebih cepat, karena kemungkinan efek samping yang lebih rendah. Selain itu, kandidat obat tersebut telah menunjukkan bahwa tidak menimbulkan efek samping apa pun, bahkan ketika disuntikkan dalam dosis tinggi,” sambungnya.
Para peneliti meyakini, bahwa penelitian ini menyimpan beberapa pelajaran penting untuk masa depan. Kawasan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah seperti hutan hujan tropis kaya akan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai obat, salah satunya racun laba-laba tersebut.
Namun, sebagian besar senyawa ini masih belum teridentifikasi. Apalagi, siapa yang tahu bahwa di pedalaman hutan ternyata memiliki keanekaragaman hayati yang menyimpan berbagai jenis obat apa yang bisa menyelamatkan nyawa.
“Ini adalah penelitian yang terinspirasi oleh keanekaragaman hayati kita, yang dimulai dengan studi tentang racun laba-laba dan hampir menghasilkan obat yang mungkin," jelasnya.
"Hal ini membantu menunjukkan mengapa fauna kita harus dilestarikan. Ini adalah sumber molekul bioaktif yang tidak ada habisnya, dan kita tidak mengetahui satu persen pun dari potensi ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Baru Sadar Sehari sebelum Menikah, Pria Ini Terkejut Ketahui Calon Istrinya 25 Tahun Lebih Tua
(dra)