Kenapa Pasien Transplantasi Ginjal Harus Minum Obat Seumur Hidup? Ini Alasannya

Jum'at, 24 November 2023 - 06:00 WIB
loading...
Kenapa Pasien Transplantasi...
Orang yang menjalani transplantasi ginjal harus minum obat seumur hidup, kenapa? Foto/ ist.
A A A
JAKARTA - Kasus gagal ginjal belakangan telah menyebabkan kekhawatiran banyak orang. Pasalnya, gagal ginjal bisa terjadi secara mendadak atau secara bertahap lebih dari tiga bulan, bahkan bertahun atau disebut Penyakit Ginjal Kronik (PGK).

Di Indonesia, PGK berkisar 10 persen. Artinya satu di antara 10 orang penduduk mengalami PGK.

PGK sering tidak bergejala pada awal, berlangsung secara senyap tapi progressif dan berakhir pada gagal ginjal tahap akhir.



PGK diklasifikasi menjadi lima tahap, pada tahap kelima biasanya pasien sudah mengalami kondisi yang akut sehingga harus menjalaniTerapi Pengganti Ginjal (TPG).

Pilihan TPG yang tersedia dan dapat dilakukan misalnya dialisis, biasa disebut cuci darah atau dengan melakukan transplantasi (cangkok ginjal). TPG yang paling ideal adalah transplantasi ginjal , karena ginjal sehat yang baru dapat menggantikan semua fungsi ginjal yang sudah gagal.

Dalam hal transplantasi ginjal, maka baik yang menerima maupun yang memberikan ginjalnya (donor) masing-masing hidup dengan satu ginjal yang berfungsi dengan baik, karena itulah setiap orang yang akan mendonasikan ginjalnya harus diperiksa secara sangat teliti dan cermat, dalam kondisi sehat dan kedua ginjal berfungsi baik.

Operasi transplantasi ginjal adalah operasi elektif, tidak terburu-buru dan tidak ada target batasan waktu. Dengan demikian harus direncanakan sebaik-baiknya dengan resiko seminimal mungkin, baik pada penerima maupun pada pendonor.

Pada transplantasi ginjal yang berhasil, pendonor maupun penerima, hidup dengan satu ginjal yang sehat. Orang yang menjalani transplantasi ginjal juga harus minum obat seumur hidup. Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Dana Pramudya, SpPD.

“Alasan utamanya adalah untuk mencegah penolakan organ. Sistem kekebalan tubuh kita dirancang untuk menyerang benda asing, termasuk organ transplantasi. Obat-obatan imunosupresan membantu mengelabui sistem kekebalan agar tidak menyerang ginjal baru,” tulis dr Dana seperti dikutip dari akun Twitter atau X @danapramudya, Kamis (23/11/2023).



Dokter Dana menambahkan obatini juga membantu mengelola fungsi ginjal yang sehat dan mengurangi risiko komplikasi. Tanpa obat ini, ginjal baru bisa gagal, dan kondisi pasien bisa kembali seperti sebelum transplantasi.

“Dokter akan menyesuaikan dosis obat untuk setiap pasien, berdasarkan banyak faktor termasuk usia, berat badan, kadar obat dan kondisi kesehatan lainnya,” ujar dia.

Nantinya dokter akan melakukan pemantauan rutin untuk memastikan bahwa obat-obatan bekerja dengan baik dan efek samping diminimalisir.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2241 seconds (0.1#10.140)