Industri Hiburan Butuh Solusi agar Dapat Kembali Berdenyut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri hiburan, baik film maupun musik, merupakan sektor yang masih terdampak pandemi Covid-19 . Bioskop, pentas musik, hingga hiburan malam merupakan beberapa industri di sektor hiburan yang masih belum bisa berjalan secara normal, bahkan masih ada yang tutup.
(Baca juga: Masuki Usia 31, RCTI Telah Berkembang Jadi Stasiun TV yang Lebih Baik )
Permasalahan itu pun menjadi pembahasan dalam acara diskusi yang digelar PWI Jaya Sie Musik Film dan Lifestyle. Mengangkat tajuk Recovery Industri Hiburan di Era New Normal, acara diskusi itu berlangsung di Jambuluwuk Resort, Ciawi, Bogor, 22-23 Agustus lalu.
Sejumlah narasumber yang berkompeten turut dihadirkan, di antaranya Roy Jeconiah (musisi), Alicia Djohar (Ketua Umum Parfi), Ingrid Widjanarko (pekerja seni), Agi Sugianto (produser musik), Derry 4 Sekawan (komedian), Koko Harry Santoso (promotor pertunjukan musik), Djonny Syafruddin (Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia), dan Bagiono Prabowo SH, MH (Ketua Umum Pafindo).
Djonny dalam pemaparannya mengaku jika industri bioskop sangat terpukul dengan adanya pandemi. Tidak beroperasinya bioskop selama 5-6 bulan terakhir membuat pengusaha bioskop terpaksa merumahkan pegawainya baik permanen maupun sementara.
"Dunia hiburan tidur? Saya rasa malah tengah pingsan. Di ranah film, ada 110 film nasional dan puluhan film asing yang belum tayang di tahun ini lantaran belum kunjung dibukanya bioskop dalam masa PSBB Transisi. Ini begitu berdampak dari sisi ekonomi," tutur Djonny.
(Baca juga: Selamat! Ini Daftar Lengkap Pemenang RCTI Indonesian Digital Awards 2020 )
Djonny juga menyampaikan persepsi yang salah jika menempatkan bioskop sebagai salah satu tempat yang rentan akan penularan virus Covid-19. "Berdasarkan sebuah penelitian di beberapa negara yang membolehkan bioskop dibuka seperti di Jerman, Inggris, dan Singapura, ternyata persentase penularan di bioskop itu cuma 0,3 persen" terangnya.
Dia pun membantah jika sirkulasi udara dalam bioskop membuat virus corona baru tak beranjak alias terus berputar di dalam ruangan. Menurutnya, ruangan di bioskop menggunakan sistem ventilasi udara yang terus disaring, sehingga udara di dalam ruangan terus bersih. Teknik ventilasi dan sirkulasi udara ini juga digunakan di kabin pesawat untuk menciptakan udara bersih.
Pada kesempatan yang sama, Koko Harry, yang beranjak dari sisi industri musik, mengungkapkan bahwa dari April hingga September 2020 terdapat sekitar 700 ribu konser musik yang batal digelar. Industri musik juga nyaris tak berkegiatan.
(Baca juga: Masuki Usia 31, RCTI Telah Berkembang Jadi Stasiun TV yang Lebih Baik )
Permasalahan itu pun menjadi pembahasan dalam acara diskusi yang digelar PWI Jaya Sie Musik Film dan Lifestyle. Mengangkat tajuk Recovery Industri Hiburan di Era New Normal, acara diskusi itu berlangsung di Jambuluwuk Resort, Ciawi, Bogor, 22-23 Agustus lalu.
Sejumlah narasumber yang berkompeten turut dihadirkan, di antaranya Roy Jeconiah (musisi), Alicia Djohar (Ketua Umum Parfi), Ingrid Widjanarko (pekerja seni), Agi Sugianto (produser musik), Derry 4 Sekawan (komedian), Koko Harry Santoso (promotor pertunjukan musik), Djonny Syafruddin (Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia), dan Bagiono Prabowo SH, MH (Ketua Umum Pafindo).
Djonny dalam pemaparannya mengaku jika industri bioskop sangat terpukul dengan adanya pandemi. Tidak beroperasinya bioskop selama 5-6 bulan terakhir membuat pengusaha bioskop terpaksa merumahkan pegawainya baik permanen maupun sementara.
"Dunia hiburan tidur? Saya rasa malah tengah pingsan. Di ranah film, ada 110 film nasional dan puluhan film asing yang belum tayang di tahun ini lantaran belum kunjung dibukanya bioskop dalam masa PSBB Transisi. Ini begitu berdampak dari sisi ekonomi," tutur Djonny.
(Baca juga: Selamat! Ini Daftar Lengkap Pemenang RCTI Indonesian Digital Awards 2020 )
Djonny juga menyampaikan persepsi yang salah jika menempatkan bioskop sebagai salah satu tempat yang rentan akan penularan virus Covid-19. "Berdasarkan sebuah penelitian di beberapa negara yang membolehkan bioskop dibuka seperti di Jerman, Inggris, dan Singapura, ternyata persentase penularan di bioskop itu cuma 0,3 persen" terangnya.
Dia pun membantah jika sirkulasi udara dalam bioskop membuat virus corona baru tak beranjak alias terus berputar di dalam ruangan. Menurutnya, ruangan di bioskop menggunakan sistem ventilasi udara yang terus disaring, sehingga udara di dalam ruangan terus bersih. Teknik ventilasi dan sirkulasi udara ini juga digunakan di kabin pesawat untuk menciptakan udara bersih.
Pada kesempatan yang sama, Koko Harry, yang beranjak dari sisi industri musik, mengungkapkan bahwa dari April hingga September 2020 terdapat sekitar 700 ribu konser musik yang batal digelar. Industri musik juga nyaris tak berkegiatan.