Kenali Penyebab dan Gejala Tumor Otak

Selasa, 10 Oktober 2023 - 19:37 WIB
loading...
Kenali Penyebab dan...
The American Cancer Society melaporkan 24.530 kasus tumor otak dan sistem saraf telah didiagnosis pada 2021. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
SURABAYA - The American Cancer Society melaporkan 24.530 kasus tumor otak dan sistem saraf telah didiagnosis pada 2021. Estimasi tingkat insiden tahunan tumor otak akan meningkat, yaitu 7-19,1 kasus per 100.000 penduduk.

Dr dr Irwan Barlian Immadoel Haq SpBS (K) dari Tokyo Womens Medical University mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir ada 1.621 pasien tumor otak di Surabaya. Bahkan di RSU dr Soetomo Surabaya, setiap hari ada 5 sampai 7 bahkan 10 pasien setiap hari.

"Pasien itu disertai keluhan kebutaan, kelumpuhan dan penurunan kesadaran," ujar Irwan saat launching Indonesia Brain Tumor Solution, Senin (9/10/2023).

Irwan mengatakan, tumor itu pertumbuhan abnormal dari suatu jaringan yang tidak terkendali. Itu artinya, tumor otak berarti pertumbuhan jaringan yang abnormal di otak.

Tumor otak dibagi menjadi dua jenis. Ada tumor jinak dan ganas. Untuk tumor otak jinak secara patologi dikatakan jinak, pertumbuhannya lambat, namun tetap mengganggu.

Sementara itu, tumor ganas karakteristik pertumbuhannya cepat, sering kumat-kumatan atau setelah dioperasi tumor bakal tumbuh lagi.

“Untuk gejalanya yang paling sering adalah nyeri kepala yang kronik progresif, semakin lama semakin berat, semakin lama semakin ditambah gangguan lain. Seperti gangguan penglihatan pendengaran dan saraf lainnya," urainya.

Dia juga menjelaskan, untuk gejala tergantung dari lokasi tumor sendiri. Tumor otak itu bisa tumbuh di seluruh bagian otak. Misal, tumor otak ini tumbuh di area penglihatan maka matanya kabur. Atau tumbuhnya di pusat motorik, maka motoriknya bakal terganggu.

Apa penyebab dari tumor otak? Hingga kini, penyebab dari tumor otak tidak ada yang mengetahui secara spesifik. Namun, dari segi teori karena ada perubahan pada karakter sel jaringan yang ada di struktur otak. Misalnya, mutasi glia yang normal menjadi glioma.

Yang jelas, kata Irwan, ada perubahan mutasi. “Ada juga faktor risikonya seperti terpapar radiasi tinggi, stres berlebihan, ada faktor genetik keluarga terkena tumor tapi itu bukan sesuatu yang pasti juga,” ujarnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1608 seconds (0.1#10.140)