Ahli Ungkap 5 Perubahan pada Tubuh Manusia saat Sekarat sebelum Meninggal

Sabtu, 20 April 2024 - 14:00 WIB
loading...
Ahli Ungkap 5 Perubahan pada Tubuh Manusia saat Sekarat sebelum Meninggal
Tubuh mengalami serangkaian peristiwa dan perubahan saat bertransisi dari kehidupan ke kematian. Namun, kematian tidak menyambut setiap orang dengan cara sama. Foto/LADbible
A A A
JAKARTA - Tubuh mengalami serangkaian peristiwa dan perubahan saat bertransisi dari kehidupan ke kematian. Namun, garis waktu setiap orang berbeda dan kematian tidak akan menyambut setiap orang dengan cara yang sama.

Seseorang bisa mengalami kematian alami yaitu ketika mencapai usia tua dan mati sesuai dengan keinginan alam. Hal ini diungkap oleh spesialis perawatan paliatif di Universitas Stanford James Hallenbeck.

Hallenbeck mengatakan dalam buku Palliative Care Perspectives bahwa orang yang sekarat cenderung kehilangan kesadarannya dalam urutan tertentu ketika tubuh mereka mulai mati. Hal ini mulai dari kurang lapar hingga kehilangan pendengaran.

5 Perubahan pada Tubuh Manusia saat Sekarat sebelum Meninggal



Berikut perubahan pada tubuh manusia saat sekarat jelang kematian dilansir dari Metro, Sabtu (20/4/2024).



1. Kelaparan dan Kehausan


Hallenbeck mengatakan mayoritas orang yang sekarat pada awalnya mengalami penurunan nafsu makan dan rasa haus. Hal ini karena tubuh yang sekarat tidak memerlukan vitamin, nutrisi dan nutrisi yang sama seperti tubuh yang sehat.

Dia juga tidak memerlukan makanan dan minuman sebagai sumber energi karena sudah dalam proses mematikan. Ditambah lagi, sistem pencernaan juga akan lebih sulit memproses makanan dan minuman.

2. Bicara Lambat


Ketika fungsi tubuh mulai berhenti bekerja, bicara akan menjadi lambat dan percakapan menjadi sulit. Menarik diri dari komunikasi sering kali merupakan tanda seseorang melepaskan diri, dan pada akhirnya, mereka cenderung kehilangan kemampuan untuk berbicara karena menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur atau dalam keadaan tidak sadar.

Pernapasan orang yang sekarat juga akan menjadi tidak teratur. Termasuk berubah dari dalam ke dangkal dan cepat ke lambat.

3. Penglihatan


Ketika penglihatan seseorang mulai melemah, mereka hanya dapat melihat apa yang ada di dekatnya. Orang-orang di sekitar juga memperhatikan bahwa mereka sering menutup atau setengah membuka mata karena penurunan tonus otot.

Orang yang mengalami sekarat seringkali kesulitan melacak dengan tepat apa yang terjadi dan terkadang bisa berhalusinasi. Misalnya, melihat hewan peliharaan atau orang yang sudah meninggal sebelum mereka.

Penglihatannya juga kabur hingga jatuh ke dalam kondisi tidak sadarkan diri. Dari segi penampilan, mata juga akan terlihat berkaca-kaca.



4. Menyentuh


Dalam waktu singkat sebelum meninggal, mereka masih bisa merasakan sentuhan dan mendengarkan orang yang dicintai. Namun saat kondisi koma mulai terjadi, indera kedua yang harus dituju adalah sentuhan, yang berarti pertukaran terakhir dengan keluarga dan teman hanya dapat dirasakan oleh mereka.

Kabar baiknya, mereka tidak dapat merasakan sakit lagi. Namun, kecil kemungkinannya mereka akan merasa tidak nyaman, karena perawatan akhir hidup mereka akan terdiri dari pengobatan untuk membuat orang yang meninggal senyaman mungkin.

5. Pendengaran


Pada saat-saat terakhir sebelum meninggal, sebagian besar pasien memasuki periode tidak responsif, yaitu mereka tidak lagi mampu merespons atau merasakan lingkungan eksternal. Pada titik ini, otak kini memproses informasi sensorik secara berbeda dari biasanya.

Namun, berkat penelitian inovatif yang diterbitkan dalam Scientific Reports pada bulan Juni 2020, telah terbukti bahwa pendengaran adalah alat indra terakhir bagi sebagian orang. Ini artinya, pendengaran tetap ada hingga saat-saat terakhir.

Dengan menggunakan indeks EEG, ahli saraf di Universitas British Columbia mengukur aktivitas listrik di otak pasien rumah sakit setelah mereka tidak sadarkan diri dan kemudian tidak responsif.

Pada saat yang sama, mereka juga mengukur peserta muda dan sehat untuk dibandingkan. Apa yang mereka temukan adalah bahwa otak yang sekarat memberikan respons yang serupa dengan kelompok kontrol yang sehat, dan membuktikan bahwa bahkan dalam keadaan tidak sadar yang sangat dekat dengan kematian, pendengaran masih tetap ada.

(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1454 seconds (0.1#10.140)