Kebiasaan Ini yang Bikin Anak-Anak Indonesia Terkena Obesitas

Selasa, 06 Maret 2018 - 09:44 WIB
Kebiasaan Ini yang Bikin Anak-Anak Indonesia Terkena Obesitas
Kebiasaan Ini yang Bikin Anak-Anak Indonesia Terkena Obesitas
A A A
JAKARTA - Pola hidup yang tidak sehat menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit. Salah satunya penyakit tidak menular seperti obesitas atau kegemukan yang jumlahnya terus mengalami peningkatan. Penyakit ini menjadi permasalahan yang kian serius dari tahun ke tahun.

"Kemarin saya melakukan penelitian di Bali, di desa kecil, 20% anak-anak sekolah dasar (SD) di sana mengalami obesitas. Ada anak kelas 5 SD yang beratnya 97 kilogram. Dalam 10-20 tahun lagi dia akan jadi pasien hipertensi, diabetes atau penyakit lainnya. Anak sekolah dasar di wilayah Menteng, 34,2% juga mengalami obesitas," tutur Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP di Jakarta.

Menurut Aman, kondisi ini dipicu karena kebiasaan tidak sehat. Kebiasaan makan sehari mencapai enam hingga tujuh kali sehari serta minimnya aktivitas fisik karena jadwal sekolah dan les yang padat menjadi salah satu faktor obesitas. Parahnya, hal ini didukung oleh para orang tua.

"Jam 1 mereka anak SD pulang sekolah. Abis itu mereka mau les. Jadi saya tanya kalau makan bisa 6—7 kali, saat jam istirahat makan, setelah pulang sekolah menjelang les makan. Itu camilan. Bahkan di sekolah, di depannya itu udah banyak jajanan. Anak-anak sejak kecil dikasih yang manis dan tidak tahu berapa jumlah gula yang dikonsumsi," tuturnya.

"Mereka pulang sekolah ditemani ibunya. Ibunya sudah menunggu depan sekolah dengan naik motor. Bayangkan di desa kecil, sekarang mereka sudah banyak yang tidak jalan kaki lagi tapi pada naik motor semua. Sekarang sekolah di kampung aja nggak ada lapangan jadi gimana mau ada aktivitas fisik," kata dia.

Karena itu, Aman menekankan pentingnya menjaga pola hidup sehat. "Saat ini, angka diabetes anak mengalami peningkatan 500%. Kalau kita tidak melakukan apa-apa, di tahun 2030 nanti, 1 di antara 3 penduduk akan menderita hipertensi dan diabetes," ujar dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3461 seconds (0.1#10.140)