Kunjungi Pengrajin Pangan di Gresik, Siti Atikoh Ikut Saring Kedelai hingga Potong Tahu

Rabu, 20 Desember 2023 - 15:51 WIB
loading...
Kunjungi Pengrajin Pangan di Gresik, Siti Atikoh Ikut Saring Kedelai hingga Potong Tahu
Siti Atikoh melanjutkan safari politik dengan bersilaturahmi ke Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Rabu (20/12/2023). Foto/Tim Siti Atikoh
A A A
GRESIK - Siti Atikoh melanjutkan safari politik dengan bersilaturahmi ke Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Rabu (20/12/2023). Pada kesempatan ini, Siti Atikoh berdialog dengan pengrajin tahu di UD Makmur.

Kedatangan Siti Atikoh ini disambut antusias oleh ibu-ibu yang sudah sejak pagi menunggu di Desa Gadingwatu. Ketika istri Ganjar Pranowo itu akan pergi, mereka tampak berebut meminta foto bersama. Dengan senyum semringah, Siti Atikoh melayani permintaan ibu-ibu tersebut.

Setelah selesai melayani warga yang meminta foto, Siti Atikoh langsung mendatangi para pengrajin tahu untuk melihat secara langsung proses pembuatan panganan itu dari awal sampai siap didistibusikan ke pasar.



Tidak hanya itu, Siti Atikoh juga turun langsung dengan menyaring kedelai yang sedang proses dimasak. Selanjutnya, Siti Atikoh dengan fokus memotong tahu menjadi kotak-kotak kecil.

Selanjutnya, ibunda Alam Ganjar itu mengajak pengrajin untuk berdialog. Pada kesempatan tersebut, pengrajin menyebut permasalahan utama usaha tahu itu soal ketersediaan bahan baku, karena kedelai yang digunakan berasal dari luar negeri.

Terkait masalah ini, Siti Atikoh menyarankan agar pengrajin tidak ketergantungan dengan kedelai impor.

"Kalau ketergantungan impor masih tinggi, dan keran impor ditutup, akhirnya mempengaruhi ketersediaan bahan baku. Kondisi ini membuat ketahanan pangan kita masih rentan," kata Atikoh.

Menurutnya, tanah Indonesia sangat subur dengan kekayaan alam yang luar biasa. Dulu, di beberapa wilayah masih memproduksi kedelai seperti Sumbawa dan Bima. Saat ini sudah beralih ke jagung.

Dia mengatakan, kedelai lokal ke depannya harus bisa berdaulat, sehingga pengrajin tahu di Indonesia tidak lagi bergantung pada impor.

Atikoh menyadari kedelai secara teori lebih subur apabila ditanam di negara yang mempunyai empat musim. Sedangkan di wilayah tropis terdapat beberapa kendala seperti kadar air, curah hujan, dan hawa panas.

"Namun, ilmu pengetahuan itu kan terus berkembang. Makanya perlu riset dan penelitian. Harapannya, hasil penelitian itu akan menemukan bibit yang unggul sesuai dengan kondisi alam kita," kata dia.

Atikoh mengatakan, secara kualitas dan rasa, bibit kedelai lokal lebih enak. Hanya, kadar airnya lebih tinggi sehingga dapat mempengaruhi masa ketahanan tahu.



Dari situ, katanya, penting ada inovasi dan penelitian agar kedelai lokal bisa bersaing dengan produk impor sekaligus diandalkan para pengrajin tahu.

"Kalau soal pemasaran sudah sangat bagus, sesuai dengan keseharian orang Jawa, biasanya di dapur kurang lengkap kalau belum ada tahu dan tempe," kata wanita kelahiran Jawa Tengah itu.

Sama dengan masalah yang ia temui di kota lain, Siti Atikoh pun telah mencatat masalah yang ditemukan di UD Makmur. Nantinya masalah ini akan disampaikan ke Ganjar Pranowo selaku calon presiden RI.

"Yang paling urgent terlebih dahulu saya sampaikan Pak Ganjar, sedangkan lainnya, kami rangkum semua, selanjutkan saya serahkan juga supaya tahu kondisi masyarakat di tiap wilayah," ujar Atikoh.

Sementara Ketua DPC PDI Perjuangan Gresik Mujid Riduan mengaku senang karena aspirasi pengrajin tahu di Kota Pudak tersampaikan langsung kepada calon ibu negara Siti Atikoh.

"Harapannya ke depan, Pak Ganjar-Mahfud menang di Pilpres 2024 sebagai presiden dan wakil presiden, sehingga persoalan yang sudah ada bisa langsung ditindaklanjuti," katanya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5021 seconds (0.1#10.140)