Gerakan Pakai Masker Fokus Jadikan Pasar sebagai Target Edukasi

Senin, 28 September 2020 - 21:31 WIB
loading...
Gerakan Pakai Masker Fokus Jadikan Pasar sebagai Target Edukasi
GPM fokus menjadikan pasar sebagai salah satu khalayak sasar dalam edukasi dan sosialisasi penggunaan masker. / Foto: dok. SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Gerakan Pakai Masker (GPM) fokus menjadikan pasar sebagai salah satu khalayak sasar dalam edukasi dan sosialisasi penggunaan masker . Hal itu dilakukan, karena pasar merupakan urat nadi perekonomian Indonesia di mana perputaran roda perekonomian pada suatu wilayah terjadi.

(Baca juga: Usai Luncurkan Album Baru, My Dying Bride Segara Hadirkan Mini Album )

GPM juga menaruh perhatian pada keberlangsungan perkembangan pasar tradisional di era pandemi terkait dengan program digitalisasi. Untuk itu, GPM menggandeng BNI, Adira Finance, Perbarindo dan Asparindo, GPM melaksanakan webinar bertemakan Digitalisasi Pasar Rakyat di Masa Pandemi Covid-19 pada pekan lalu.

Selain menyelenggarakan webinar , GPM berinisiatif fokus pada kegiatan kemanusiaan untuk melaksanakan edukasi maupun sosialisasi gerakan tertib memakai masker kepada masyarakat. Hal ini merupakan upaya minimal yang bisa dilakukan masyarakat untuk menekan penyebaran virus Covid-19.

"Dengan disiplin menggunakan masker, masyarakat dapat menekan angka penyebaran penularan virus hingga 75%. Jika langkah itu diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, maka penyebaran penularan dapat ditekan hingga 90%," ungkap Ketua Umum GPM, Sigit Pramono yang dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (28/9).

Menurut ahli, pandemi Covid-19 telah mendorong berkembangnya empat mega shift dalam perilaku konsumen, yaitu munculnya solidaritas sosial, digitalisasi, kecenderungan bekerja dari rumah dan masyarakat yang akan fokus untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Perubahan perilaku konsumen yang bekerja dari rumah dan berkembangnya sistem digital itu nantinya akan memunculkan sistem perekonomian baru, yaitu low touch economy. Interaksi langsung/kontak fisik akan berkurang.

Dengan demikian akan timbul kebiasaan baru yaitu cashless society, atau mengurangi penggunaan uang tunai dalam bertransaksi. "Pelaku usaha harus siap dengan keadaan ini. Semua bisnis harus menuju ke arah digital, baik pelaku pasar rakyat, perbankan maupun bisnis lain," ujar Sigit.

Ketua Umum Asparindo, Y Joko Setiyanto memaparkan bahwa jauh sebelum adanya pandemi ini, Asparindo sudah mencanangkan digitalisasi pasar rakyat. Kongres yang dibuka langsung Presiden RI, Joko Widodo tersebut dilaksanakan pada 12 Desember 2018. Saat itu para pelaku pasar telah menyadari pentingnya proses digitalisasi untuk kegiatan di pasar dan saat ini merupakan keharusan melaksanakannya. Salah satu buktinya adalah telah disiapkan satu platform digital untuk pasar yang dikenal dengan Pazza.

Dalam kesempatan tersebut, Asparindo menyampaikan ucapan terimakasih atas upaya GPM yang fokus untuk melaksanakan edukasi dan sosialisasi di pasar rakyat, sehingga kesehatan pasar dapat terkawal dengan baik dan pasar terus hidup.

Sementara itu, sejalan dengan GPM dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, Perbarindo turut berperan aktif dalam pencegahan dan pengendalian. Karenanya, Ketua Umum Perbarindo, Joko Suyanto menyambut baik gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan GPM untuk mengajak masyarakat untuk tertib menggunakan masker.

(Baca juga: Unconquered, Serangan Oktan Tinggi Kataklysm )

Selain itu Perbarindo mengoptimalkan pertemuan virtual dengan nasabah untuk menggunakan layanan digital dalam upaya menghindari kontak langsung. "Pelaku pasar merupakan mitra strategis bagi BPR, terbukti lebih dari 50% pemilik rekening BPR adalah pelaku pasar. Sehingga upaya menjaga pasar untuk tetap hidup dan berkembang sangat penting," ujar Joko.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)