Atasi Rasa Bosan, Anak-Anak Bisa Konsumsi Kalori Lebih Banyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penelitian menunjukkan bahwa rasa bosan mempengaruhi anak untuk mengonsumsi lebih banyak kalori .
Para peneliti dari Aston University menemukan bahwa anak-anak dengan usia empat tahun mengonsumsi 79% lebih banyak kalori saat bosan dibandingkan saat mereka tidak bosan.
Meskipun kebosanan merupakan emosi umum yang dialami oleh banyak anak-anak, hingga saat ini belum ada penelitian yang meneliti secara eksperimental seberapa banyak anak makan saat bosan.
Rata-rata penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa bosan mengonsumsi 95 kkal padahal sudah kenyang, dibandingkan dengan anak-anak dalam kondisi suasana hati netral yang hanya mengonsumsi 59 kkal.
Dilansir hindustan times pada Minggu (29/10/2023), perilaku makan anak-anak dibentuk oleh genetika, temperamen, dan berbagai faktor lainnya, termasuk praktik pemberian makan yang mereka alami.
Dalam penelitian sebelumnya, penulis telah mengeksplorasi perilaku yang membuat anak lebih cenderung makan ketika mereka mengalami emosi negatif.
Sering kali ketika anak-anak mengalami emosi negatif seperti bosan atau sedih, orang dewasa akan menggunakan makanan untuk menenangkan mereka. Namun, perilaku ini, yang dikenal sebagai pemberian makan secara emosional, nampaknya meningkatkan kemungkinan anak-anak makan lebih banyak ketika mereka sedang kesal, dan berpotensi mengajarkan anak-anak untuk mencari makanan ketika suasana hati mereka sedang buruk.
Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti bertanya kepada orangtua tentang praktik pemberian makan yang mereka lakukan terhadap anak mereka dan tentang temperamen anak mereka. Anak-anak dan orangtua diberi makanan standar yang mereka makan sampai kenyang.
Anak-anak kemudian mengikuti serangkaian kondisi sehari-hari di mana suasana hati mereka dinilai dan salah satu kondisi tersebut membosankan bagi anak-anak. Para peneliti menemukan bahwa jika orang tua sering melaporkan menggunakan makanan untuk menenangkan emosi anak mereka dan anak mereka sangat emosional, maka anak-anak tersebut mengonsumsi kalori lima kali lebih banyak ketika merasa bosan (104 kkal) dibandingkan dengan suasana hati netral (21 kkal).
Para peneliti dari Aston University menemukan bahwa anak-anak dengan usia empat tahun mengonsumsi 79% lebih banyak kalori saat bosan dibandingkan saat mereka tidak bosan.
Meskipun kebosanan merupakan emosi umum yang dialami oleh banyak anak-anak, hingga saat ini belum ada penelitian yang meneliti secara eksperimental seberapa banyak anak makan saat bosan.
Rata-rata penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa bosan mengonsumsi 95 kkal padahal sudah kenyang, dibandingkan dengan anak-anak dalam kondisi suasana hati netral yang hanya mengonsumsi 59 kkal.
Dilansir hindustan times pada Minggu (29/10/2023), perilaku makan anak-anak dibentuk oleh genetika, temperamen, dan berbagai faktor lainnya, termasuk praktik pemberian makan yang mereka alami.
Dalam penelitian sebelumnya, penulis telah mengeksplorasi perilaku yang membuat anak lebih cenderung makan ketika mereka mengalami emosi negatif.
Sering kali ketika anak-anak mengalami emosi negatif seperti bosan atau sedih, orang dewasa akan menggunakan makanan untuk menenangkan mereka. Namun, perilaku ini, yang dikenal sebagai pemberian makan secara emosional, nampaknya meningkatkan kemungkinan anak-anak makan lebih banyak ketika mereka sedang kesal, dan berpotensi mengajarkan anak-anak untuk mencari makanan ketika suasana hati mereka sedang buruk.
Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti bertanya kepada orangtua tentang praktik pemberian makan yang mereka lakukan terhadap anak mereka dan tentang temperamen anak mereka. Anak-anak dan orangtua diberi makanan standar yang mereka makan sampai kenyang.
Anak-anak kemudian mengikuti serangkaian kondisi sehari-hari di mana suasana hati mereka dinilai dan salah satu kondisi tersebut membosankan bagi anak-anak. Para peneliti menemukan bahwa jika orang tua sering melaporkan menggunakan makanan untuk menenangkan emosi anak mereka dan anak mereka sangat emosional, maka anak-anak tersebut mengonsumsi kalori lima kali lebih banyak ketika merasa bosan (104 kkal) dibandingkan dengan suasana hati netral (21 kkal).