Begini Cara Mencegah Penularan Varian EG.5 yang Bikin Kasus Covid-19 di Indonesia Naik
loading...
A
A
A
“Bukan tidak mungkin Indonesia juga akan mengalami. Sebagai informasi, seminggu ini saya ada tiga pasien baru Covid-19 yang berkonsultasi kepada saya,” tambahnya.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Indonesia naik disebabkan karena antibodi masyarakat yang menurun. Di sisi lain, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan EG.5 dilaporkan terdeteksi di Indonesia sejak Juni 2023.
Menurut Erlina, kasus Covid-19 akibat varian yang diberi nama Eris ini paling tinggi terjadi pada bulan Juli 2023 yakni sebanyak 20 persen. Namun, gejala yang ditimbulkan tergolong ringan.
"Gejalanya cenderung ringan demam, batuk, rhinorrhea, kehilangan penciuman dan pengecapan, seperti gejala umum Omicron," ucap Erlina.
Varian EG.5 sendiri berkaitan erat dengan varian XBB. Diketahui virus ini mempunyai satu mutasi yang bisa menghindari kekebalan yang dimiliki tubuh yang dibentuk karena terinfeksi maupun vaksinasi.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Indonesia naik disebabkan karena antibodi masyarakat yang menurun. Di sisi lain, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan EG.5 dilaporkan terdeteksi di Indonesia sejak Juni 2023.
Menurut Erlina, kasus Covid-19 akibat varian yang diberi nama Eris ini paling tinggi terjadi pada bulan Juli 2023 yakni sebanyak 20 persen. Namun, gejala yang ditimbulkan tergolong ringan.
"Gejalanya cenderung ringan demam, batuk, rhinorrhea, kehilangan penciuman dan pengecapan, seperti gejala umum Omicron," ucap Erlina.
Varian EG.5 sendiri berkaitan erat dengan varian XBB. Diketahui virus ini mempunyai satu mutasi yang bisa menghindari kekebalan yang dimiliki tubuh yang dibentuk karena terinfeksi maupun vaksinasi.
(dra)