Sering Makan Es Batu Bisa Jadi Tanda Anemia, Ini Gejala dan Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sering makan es batu bisa menjadi tanda anemia yang sering tidak disadari. Hal ini telah menjadi kebiasaan banyak orang baik sebelum dan sesudah makan.
Medical Doctor & Health Content Creator dr Kevin Mak mengatakan bahwa anemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang rendah atau kadar hemoglobin (HB) yang rendah dalam sel darah merah.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
"Tau nggak sih ternyata kalau sering makan atau gigitin es batu merupakan tanda dari penyakit anemia. Anemia atau kekurangan sel darah merah biasanya disebabkan karena kekurangan zat besi," kata dr Kevin dikutip dari akun Instagram pribadinya, @drkevinmak, Kamis (29/2/2024).
Foto/Infografis SINDOnews
Ketika kadar hemoglobin rendah, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sehingga dapat menyebabkan berbagai gejala meliputi kelelahan atau kelelahan yang berlebihan, sesak napas atau napas pendek, pusing atau pingsan.
Selain itu, mereka yang mengalami anemia juga sering mengalami kulit pucat atau kuning, kuning dingin, sakit kepala, detak jantung cepat atau tidak teratur, kedinginan pada tangan dan kaki, hingga gangguan konsentrasi atau perubahan suasana hati.
"Dan bila dibiarkan dapat menimbulkan beberapa gejala contohnya seperti pusing, lemas dan juga cepat capek dan kuku yang biasanya terlihat seperti ini (Kuning atau pucat)," jelasnya.
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Termasuk kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12 atau asam folat, kehilangan darah, gangguan pembentukan sel darah merah, atau penyakit kronis lainnya.
Faktor risiko untuk anemia termasuk kekurangan nutrisi, menstruasi berat, kehamilan, kondisi medis tertentu seperti penyakit kronis, atau riwayat keluarga dengan anemia. Anemia dapat didiagnosis melalui tes darah, yang mencakup pengukuran kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah.
"Cara memastikan apakah kamu punya penyakit anemia adalah dengan melakukan pemeriksaan darah dan nanti akan kelihatan salah satunya adalah HB kurang biasanya dari batas aman," ujarnya.
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya. Di mana dapat mencakup suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat, transfusi darah, atau penanganan kondisi medis yang mendasarinya.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang anemia, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
"Hal ini juga lebih sering terjadi pada perempuan dan untuk mencegahnya disarankan kamu mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi secara rutin. Contohnya seperti daging ayam atau daging sapi, sayuran seperti bayam dan brokoli dan juga kacang merah," ungkapnya.
"Anemia secara garis besar itu nggak berbahaya kok, tapi kalau dibiarkan dalam jangka panjang bisa menimbulkan komplikasi. Contohnya misalnya gangguan jantung atau ginjal," pungkasnya.
Medical Doctor & Health Content Creator dr Kevin Mak mengatakan bahwa anemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang rendah atau kadar hemoglobin (HB) yang rendah dalam sel darah merah.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
"Tau nggak sih ternyata kalau sering makan atau gigitin es batu merupakan tanda dari penyakit anemia. Anemia atau kekurangan sel darah merah biasanya disebabkan karena kekurangan zat besi," kata dr Kevin dikutip dari akun Instagram pribadinya, @drkevinmak, Kamis (29/2/2024).
Foto/Infografis SINDOnews
Ketika kadar hemoglobin rendah, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sehingga dapat menyebabkan berbagai gejala meliputi kelelahan atau kelelahan yang berlebihan, sesak napas atau napas pendek, pusing atau pingsan.
Selain itu, mereka yang mengalami anemia juga sering mengalami kulit pucat atau kuning, kuning dingin, sakit kepala, detak jantung cepat atau tidak teratur, kedinginan pada tangan dan kaki, hingga gangguan konsentrasi atau perubahan suasana hati.
"Dan bila dibiarkan dapat menimbulkan beberapa gejala contohnya seperti pusing, lemas dan juga cepat capek dan kuku yang biasanya terlihat seperti ini (Kuning atau pucat)," jelasnya.
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Termasuk kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12 atau asam folat, kehilangan darah, gangguan pembentukan sel darah merah, atau penyakit kronis lainnya.
Faktor risiko untuk anemia termasuk kekurangan nutrisi, menstruasi berat, kehamilan, kondisi medis tertentu seperti penyakit kronis, atau riwayat keluarga dengan anemia. Anemia dapat didiagnosis melalui tes darah, yang mencakup pengukuran kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah.
"Cara memastikan apakah kamu punya penyakit anemia adalah dengan melakukan pemeriksaan darah dan nanti akan kelihatan salah satunya adalah HB kurang biasanya dari batas aman," ujarnya.
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya. Di mana dapat mencakup suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat, transfusi darah, atau penanganan kondisi medis yang mendasarinya.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang anemia, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
"Hal ini juga lebih sering terjadi pada perempuan dan untuk mencegahnya disarankan kamu mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi secara rutin. Contohnya seperti daging ayam atau daging sapi, sayuran seperti bayam dan brokoli dan juga kacang merah," ungkapnya.
"Anemia secara garis besar itu nggak berbahaya kok, tapi kalau dibiarkan dalam jangka panjang bisa menimbulkan komplikasi. Contohnya misalnya gangguan jantung atau ginjal," pungkasnya.
(dra)