Event Keagamaan Jadi Potensi Wisata

Senin, 18 Desember 2017 - 13:25 WIB
Event Keagamaan Jadi Potensi Wisata
Event Keagamaan Jadi Potensi Wisata
A A A
JAKARTA - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok, kini semakin terkenal. Bukan hanya karena keindahan pantai dan lautnya, namun pulau ini juga dikenal karena menjadi tujuan wisata halal.

Setelah berhasil mendapatkan penghargaan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia pada 2015 dan 2016, NTB semakin percaya diri. Mereka terus berbenah menyambut wisatawan muslim.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu Moh Faozal menyatakan, wisata halal akan memberikan warna baru pada industri wisata global. Ini akan menjadikan target pasarnya semakin beraneka ragam. Bukan hanya untuk wisatawan muslim, namun juga nonmuslim. Keseriusan NTB menggarap wisata halal diperlihatkan dengan kemunculan sejumlah peraturan daerah (perda) yang dibuat sebagai acuannya.

Perda dianggap penting untuk memaksa pelaku usaha menjalankan praktik agar tidak bertentangan dengan syariat Islam.

“Ini juga untuk membantu kolaborasi di berbagai sektor, jadi ada dasar hukumnya ketika menggerakkan stakeholder,” ujar Faozal saat ditemui di Peluncuran Kalender Event Pariwisata Lombok Sumbawa di Kementrian Pariwisata, Rabu (13/12/2017).

Dua tahun terakhir, kata dia, NTB meluncurkan stimulus berupa sertifikasi untuk mempercepat kesesuaian antara branding dan aktivitas wisata. “Kami menyiapkan anggaran hingga Rp2 miliar untuk industri agar bersiap dengan wisata halal,” ujar dia.

Hasilnya, ujar Faozal, hingga 2017 tercatat sebanyak 3,5 juta wisatawan lokal maupun mancanegara datang ke Negeri Seribu Surau itu. Faozal optimistis tahun depan empat juta wisatawan diperkirakan datang ke NTB, masing-masing 2 juta turis lokal dan turis asing.

Untuk mencapai target tersebut, kata dia, sumber daya manusia halal harus ditingkatkan agar sesuai dengan brand daerah. Slogan Friendly Lombok disebut sebagai bagian dari wisata halal yang cukup membantu. Selain mengutamakan produk yang menunjang tercipta wisata halal, NTB juga menyiapkan wisata religi. Dalam hal ini, pemerintah daerah memiliki paket wisata pondok pesantren agar menjadi salah satu destinasinya.

“Membangun masjid saja bisa menjadi destinasi bagi kami. Wisatawan Malaysia kaget melihat di Indonesia bangun masjid secara gotong-royong,” kata dia.

Wisatawan Malaysia, kata dia, cukup kaget dengan kebiasaan gotong-royong saat membangun masjid di NTB. Di Malaysia biasanya masjid sudah langsung jadi dibuatkan oleh raja.

“Mereka senang melihat banyak warga yang bahu-membahu membawa bahan bangunan satu per satu dan bersama-sama membangun masjid untuk wilayahnya,” cerita Faozal. Wisata halal juga menjadi andalan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Sebagai provinsi yang menegakan syariat Islam, Aceh ingin menerapkannya pada sektor wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Pahlevi mengatakan, wisatawan yang datang ke daerahnya meningkat seiring tren wisata halal yang semakin digemari. Daerah di wilayah Aceh pun dipersiapkan dengan fokus pada wilayah Sabang, Banda Aceh, wilayah tengah Aceh Simeleu, dan Aceh Singkil.

Reza menjelaskan, dalam upaya menciptakan wisata halal, hal paling utama yang diperhatikan adalah ketersediaan makanan serta hotel yang besertifikasi halal.

“Ada standar global yang terus kami penuhi yakni sertifikasi makanan dan restoran halal. Kami bekerja sama dengan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan MUI (Majelis Ulama Indonesia),” ungkap dia. Promosi juga gencar dilakukan dengan mengadakan acara seperti Aceh Halal Food Festival, Festival Kopi, dan lainnya.

Reza menyebut, terdapat 35 acara yang dilaksanakan dalam waktu dekat satu di antaranya pada malam 26 Desember mendatang yakni acara zikir internasional yang diikuti sejumlah negara lain. (Ananda Naraya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6610 seconds (0.1#10.140)