Ramai Fenomena Cuci Darah di Kalangan Anak Indonesia, Ketua IDAI Soroti 5 Hal Penting

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 14:00 WIB
loading...
A A A
"Dan pemanisnya itu biasanya sirup jagung yang tinggi fruktosa. Ini pemanis yang luar biasa bisa menyebabkan berbagai penyakit metabolik di dalam tubuh," lanjutnya.

Selain memicu berbagai penyakit metabolik di dalam tubuh, kandungan pemanis dalam produk minuman kemasan juga kerap bikin anak-anak ketagihan. Akibatnya, gula darah mereka bisa melonjak dan menurun drastis.

“Dan bahayanya minum manis ini dia adiksi ya, kecanduan. Jadi karena lezat, jadi pingin lagi, pingin lagi,” ungkapnya.

4. Deteksi Dini Lewat Buku KIA


Kebanyakan, kasus gagal ginjal anak didominasi dengan kondisi penyakit yang telah kronis alias sudah parah. Karena itu, dr Piprim menilai, melakukan deteksi dini pada anak tak kalah penting. Salah satu yang mudah dipantau adalah dari tumbuh kembang anak. Orang tua diimbau untuk memiliki buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) agar bisa memantau secara detail terkait perkembangan anak.

"Jadi kita bisa lihat kurva pertumbuhannya. Seperti kenaikan berat badannya, panjang badannya, itu adalah parameter awal untuk orang tua bisa menilai anak saya nih tumbuhnya masih bagus nggak, on the track nggak,” tuturnya.

“Kalau dia ada penyimpangan di situ, nah ini wajib dicari tahu, konsultasi ke dokter anak terdekat, mungkin perlu dilakukan general check up buat anak, sebagai kecurigaan awal anak yang terkena gagal ginjal,” sambungnya.



5. Waspadai Stunting Gejala Gagal Ginjal


Bicara masalah tumbuh kembang anak, hal ini tentu berkaitan dengan stunting. Menurut dr Piprim, stunting juga bisa menjadi tolak ukur gejala awal anak gagal ginjal. Namun dalam kasus ini, kondisi stunting pada anak tidak semata-mata karena mal nutrisi, tapi karena didukung gejala penyakit ginjal yang telah dialami anak tersebut. Mulai dari mengalami anemia hingga pucat, lesu, hingga urie bermasalah.

“Ya jadi kan salah satu definisi stunting kan perawakan pendek akibat nutrisi atau penyakit kronik kan. Kalau dia misalnya di bawah lima tahun, anaknya udah lebih pendek dari umur seharusnya,” tuturnya.

“Tapi nggak hanya pendek, anak gagal ginjal tahap akhir itu juga disertai gejala wajah yang pucat, anemia, kemudian lesu, urinenya juga bermasalah, nah itu stunting karena penyakit kroniknya. Bukan semata-mata karena mal nutrisi,” pungkasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1514 seconds (0.1#10.140)