Rentan Infeksi, Begini Cara Melakukan Pemeriksaan Miss V Sendiri

Senin, 19 Februari 2024 - 07:29 WIB
loading...
Rentan Infeksi, Begini Cara Melakukan Pemeriksaan Miss V Sendiri
Pemeriksaan miss V sendiri menjadi hal penting wanita terhadap tubuhnya. Pasalnya, bagian ini rentan infeksi. Foto/ lovewellness
A A A
JAKARTA - Pemeriksaan miss V sendiri merupakan hal penting yang harus dilakukan seorang wanita terhadap tubuhnya, terutama jika dia tidak melakukan pap smear. Hal ini memungkinkan seorang wanita untuk memeriksa perubahan aneh apa pun di tubuhnya dan mendiagnosis serta mengobatinya oleh ahli kesehatan yang tepat.

Pemeriksaan miss V atau vagina sendiri merupakan cara yang tepat bagi seorang wanita untuk memeriksa vulva dan vaginanya.



Vagina adalah organ halus dalam tubuh wanita dan juga rentan terhadap infeksi seiring bertambahnya usia. Jadi, melalui pemeriksaan vagina sendiri, seorang wanita dapat lebih memahami tubuhnya, perubahan yang terjadi selama siklus menstruasi, atau kondisi medis mendasar apa pun yang memerlukan perhatian profesional kesehatan.

Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan vagina adalah di sela-sela masa menstruasi Anda. Namun, selama Anda menjalani pemeriksaan vagina/pap smear secara rutin, Anda bisa melewatkan pemeriksaan vagina mandiri.

Pemeriksaan vagina sendiri memberdayakan individu untuk mengendalikan kesehatan mereka dan mendeteksi potensi masalah sejak dini sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan ketenangan pikiran.

Namun, penting untuk diingat bahwa pemeriksaan mandiri tidak menggantikan pemeriksaan dan pemeriksaan ginekologi rutin yang dilakukan oleh profesional kesehatan. Dikutip Health Shots, berikut cara memeriksaan vagina sendiri.

Cara Memeriksa Vagina Sendiri

1. Persiapan

Cuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air untuk memastikan kebersihan sebelum memulai pemeriksaan. Temukan ruang pribadi yang nyaman di mana Anda dapat bersantai dan berkonsentrasi tanpa gangguan.

2. Penentuan posisi

Ada berbagai cara memposisikan diri untuk pemeriksaan vagina mandiri, seperti berbaring dengan lutut ditekuk dan kaki dibuka, jongkok, atau menggunakan cermin sambil duduk. Pilih posisi yang dirasa paling nyaman dan memudahkan akses ke area genital.

3. Pemeriksaan Luar

Awali dengan menggunakan cermin tangan untuk mengamati area genital luar, meliputi vulva, labia mayora, labia minora, klitoris, dan perineum. Carilah kemerahan, bengkak, benjolan, luka, ruam, atau kelainan lainnya. Perhatikan perubahan warna, tekstur, atau ukuran.

4. Ujian internal inasi

Masukkan satu atau dua jari secara perlahan ke dalam vagina, gunakan pelumas jika perlu untuk kenyamanan. Rasakan dinding vagina apakah ada benjolan, benjolan, atau sensasi yang tidak biasa. Perhatikan rasa sakit, nyeri tekan, atau ketidaknyamanan selama pemeriksaan. Anda juga bisa melakukan pemeriksaan otot dasar panggul dengan mengencangkan dan mengendurkan otot-otot di sekitar vagina.

5. Pemeriksaan serviks (opsional)

Beberapa orang mungkin memilih untuk melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam dengan memeriksa serviks untuk mengetahui adanya kelainan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari yang bersih dan dilumasi untuk merasakan posisi serviks, tekstur, dan keluarnya cairan yang tidak biasa.

Hal ini sulit dilakukan dan paling baik dilakukan oleh dokter kandungan Anda yang dapat melakukan pemeriksaan serviks. Apusan serviks bila normal diulangi mulai usia 21 tahun atau setelah hubungan seks pertama dan berlanjut hingga usia 64 tahun.

6. Catat observasi

Buatlah jurnal atau catat temuan apa pun dari pemeriksaan, termasuk tanggal, perubahan apa pun yang diketahui, dan gejala apa pun yang dialami. Informasi ini dapat membantu memantau perubahan dari waktu ke waktu dan mendiskusikan kekhawatiran dengan penyedia layanan kesehatan jika diperlukan.

7. Tindak lanjut

Jika Anda melihat gejala atau perubahan apa pun selama pemeriksaan mandiri, seperti keluarnya cairan yang tidak biasa, rasa gatal atau nyeri yang terus-menerus, benjolan atau luka, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk evaluasi dan bimbingan lebih lanjut.

Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami salah satu gejala atau situasi berikut yang berkaitan dengan kesehatan vagina Anda:

1. Keputihan yang tidak biasa

Jika Anda melihat perubahan pada keputihan, seperti peningkatan yang signifikan, bau busuk, warna yang tidak biasa (misalnya kehijauan atau keabu-abuan), atau konsistensi (misalnya kental, menggumpal), ini mungkin mengindikasikan adanya infeksi atau masalah mendasar lainnya. Pendarahan di luar periode menstruasi atau kapan pun selama kehamilan memerlukan perhatian medis segera.

2. Nyeri atau ketidaknyamanan

Rasa sakit, rasa tidak nyaman, atau rasa terbakar yang terus-menerus di area vagina, terutama saat buang air kecil, berhubungan seksual, atau aktivitas sehari-hari, mungkin merupakan tanda adanya infeksi, peradangan, atau cedera.

3. Pendarahan tidak normal

Pendarahan atau bercak vagina abnormal apa pun yang terjadi di luar siklus menstruasi rutin Anda, setelah menopause, atau selama hubungan seksual harus dievaluasi oleh penyedia layanan kesehatan.

4. Gatal atau iritasi

Gatal, kemerahan, bengkak, atau iritasi yang terus-menerus di area vagina, terutama jika disertai keluarnya cairan yang tidak biasa, mungkin mengindikasikan adanya infeksi atau reaksi alergi.

5. Nyeri panggul

Nyeri panggul yang kronis atau parah, kram, atau tekanan, terutama jika terletak di satu sisi atau disertai demam, mual, atau muntah, bisa menjadi tanda kondisi seperti penyakit radang panggul (PID), endometriosis, atau kista ovarium.

6. Perubahan penampilan

Setiap pertumbuhan, benjolan, benjolan, luka, atau lesi baru atau tidak biasa di area vagina harus dievaluasi oleh penyedia layanan kesehatan, karena mungkin mengindikasikan infeksi, kista, atau kondisi lainnya.


7. Kesulitan siklus menstruasi

Misalkan Anda mengalami perubahan signifikan dalam siklus menstruasi Anda, seperti menstruasi tidak teratur, pendarahan yang sangat banyak atau berkepanjangan, atau tidak adanya menstruasi (amenore). Dalam hal ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menyingkirkan masalah kesehatan yang mendasarinya.

8. Masalah kesehatan seksual

Segala kekhawatiran terkait kesehatan seksual, seperti nyeri saat berhubungan intim, kesulitan mencapai orgasme, atau perubahan libido, harus didiskusikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk menentukan penyebab potensial dan penanganan yang tepat.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2654 seconds (0.1#10.140)