Meriahnya Kampung Ramadan di Cimaung Bandung, Jadi Tempat Ngabuburit yang Hits

Jum'at, 15 Maret 2024 - 18:29 WIB
loading...
Meriahnya Kampung Ramadan di Cimaung Bandung, Jadi Tempat Ngabuburit yang Hits
Warga Kampung Kadunenggang, Bandung berburu takjil di Kampung Ramadan. Foto/ mpi
A A A
JAKARTA - Menjelang sore, khususnya pada bulan suci Ramadan, tradisi turun ke jalan mencari makanan atau takjil menjadi momen yang dinanti-nanti masyarakat. Tidak terkecuali di Kampung Kadunenggang, Desa Pasirhuni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.

Masyarakat di sini memiliki tradisi yang unik, yakni mengadakan Kampung Ramadan yang menarik perhatian. Bahkan, Kampung Ramadan ini menjadi magnet sendiri bagi masyarakat sekitar. Pengunjung dari luar kota pun ada yang datang.



Dengan kolaborasi antara Karang Taruna Kadunenggang, Karang Taruna Campaka Mulya, Komunitas Puntang Sauyuban, Yayasan Silih Asih Silih Asuh, dan Masyarakat, kampung ini menghadirkan konsep yang berbeda dan meriah.

Daya tariknya tidak hanya terletak pada ragam kuliner dan takjil yang disajikan, namun juga pada suasana yang hangat dan kebersamaan yang terasa.

Di Kampung Ramadhan ini pengelola juga telah menyiapkan tempat dengan tema outdoor yang terdiri dari lapangan rumput sintetis, meja lesehan, dan air mancur yang diberi lampu-lampu kecil untuk menambahkan kesan indah.

Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati live musik yang akan mengiringi mereka hingga waktu berbuka puasa tiba.

Pengelola Kampung Ramadhan Eep Kurnia (30) mengatakan jika konsep ini sudah dilakukan sejak tahun 2023.

“Sengaja dibuat begini konsepnya. Mulainya di tahun 2023 kemarin, cuman belum kaya sekarang ini,” ujar Eep.

Eep menjelaskan, tak hanya menjadi tempat berkumpul dan berbuka puasa, Kampung Ramadhan ini juga bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi pedagang lokal untuk berdagang secara gratis.

“Hal ini menjadi bagian dari kolaborasi yang inklusif untuk mendukung ekonomi lokal dan mempererat ikatan antarwarga,” jelasnya

Bahkan kata dia, ada sekitar 70 pedagang yang terdaftar dari tiga Desa, Desa Pasirhuni, Desa Jayabaya, dan Desa Pasirmulya.

“Karena kebetulan posisinya ini di perbatasan antara tiga desa itu jadi minat masyarakat kesini juga banyak,” ungkapnya.

Eep menjelaskan, jika Kampung Ramadhan ini juga berdiri di atas tanah milik Yayasan Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh (SA3) dengan luas 3.220 meter persegi.

“Tanah juga semuanya milik yayasan, ini semua gratis karena kita ingin memberikan manfaat untuk masyarakat dan tanpa mengkomersilkan apapun itu,” tambahnya.

Eep mengungkapkan, setiap dekorasi yang ada di Kampung Ramadhan rata-rata terbilang spontan, tanpa di buat-buat.

"Dekorasi memang sengaja dibuat, dan cenderung terinspirasi dadakan," ungkapnya.

Sama halnya dengan konsep live musik, kata Eep, disiapkan tidak hanya untuk pengelola, para pedagang dan pengunjung pun dipersilahkan untuk mengisi live musik di Kampung Ramadhan.



"Bisanya karang taruna atau pengunjung yang nyumbang lagu juga bisa silahkan," kata Eep.

Eep menyebut, sebanyak 1.000 pengunjung sudah mendatangi Kampung Ramadhan sejak hari puasa pertama.

"Pengunjung hari pertama puasa ada 500 motor yang datang. Biasanya hanya sekitaran sini saja, tapi di Kecamatan lainnya juga datang, kaya dari Soreang, Dayeuhkolot, Cangkuang juga ada," ujar dia.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2912 seconds (0.1#10.140)