Cara Makan Mi Instan yang Sehat, Jangan Lebih 2 Kali dalam Sebulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cara makan mi instan yang sehat bisa dilakukan dengan tidak mengonsumsi secara berlebihan. Mi instan sendiri menjadi makanan favorit banyak orang lantaran rasanya yang enak.
Cara membuatnya yang mudah dan praktis menjadikan mi instan sebagai pilihan makanan saat tidak memiliki banyak waktu untuk memasak. Biasanya, mi instan disantap bersama pelengkap lainnya seperti telur.
Dokter Stevani Meiliana mengatakan di dalam mi instan mengandung MSG, pengawet, dan natrium yang sangat tinggi. Sehingga mi instan tidak boleh dikonsumsi terlalu sering.
Foto/Infografis SINDOnews
"Menurut ahli gizi di Harvard University, menyatakan bahwa makan mi instan paling tidak satu hingga dua kali saja dalam satu bulan," kata Stevani dikutip dari akun TikTok pribadinya, @dr.stevanimeiliana, Rabu (18/10/2023).
Selain pengawet dan natrium yang tinggi, dijelaskan Stevani bahwa mi instan juga tidak memiliki gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sehingga wajib menambahkan protein dan sayuran agar nilai gizinya sesuai dengan kebutuhan.
Meski menambahkan protein dan sayur, bukan berarti mi instan bisa dikonsumsi terlalu sering. Ini karena banyak dampak buruk yang menyebabkan masalah kesehatan serius.
Tak main-main, pengawet dalam mi instan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi hingga diabetes, stroke dan jantung koroner.
"Mi instan mengandung pengawet karsinogenik yang mendukung sel kanker bertumbuh, yang kedua menyebabkan sindrom metabolik dengan gejala kegemukan,” jelasnya.
“Tekanan darah tinggi meningkat, dan lemak baik di tubuh menurun. Hal ini mendukung penyakit kencing manis, stroke dan jantung koroner," tandasnya.
Cara membuatnya yang mudah dan praktis menjadikan mi instan sebagai pilihan makanan saat tidak memiliki banyak waktu untuk memasak. Biasanya, mi instan disantap bersama pelengkap lainnya seperti telur.
Dokter Stevani Meiliana mengatakan di dalam mi instan mengandung MSG, pengawet, dan natrium yang sangat tinggi. Sehingga mi instan tidak boleh dikonsumsi terlalu sering.
Foto/Infografis SINDOnews
"Menurut ahli gizi di Harvard University, menyatakan bahwa makan mi instan paling tidak satu hingga dua kali saja dalam satu bulan," kata Stevani dikutip dari akun TikTok pribadinya, @dr.stevanimeiliana, Rabu (18/10/2023).
Selain pengawet dan natrium yang tinggi, dijelaskan Stevani bahwa mi instan juga tidak memiliki gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sehingga wajib menambahkan protein dan sayuran agar nilai gizinya sesuai dengan kebutuhan.
Meski menambahkan protein dan sayur, bukan berarti mi instan bisa dikonsumsi terlalu sering. Ini karena banyak dampak buruk yang menyebabkan masalah kesehatan serius.
Tak main-main, pengawet dalam mi instan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi hingga diabetes, stroke dan jantung koroner.
"Mi instan mengandung pengawet karsinogenik yang mendukung sel kanker bertumbuh, yang kedua menyebabkan sindrom metabolik dengan gejala kegemukan,” jelasnya.
“Tekanan darah tinggi meningkat, dan lemak baik di tubuh menurun. Hal ini mendukung penyakit kencing manis, stroke dan jantung koroner," tandasnya.
(dra)