Pentingnya Multidisiplin Onkologi dan Penanganan Komprehensif untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kanker
loading...
A
A
A
Terdapat tiga area utama dalam perawatan kanker yaitu penelitian, perawatan klinis, dan pendidikan. Dalam perawatan klinis, pasien kanker memerlukan perawatan multidisiplin untuk mencapai hasil yang optimal.
"Perawatan multidisiplin memerlukan peran para klinisi yang tergabung dalam tim multidisiplin onkologi untuk berpartisipasi langsung dalam perawatan pasien. Pembentukan tim multidisiplin onkologi yang dapat menjalankan perannya dengan baik tidak terlepas dari pendidikan interprofesional yang membentuk profesional kesehatan dengan keahlian sesuai bidangnya dan mampu berkolaborasi dengan ahli dari bidang lain," papar Prof. Ikhwan.
Berdasar tinjauan Best Medical Education (BEME), pengembangan fakultas, penyiapan fasilitator, refleksi terhadap praktik peserta didik, serta pedagogi berperan penting dalam pembelajaran interprofesional.
WHO juga merekomendasikan layanan primer dapat melakukan pengendalian kanker melalui pencegahan, skrining, survivorship, serta perawatan paliatif.
Integrasi antara pusat kanker komprehensif dan layanan primer dapat meningkatkan kualitas layanan kanker. Mahasiswa fakultas kedokteran yang nantinya akan menjadi dokter umum yang bekerja di layanan primer dan residen spesialis penyakit dalam serta residen disiplin lain yang berhubungan dengan pelayanan kanker harus bersiap-siap dengan kompetensi yang paripurna menghadapi tantangan beban kanker di masa depan.
"Agar dapat memastikan peserta didik memiliki kompetensi yang cukup, diperlukan instrumen assessment yang memadai. Entrustable professional activity/EPA (aktivitas profesional yang dipercayakan) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik," kata Prof. Ikhwan.
"EPA dapat diartikan sebagai praktik profesional yang dipercayakan pada peserta didik segera setelah peserta didik tersebut dianggap mampu melakukan praktik profesional yang dipercayakan tanpa pengawasan," lanjutnya.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan di bidang onkologi melalui penerapan EPA dapat membentuk lulusan yang siap menerapkan upaya preventif, promotif, survivorship, dan paliatif dalam penanganan komprehensif kanker di berbagai tingkat layanan, termasuk di layanan primer.
"Hal ini diharapkan dapat menjawab rekomendasi WHO untuk menguatkan layanan kanker di layanan primer," tutup Prof. Ikhwan.
Lihat Juga: Keluarga Kerajaan Inggris Bagi-bagi Tugas, Efek Kesehatan Raja Charles, Ratu Camilla dan Kate Middleton
"Perawatan multidisiplin memerlukan peran para klinisi yang tergabung dalam tim multidisiplin onkologi untuk berpartisipasi langsung dalam perawatan pasien. Pembentukan tim multidisiplin onkologi yang dapat menjalankan perannya dengan baik tidak terlepas dari pendidikan interprofesional yang membentuk profesional kesehatan dengan keahlian sesuai bidangnya dan mampu berkolaborasi dengan ahli dari bidang lain," papar Prof. Ikhwan.
Berdasar tinjauan Best Medical Education (BEME), pengembangan fakultas, penyiapan fasilitator, refleksi terhadap praktik peserta didik, serta pedagogi berperan penting dalam pembelajaran interprofesional.
WHO juga merekomendasikan layanan primer dapat melakukan pengendalian kanker melalui pencegahan, skrining, survivorship, serta perawatan paliatif.
Integrasi antara pusat kanker komprehensif dan layanan primer dapat meningkatkan kualitas layanan kanker. Mahasiswa fakultas kedokteran yang nantinya akan menjadi dokter umum yang bekerja di layanan primer dan residen spesialis penyakit dalam serta residen disiplin lain yang berhubungan dengan pelayanan kanker harus bersiap-siap dengan kompetensi yang paripurna menghadapi tantangan beban kanker di masa depan.
"Agar dapat memastikan peserta didik memiliki kompetensi yang cukup, diperlukan instrumen assessment yang memadai. Entrustable professional activity/EPA (aktivitas profesional yang dipercayakan) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik," kata Prof. Ikhwan.
"EPA dapat diartikan sebagai praktik profesional yang dipercayakan pada peserta didik segera setelah peserta didik tersebut dianggap mampu melakukan praktik profesional yang dipercayakan tanpa pengawasan," lanjutnya.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan di bidang onkologi melalui penerapan EPA dapat membentuk lulusan yang siap menerapkan upaya preventif, promotif, survivorship, dan paliatif dalam penanganan komprehensif kanker di berbagai tingkat layanan, termasuk di layanan primer.
"Hal ini diharapkan dapat menjawab rekomendasi WHO untuk menguatkan layanan kanker di layanan primer," tutup Prof. Ikhwan.
Lihat Juga: Keluarga Kerajaan Inggris Bagi-bagi Tugas, Efek Kesehatan Raja Charles, Ratu Camilla dan Kate Middleton
(tsa)