Apakah Coldplay Pro Palestina? Ini Faktanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apakah Coldplay pro Palestina? Di tengah konflik yang terjadi di Gaza antara Hamas dan Israel saat ini, pertanyaan tersebut kerap muncul. Ketika masyarakat dunia banyak yang mendukung kemerdekaan Palestina serta terciptanya perdamaian di sana, mengetahui apakah Coldplay juga mendukung "suara" tersebut jadi terasa penting mengingat besarnya pengaruh mereka.
Jadi, apakah Coldplay juga pro Palestina? Fakta yang terungkap tampaknya mengatakan demikian. Bahkan, dukungan band rock Inggris yang digawangi Chris Martin (vokalis), Jonny Buckland (gitaris), Guy Berryman (bassis), dan Will Champion (drummer) terhadap kebebasan di Palestina sudah digaungkan sejak 2011.
Hal itu terlihat dari unggahan Coldplay di laman Facebook mereka pada 2011. Di sana, Chris Martin dan kawan-kawan mengunggah video musik lagu “Freedom for Palestina” oleh OneWorld. Ini diartikan sebagai dukungan mereka secara tidak langsung terhadap kemerdekaan di Palestina.
Fakta lain soal dukungan Coldplay pada Palestina adalah kolaborasi mereka dengan musisi Palestina, Le Trio Joubran, saat membawakan lagu Everyday of Life pada 2019. Kolaborasi Coldplay dengan Le Trio Joubran bahkan menghasilkan sebuah lagu berjudul Arabesque.
Untuk mempromosikan album Everyday of Life (2019), Coldplay tampil di sebuah pertunjukan di The Citadel, Amman, Yordania. Di tengah penampilan mereka, Chris Martin sempat mengungkapkan bahwa Coldplay mendukung perdamaian.
Di samping itu, Coldplay juga pernah berkunjung ke Palestina pada 2017 untuk mendapatkan banyak pelajaran dan inspirasi. Mereka pun berkunjung ke Israel kala itu.
Dukungan Coldplay untuk perdamaian di Palestina sempat pula disampaikan Chris Martin saat konser di Jakarta pada 15 November lalu.
Menurut sang vokalis, band yang digawanginya selalu menyerukan perdamaian dunia. Mereka pun tidak percaya dengan yang namanya terorisme, penindasan, dan penjajahan. Sebab, bagi band tersebut, setiap manusia mempunyai hak untuk menjalani hidup.
Karena itu, Chris Martin dan kawan-kawan pun merasa emosional ketika melihat kekerasan yang terjadi di dunia, khususnya di Palestina dan Kongo.
"Sebagai sebuah band, kami tidak percaya pada terorisme atau penindasan, atau penjajahan. Kami percaya setiap orang berhak untuk menjadi diri sendiri," kata Chris Martin.
"Kami juga penuh perasaan atas apa pun yang sedang terjadi di seluruh dunia. Di Timur Tengah (konflik Palestina dan Israel), di Kongo, dan berbagai tempat lain," sambungnya.
Lihat Juga: Konser Hari Ini, Firehouse dengan Vokalis Baru Janjikan Kejutan buat Penggemar di Jakarta
Jadi, apakah Coldplay juga pro Palestina? Fakta yang terungkap tampaknya mengatakan demikian. Bahkan, dukungan band rock Inggris yang digawangi Chris Martin (vokalis), Jonny Buckland (gitaris), Guy Berryman (bassis), dan Will Champion (drummer) terhadap kebebasan di Palestina sudah digaungkan sejak 2011.
Baca Juga
Hal itu terlihat dari unggahan Coldplay di laman Facebook mereka pada 2011. Di sana, Chris Martin dan kawan-kawan mengunggah video musik lagu “Freedom for Palestina” oleh OneWorld. Ini diartikan sebagai dukungan mereka secara tidak langsung terhadap kemerdekaan di Palestina.
Fakta lain soal dukungan Coldplay pada Palestina adalah kolaborasi mereka dengan musisi Palestina, Le Trio Joubran, saat membawakan lagu Everyday of Life pada 2019. Kolaborasi Coldplay dengan Le Trio Joubran bahkan menghasilkan sebuah lagu berjudul Arabesque.
Untuk mempromosikan album Everyday of Life (2019), Coldplay tampil di sebuah pertunjukan di The Citadel, Amman, Yordania. Di tengah penampilan mereka, Chris Martin sempat mengungkapkan bahwa Coldplay mendukung perdamaian.
Di samping itu, Coldplay juga pernah berkunjung ke Palestina pada 2017 untuk mendapatkan banyak pelajaran dan inspirasi. Mereka pun berkunjung ke Israel kala itu.
Dukungan Coldplay untuk perdamaian di Palestina sempat pula disampaikan Chris Martin saat konser di Jakarta pada 15 November lalu.
Menurut sang vokalis, band yang digawanginya selalu menyerukan perdamaian dunia. Mereka pun tidak percaya dengan yang namanya terorisme, penindasan, dan penjajahan. Sebab, bagi band tersebut, setiap manusia mempunyai hak untuk menjalani hidup.
Karena itu, Chris Martin dan kawan-kawan pun merasa emosional ketika melihat kekerasan yang terjadi di dunia, khususnya di Palestina dan Kongo.
"Sebagai sebuah band, kami tidak percaya pada terorisme atau penindasan, atau penjajahan. Kami percaya setiap orang berhak untuk menjadi diri sendiri," kata Chris Martin.
"Kami juga penuh perasaan atas apa pun yang sedang terjadi di seluruh dunia. Di Timur Tengah (konflik Palestina dan Israel), di Kongo, dan berbagai tempat lain," sambungnya.
Lihat Juga: Konser Hari Ini, Firehouse dengan Vokalis Baru Janjikan Kejutan buat Penggemar di Jakarta
(tsa)