Mia Khalifa Angkat Bicara usai Mahasiswa Palestina Ditembak di Vermont
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mia Khalifa memecah kebisuan setelah penembakan tiga pelajar Palestina-Amerika berusia 20 tahun di Vermont.
Hisham Awartani, Kinnan Abdalhamid dan Tahseen Ali Ahmad ditembak di dekat Universitas Vermont pada Sabtu lalu.
Dua orang mengenakan keffiyeh tradisional Palestina pada saat itu. Seorang pria 48 tahun bernama Jason J. Eaton ditangkap pada Minggu malam sehubungan dengan penembakan tersebut.
Mia Khalifa , mantan bintang film dewasa yang menjadi influencer, mem-posting ulang pembela hak asasi manusia Arjun Sethi yang membagikan infografis simbolisme di balik keffiyeh.
“Tiga mahasiswa Palestina ditembak di Vermont, saat mengenakan Keffiyeh. Mari kita beritahu dunia apa itu Keffiyeh,” tulis Sethi di X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Dalam postingannya, terdapat grafik yang menjelaskan berbagai elemen syal tradisional. "Pola daun zaitun melambangkan kekuatan, ketahanan, dan ketekunan. Pola jala melambangkan hubungan antara pelaut Palestina dan Laut Mediterania," demikian bunyi grafik tersebut.
Terakhir, katanya, garis tebal pada keffiyeh mewakili “rute perdagangan melalui Palestina, sejarah pedagang, perjalanan dan pertukaran budaya yang panjang dan kaya.”
Khalifa pun blak-blakan sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang menyebabkan pecahnya kekerasan terburuk di wilayah tersebut dalam beberapa dekade. Serangan Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel, menurut Associated Press.
Israel kemudian membalas dengan serangan udara dan operasi darat terberat di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 13.300 orang di sana, menurut AP.
Sementara, ketiga mahasiswa tersebut berada di Burlington untuk menghadiri pertemuan liburan Thanksgiving dan dihadang oleh seorang pria bersenjata saat berjalan menuju rumah kerabatnya.
"Tanpa berbicara, dia melepaskan setidaknya empat peluru dari pistolnya dan diyakini telah melarikan diri," kata Kepala Polisi Burlington Jon Murad.
“Ketiga korban terkena serangan, dua di bagian dada dan satu di bagian ekstremitas bawah,” ujar dia lagi.
Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa korbannya adalah mahasiswa keturunan Palestina-Amerika dan yakin bahwa serangan tersebut mungkin dimotivasi oleh ras.
“Alasan untuk percaya bahwa penembakan ini terjadi karena korbannya adalah orang Arab,” demikian bunyi pernyataan komite.
Berdasarkan informasi yang diberikan, ketiga korban mengenakan kuffiyeh dan berbicara bahasa Arab. Seorang pria berteriak dan melecehkan para korban, lalu menembak mereka.
Bulan lalu, seorang pria lanjut usia di Illinois didakwa melakukan kejahatan rasial setelah diduga menikam seorang anak laki-laki Muslim berusia 6 tahun dan melukai ibunya di Chicago. Polisi dan kerabatnya mengatakan dia menargetkan karena keyakinan mereka.
Hisham Awartani, Kinnan Abdalhamid dan Tahseen Ali Ahmad ditembak di dekat Universitas Vermont pada Sabtu lalu.
Dua orang mengenakan keffiyeh tradisional Palestina pada saat itu. Seorang pria 48 tahun bernama Jason J. Eaton ditangkap pada Minggu malam sehubungan dengan penembakan tersebut.
Mia Khalifa , mantan bintang film dewasa yang menjadi influencer, mem-posting ulang pembela hak asasi manusia Arjun Sethi yang membagikan infografis simbolisme di balik keffiyeh.
“Tiga mahasiswa Palestina ditembak di Vermont, saat mengenakan Keffiyeh. Mari kita beritahu dunia apa itu Keffiyeh,” tulis Sethi di X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Dalam postingannya, terdapat grafik yang menjelaskan berbagai elemen syal tradisional. "Pola daun zaitun melambangkan kekuatan, ketahanan, dan ketekunan. Pola jala melambangkan hubungan antara pelaut Palestina dan Laut Mediterania," demikian bunyi grafik tersebut.
Terakhir, katanya, garis tebal pada keffiyeh mewakili “rute perdagangan melalui Palestina, sejarah pedagang, perjalanan dan pertukaran budaya yang panjang dan kaya.”
Khalifa pun blak-blakan sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang menyebabkan pecahnya kekerasan terburuk di wilayah tersebut dalam beberapa dekade. Serangan Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel, menurut Associated Press.
Israel kemudian membalas dengan serangan udara dan operasi darat terberat di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 13.300 orang di sana, menurut AP.
Sementara, ketiga mahasiswa tersebut berada di Burlington untuk menghadiri pertemuan liburan Thanksgiving dan dihadang oleh seorang pria bersenjata saat berjalan menuju rumah kerabatnya.
"Tanpa berbicara, dia melepaskan setidaknya empat peluru dari pistolnya dan diyakini telah melarikan diri," kata Kepala Polisi Burlington Jon Murad.
“Ketiga korban terkena serangan, dua di bagian dada dan satu di bagian ekstremitas bawah,” ujar dia lagi.
Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa korbannya adalah mahasiswa keturunan Palestina-Amerika dan yakin bahwa serangan tersebut mungkin dimotivasi oleh ras.
“Alasan untuk percaya bahwa penembakan ini terjadi karena korbannya adalah orang Arab,” demikian bunyi pernyataan komite.
Berdasarkan informasi yang diberikan, ketiga korban mengenakan kuffiyeh dan berbicara bahasa Arab. Seorang pria berteriak dan melecehkan para korban, lalu menembak mereka.
Bulan lalu, seorang pria lanjut usia di Illinois didakwa melakukan kejahatan rasial setelah diduga menikam seorang anak laki-laki Muslim berusia 6 tahun dan melukai ibunya di Chicago. Polisi dan kerabatnya mengatakan dia menargetkan karena keyakinan mereka.
(tdy)