Tren Makanan Hahu Hoheng, Emang Boleh Dimakan Panas-Panas?

Selasa, 26 Desember 2023 - 04:48 WIB
loading...
Tren Makanan Hahu Hoheng, Emang Boleh Dimakan Panas-Panas?
Tren makanan hahu hoheng menjadi viral. Tidak sedikit yang mencoba meniru tren ini. Foto/ ilustrasi/ Instagram.
A A A
JAKARTA –Tren makanan hahu hoheng menjadi viral. Tidak sedikit dari mereka yang mencoba meniru tren tersebut dan mengunggahnya di sosial media.

Diketahui, hahu hoheng merupakan makanan tahu putih goreng yang dicocol pada bubuk cabai pedas dalam keadaan panas, kemudian langsung disantap.



Menyikapi hal tersebut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi dan Hepatologi, Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP menjelaskan jika seseorang mengonsumsi makan makanan panas secara langsung akan berdampak kepada kesehatan tubuhnya.

“Tentu saja ini tindakan yang cukup berisiko mengingat makanan itu dikonsumsi ketika masih panas dan akan menyebabkan iritasi seperti sariawan di mulut. Apalagi itu kan ditambah bumbu cabai,” kata Prof Ari, dikutip dalam keterangannya pada Selasa (26/12/2023).

Prof Ari menjelaskan, pada bagian mulut seseorang yang mengkonsumsinya tidak menutup kemungkinan akan terjadi cedera pada bagian dinding rongga mulut.

Untuk itu, jika seseorang ingin mengikuti suatu tren ada baiknya agar lebih berhati-hati, terlebih jika hal itu dapat menimbulkan dampak kesehatan ke depannya.

“Terus terang ini harus hati-hati. Karena bisa saja ini menimbulkan masalah kesehatan, secara umum kita tahu ketika mengonsumsi (makanan) yang terlalu panas bisa menyebabkan cedera pada dinding dalam rongga mulut kita. Sehingga bisa menyebabkan sariawan,” ucapnya.



Meski pada kejadian ini timbulnya kanker kemungkinan kecil, tetapi Prof Ari menyarankan kembali agar masyarakat tidak langsung mengikuti tren yang ada. Sebab, jika kondisi itu bisa meradang maka akan berakibat seseorang mengalami kesusahan untuk makan dan itu berpengaruh terhadap asupan yang dikonsumsinya.

“Tentu ini artinya apa yang dipertontonkan di TikTok itu jangan diikuti karena berisiko untuk kesehatan,” tuturnya.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1242 seconds (0.1#10.140)
pixels