10 Obat Tradisional untuk Menghilangkan Keputihan, Alami dan Mudah Didapat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keputihan tidak hanya dapat disembuhkan dengan obat-obatan dari dokter saja. Ada juga sejumlah obat tradisional untuk menghilangkan keputihan yang bahannya alami dan mudah didapatkan.
Keputihan merupakan munculnya cairan dari vagina yang bisa bersifat normal dan tidak normal. Keputihan tidak normal bisa berpengaruh pada kesehatan vagina. Adapun ciri-cirinya menimbulkan bau tidak sedap dengan volume yang lebih banyak dan berwarna.
Dilansir dari laman Kemenkes, keputihan tidak normal biasa disebabkan oleh infeksi jamur, infeksi bakteri, seperti vaginosis bakterialis, gonore, dan chlamydia. Ada juga infeksi parasit seperti trikomoniasis.
Untuk mengobatinya, bisa menggunakan beberapa bahan tradisional yang dipercaya dapat mengatasi keputihan. Berikut ini beberapa jenis obat-obatan tradisional yang dapat digunakan.
Dalam beberapa penelitian disebutkan jika daun sirih memiliki efek antibakteri dan antijamur. Hal ini membuat daun sirih menjadi salah satu obat tradisional yang bisa mengatasi keputihan.
Caranya dengan direbus dan dikonsumsi air rebusannya. Anda juga dapat membalurkan air rebusan tersebut ke area kewanitaan.
Rempah yang biasa dijadikan sebagai jamu tradisional oleh masyarakat Indonesia ini juga bisa menjadi obat untuk keputihan. Cara menggunakannya adalah dengan dikonsumsi sebagai jamu atau dioleskan pada area kewanitaan.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa kunyit memang menjadi tanaman yang mampu menghambat dan membunuh pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi vagina.
Sama seperti obat tradisional sebelumnya, cara menjadikan bawang putih sebagai obat keputihan adalah dengan cara dikonsumsi secara langsung atau dihaluskan terlebih dahulu lalu dioleskan ke area kewanitaan.
Bawang putih memiliki zat allicin yang dapat membasmi jamur dan bakteri. Zat tersebut juga merupakan zat aktif yang merupakan mekanisme pertahanan bawang putih terhadap serangan hama.
Makanan olahan susu ini juga dapat menjadi obat keputihan. Caranya adalah dengan cara mengoleskan yoghurt di area vagina.
Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa kandungan probiotik pada yogurt mampu mengatasi infeksi jamur dan bakteri penyebab infeksi pada vagina. Meski begitu, efektivitas yogurt sebagai obat tradisional keputihan juga masih perlu dikaji lebih dalam.
Penggunaan minyak kelapa untuk keputihan dengan cara dioleskan pada area kewanitaan. Minyak ini diketahui memiliki zat yang efektif untuk mengatasi infeksi jamur. Namun bila memiliki alergi, sebaiknya jangan menggunakan minyak kelapa sebagai cara pengobatan.
Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa sebuah krim yang mengandung ekstrak jahe dapat meringankan gejala keputihan. Terlebih jahe dikenal sebagai tanaman yang punya efek anti bakteri dan jamur. Ini membuatnya menjadi salah satu obat tradisional yang kaya manfaat.
Lidah buaya terkenal akan kandungan antibakteri, dan antioksidan. Tanaman ini juga baik untuk menjaga kesehatan vagina dan mencegah keputihan. Selain itu, lidah buaya juga mampu mengatasi gata-gatal di area kewanitaan.
Madu juga memiliki efek antijamur dan antibakteri yang membuatnya bagus untuk menjadi obat keputihan. Namun harganya yang tidak murah membuat madu tidak dimanfaatkan sebagai obat area keputihan, membuat banyak orang lebih memilih bahan tradisional lain ketimbang madu.
Dalam jurnal "Efektivitas Rendaman Biji Ketumbar untuk Terapi Masalah Keputihan Pada Wanita Usia Subur", disebutkan bahwa air rendaman biji ketumbar efektif secara statistik dalam menyelesaikan masalah keputihan pada wanita usia subur.
Biji yang kaya akan serat, protein, dan antioksidan ini juga dipercaya untuk mengobati keputihan. Cara mengonsumsinya adalah dengan direbus dan dikonsumsi air rebusannya. Meski begitu, belum banyak penelitian yang menyebutkan bahwa biji fenugreek dapat mengatasi keputihan.
Hal yang perlu dicatat ketika mengalami keputihan tidak normal adalah selalu menjaga kebersihan organ intim, dan menghindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan organ kewanitaan.
Keputihan merupakan munculnya cairan dari vagina yang bisa bersifat normal dan tidak normal. Keputihan tidak normal bisa berpengaruh pada kesehatan vagina. Adapun ciri-cirinya menimbulkan bau tidak sedap dengan volume yang lebih banyak dan berwarna.
Dilansir dari laman Kemenkes, keputihan tidak normal biasa disebabkan oleh infeksi jamur, infeksi bakteri, seperti vaginosis bakterialis, gonore, dan chlamydia. Ada juga infeksi parasit seperti trikomoniasis.
Untuk mengobatinya, bisa menggunakan beberapa bahan tradisional yang dipercaya dapat mengatasi keputihan. Berikut ini beberapa jenis obat-obatan tradisional yang dapat digunakan.
10 Obat Tradisional untuk Keputihan
1. Daun Sirih
Dalam beberapa penelitian disebutkan jika daun sirih memiliki efek antibakteri dan antijamur. Hal ini membuat daun sirih menjadi salah satu obat tradisional yang bisa mengatasi keputihan.
Caranya dengan direbus dan dikonsumsi air rebusannya. Anda juga dapat membalurkan air rebusan tersebut ke area kewanitaan.
2. Kunyit
Rempah yang biasa dijadikan sebagai jamu tradisional oleh masyarakat Indonesia ini juga bisa menjadi obat untuk keputihan. Cara menggunakannya adalah dengan dikonsumsi sebagai jamu atau dioleskan pada area kewanitaan.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa kunyit memang menjadi tanaman yang mampu menghambat dan membunuh pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi vagina.
3. Bawang Putih
Sama seperti obat tradisional sebelumnya, cara menjadikan bawang putih sebagai obat keputihan adalah dengan cara dikonsumsi secara langsung atau dihaluskan terlebih dahulu lalu dioleskan ke area kewanitaan.
Bawang putih memiliki zat allicin yang dapat membasmi jamur dan bakteri. Zat tersebut juga merupakan zat aktif yang merupakan mekanisme pertahanan bawang putih terhadap serangan hama.
4. Yoghurt
Makanan olahan susu ini juga dapat menjadi obat keputihan. Caranya adalah dengan cara mengoleskan yoghurt di area vagina.
Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa kandungan probiotik pada yogurt mampu mengatasi infeksi jamur dan bakteri penyebab infeksi pada vagina. Meski begitu, efektivitas yogurt sebagai obat tradisional keputihan juga masih perlu dikaji lebih dalam.
5. Minyak Kelapa
Penggunaan minyak kelapa untuk keputihan dengan cara dioleskan pada area kewanitaan. Minyak ini diketahui memiliki zat yang efektif untuk mengatasi infeksi jamur. Namun bila memiliki alergi, sebaiknya jangan menggunakan minyak kelapa sebagai cara pengobatan.
6. Jahe
Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa sebuah krim yang mengandung ekstrak jahe dapat meringankan gejala keputihan. Terlebih jahe dikenal sebagai tanaman yang punya efek anti bakteri dan jamur. Ini membuatnya menjadi salah satu obat tradisional yang kaya manfaat.
7. Lidah Buaya
Lidah buaya terkenal akan kandungan antibakteri, dan antioksidan. Tanaman ini juga baik untuk menjaga kesehatan vagina dan mencegah keputihan. Selain itu, lidah buaya juga mampu mengatasi gata-gatal di area kewanitaan.
8. Madu
Madu juga memiliki efek antijamur dan antibakteri yang membuatnya bagus untuk menjadi obat keputihan. Namun harganya yang tidak murah membuat madu tidak dimanfaatkan sebagai obat area keputihan, membuat banyak orang lebih memilih bahan tradisional lain ketimbang madu.
9. Biji Ketumbar
Cara untuk memanfaatkan ketumbar sebagai obat keputihan adalah dengan merendam ketumbar dalam air selama semalaman. Kemudian keesokan harinya air tersebut dapat diminum.Dalam jurnal "Efektivitas Rendaman Biji Ketumbar untuk Terapi Masalah Keputihan Pada Wanita Usia Subur", disebutkan bahwa air rendaman biji ketumbar efektif secara statistik dalam menyelesaikan masalah keputihan pada wanita usia subur.
10. Biji Fenugreek
Biji yang kaya akan serat, protein, dan antioksidan ini juga dipercaya untuk mengobati keputihan. Cara mengonsumsinya adalah dengan direbus dan dikonsumsi air rebusannya. Meski begitu, belum banyak penelitian yang menyebutkan bahwa biji fenugreek dapat mengatasi keputihan.
Hal yang perlu dicatat ketika mengalami keputihan tidak normal adalah selalu menjaga kebersihan organ intim, dan menghindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan organ kewanitaan.
(okt)