Rumah Aman dari Bocor dan Banjir saat Musim Hujan Tiba
loading...
A
A
A
JAKARTA - JAKARTA - Memasuki musim hujan, Anda harus berjaga mengantisipasi kebocoran di atap rumah, rembesan air dari dinding hingga masuknya air dari luar jika saluran sekitar rumah meluap.
Secara geografis Indonesia yang tropis, hujan angin dan panas terjadi bergantian dalam waktu berdekatan. Hujan memang menjadi musuh utama dalam bangunan. Namun, kita tidak bisa melawan alam, kita hanya bisa mengikuti cara alam bermain dan meminimalisir dampaknya.
Bangunan secara sederhana terdiri dari beberapa komponen, seperti lantai dinding dan atap. Lantai untuk berpijak, sementara dinding untuk pembatas dan atap untuk menaungi.
Victor Andreas, Chief Design Officer Narasi Design & Furnishings menjelaskan, ada dua faktor yang harus diperhatikan agar rumah tahan hujan. Pertama, kontrol buangan air. Anda harus selalu mengecek bagaimana aliran air yang jatuh dari atap rumah. Air hujan itu baik langsung maupun sekadar tampias hujan tetap berpengaruh terhadap lantai, atap, dan dinding.
”Umumnya elemen-elemen yang berpengaruh dalam penyalurakan air hujan berupa bentuk atap, kemiringan atap, talang air atau dak talang, pipa pembuangan, hingga masuk ke saluran riol kota atau peresapan di rumah seperti taman," jelasnya.
Sebisa mungkin air hujan yang terkontrol tersalurkan melalui talang-pipa-resapan atau riol kota. Selain itu, dibutuhkan tritisan yang cukup lebar dan panjang demi menghindari tampias air hujan mengenai tembok bangunan.
Kedua, pastikan kontruksi atap sudah benar. Victor mengatakan, kontruksi atap dengan instalasi yang benar dapat mencegah adanya kebocoran saat hujan. Namun, seringkali hal ini sulit karena terkendala anggaran.
"Umumnya di Indonesia, anggaran rumah menjadi prioritas utama dalam pemilihan material pembangunan. Juga instalasi yang benar. Atap miring ataupun di dak, mau pakai material sebagus dan semahal apa pun, jika tidak dikerjakan atau adanya instalasi dengan baik, maka atap tetap akan bocor," ungkap Victor.
Instalasi yang baik itu yang mengikuti standar pemasangan dan standar aksesoris yang disarankan oleh merk tertentu. Misalnya, untuk atap, ada beberapa hal yang diperhatikan seperti overlap antarjarak penutup atap. Biasanya materialnya spandek, seng, polikarbonat dengan bentuk lembaran besar. Jangan lupa juga untuk membuat lebihan tritisan atap untuk membantu mengurangi tampias air hujan.
Sekrup atap juga harus standar sesuai dengan material yang dipakai. Tebal material penutup atap yang dapat menopang beban manusia karena tidak menutup kemungkinan kita akan menginjak atap rumah jika memasang antena, AC, penangkal petir, dan sebagainya.
Secara geografis Indonesia yang tropis, hujan angin dan panas terjadi bergantian dalam waktu berdekatan. Hujan memang menjadi musuh utama dalam bangunan. Namun, kita tidak bisa melawan alam, kita hanya bisa mengikuti cara alam bermain dan meminimalisir dampaknya.
Bangunan secara sederhana terdiri dari beberapa komponen, seperti lantai dinding dan atap. Lantai untuk berpijak, sementara dinding untuk pembatas dan atap untuk menaungi.
Victor Andreas, Chief Design Officer Narasi Design & Furnishings menjelaskan, ada dua faktor yang harus diperhatikan agar rumah tahan hujan. Pertama, kontrol buangan air. Anda harus selalu mengecek bagaimana aliran air yang jatuh dari atap rumah. Air hujan itu baik langsung maupun sekadar tampias hujan tetap berpengaruh terhadap lantai, atap, dan dinding.
”Umumnya elemen-elemen yang berpengaruh dalam penyalurakan air hujan berupa bentuk atap, kemiringan atap, talang air atau dak talang, pipa pembuangan, hingga masuk ke saluran riol kota atau peresapan di rumah seperti taman," jelasnya.
Sebisa mungkin air hujan yang terkontrol tersalurkan melalui talang-pipa-resapan atau riol kota. Selain itu, dibutuhkan tritisan yang cukup lebar dan panjang demi menghindari tampias air hujan mengenai tembok bangunan.
Kedua, pastikan kontruksi atap sudah benar. Victor mengatakan, kontruksi atap dengan instalasi yang benar dapat mencegah adanya kebocoran saat hujan. Namun, seringkali hal ini sulit karena terkendala anggaran.
"Umumnya di Indonesia, anggaran rumah menjadi prioritas utama dalam pemilihan material pembangunan. Juga instalasi yang benar. Atap miring ataupun di dak, mau pakai material sebagus dan semahal apa pun, jika tidak dikerjakan atau adanya instalasi dengan baik, maka atap tetap akan bocor," ungkap Victor.
Instalasi yang baik itu yang mengikuti standar pemasangan dan standar aksesoris yang disarankan oleh merk tertentu. Misalnya, untuk atap, ada beberapa hal yang diperhatikan seperti overlap antarjarak penutup atap. Biasanya materialnya spandek, seng, polikarbonat dengan bentuk lembaran besar. Jangan lupa juga untuk membuat lebihan tritisan atap untuk membantu mengurangi tampias air hujan.
Sekrup atap juga harus standar sesuai dengan material yang dipakai. Tebal material penutup atap yang dapat menopang beban manusia karena tidak menutup kemungkinan kita akan menginjak atap rumah jika memasang antena, AC, penangkal petir, dan sebagainya.