Waspada Tidur Kurang dari 5 Jam Tingkatkan Risiko Diabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tidur kurang dari 5 jam per malam telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 . Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur atau tidur yang terganggu dapat memengaruhi regulasi hormon, metabolisme glukosa, dan sensitivitas insulin.
Di mana yang semuanya merupakan faktor yang berkontribusi pada pengembangan diabetes. Beberapa studi epidemiologi telah menemukan hubungan antara kurang tidur dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 .
"Sekelompok peneliti dari Korea menyimpulkan kalau tidur kurang dari 5 jam ternyata meningkatkan risiko diabetes sampai 17 persen," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, Desca Medika Hertanto dikutip dari Instagram pribadinya, @dokterdesca, Rabu (6/3/2024).
"Kondisi kurang tidur ternyata berhubungan dengan gangguan metabolisme energi hormon kortisol dan peningkatan rasa lapar," sambungnya.
Selain itu, kurang tidur juga meningkatkan zat oksidatif dalam tubuh yang akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes.
Di sisi lain, sebuah studi longitudinal yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care menemukan bahwa tidur kurang dari 5 jam per malam secara signifikan meningkatkan risiko seseorang mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidur 7-8 jam per malam.
Penelitian lain telah menyoroti mekanisme potensial di balik hubungan antara kurang tidur dan diabetes tipe 2. Termasuk perubahan dalam regulasi hormon, seperti resistensi insulin, peningkatan hormon stres, dan perubahan dalam respons tubuh terhadap glukosa.
Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan tidur yang cukup setiap malam sebagai bagian dari upaya pencegahan diabetes dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Disarankan untuk mendapatkan 7-8 jam tidur berkualitas setiap malam. Hal ini untuk menjaga kesehatan metabolik dan mengurangi risiko perkembangan diabetes serta masalah kesehatan lainnya.
"Memang benar ya kata bang Rhoma Irama, jangan begadang kalau tiada artinya," pungkasnya.
Di mana yang semuanya merupakan faktor yang berkontribusi pada pengembangan diabetes. Beberapa studi epidemiologi telah menemukan hubungan antara kurang tidur dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 .
"Sekelompok peneliti dari Korea menyimpulkan kalau tidur kurang dari 5 jam ternyata meningkatkan risiko diabetes sampai 17 persen," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, Desca Medika Hertanto dikutip dari Instagram pribadinya, @dokterdesca, Rabu (6/3/2024).
"Kondisi kurang tidur ternyata berhubungan dengan gangguan metabolisme energi hormon kortisol dan peningkatan rasa lapar," sambungnya.
Selain itu, kurang tidur juga meningkatkan zat oksidatif dalam tubuh yang akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes.
Di sisi lain, sebuah studi longitudinal yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care menemukan bahwa tidur kurang dari 5 jam per malam secara signifikan meningkatkan risiko seseorang mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidur 7-8 jam per malam.
Penelitian lain telah menyoroti mekanisme potensial di balik hubungan antara kurang tidur dan diabetes tipe 2. Termasuk perubahan dalam regulasi hormon, seperti resistensi insulin, peningkatan hormon stres, dan perubahan dalam respons tubuh terhadap glukosa.
Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan tidur yang cukup setiap malam sebagai bagian dari upaya pencegahan diabetes dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Disarankan untuk mendapatkan 7-8 jam tidur berkualitas setiap malam. Hal ini untuk menjaga kesehatan metabolik dan mengurangi risiko perkembangan diabetes serta masalah kesehatan lainnya.
"Memang benar ya kata bang Rhoma Irama, jangan begadang kalau tiada artinya," pungkasnya.
(dra)