Gaya Hidup Sehat Flexitarian Menjaga Berat Badan Ideal

Kamis, 03 Desember 2020 - 17:15 WIB
loading...
Gaya Hidup Sehat Flexitarian  Menjaga Berat Badan Ideal
foto / dok Re.juve
A A A
JAKARTA - Berkurangnya aktivitas luar ruangan selama masa pandemi menyebabkan perubahan drastis pada gaya hidup masyarakat, seperti meningkatnya berat badan dan pola makan tidak teratur.

Pola makan sehat dengan nutrisi seimbang pun menjadi penting untuk diterapkan saat ini, salah satunya melalui metode flexitarian dimana metode ini berfokus pada konsumsi nutrisi seimbang, dengan cara mengedepankan konsumsi buah dan sayur tanpa menghilangkan konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.

Baca juga : Musim Hujan Tiba, Ini Rekomendasi Film di Vision+ yang Bikin Happy dan Menambah Imunitas Tubuh!

Ahli gizi dan Ketua Indonesia Sport Nutrition Association, Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, mengatakan Indonesia sedang menghadapi beban ganda penyakit, dimana saat ini yang menjadi masalah bukan karena penyakit menular tapi adanya penyakit yang datangnya dari gaya hidup kita sendiri atau penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, hingga kanker.

“Penyakit jantung bukan hanya soal keturunan tapi bagaimana kita berperilaku sehat selama ini, karena penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan dan permanen, jika pertama kali diagnosa lalu terkena akan seumur hidup, perubahan gaya hidup hanya bisa mengontrol,” ujar dr Rita dalam diskusi virtual bersama Re.juve, Kamis (3/11).

Ia menuturkan bahwa adanya Covid-19 akan memberatkan kasus seseorang yang memiliki penyakit tidak menular dan itu harus dicegah. “Kenapa di Indonesia banyak ptm, karena ada 26 persen masyarakat kurang bergerak, lalu kurang konsumsi buah dan sayur, suka tinggi gula, konsumsi tinggi natrium dan berat badan tidak terkontrol,” ucap dr Rita.

Menurutnya Makanan dan minuman kekinian juga telah menjadi kebiasaan masyarakat padahal makanan dan minuman tersebut komposisinya tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat.

“Tidak ada sayur dan buah dan ditambah aneka gula, sebagian kolesterol hingga rendah vitamin dan mineral. Jika konsumsi Gula berlebih, dia akan berikatan dengan kolagen, vitamin C itu banyak di sayur dan buah. Lalu Siapa yang melindungi sel dari radikal bebas jika vitamin C masuk dihalangi gula berlebih, insulin juga akan naik, akan melemahkan imunitas,” papar dr Rita.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat bisa memulai gaya hidup sehat dengan menerapkan metode Flexitarian yang kaya sayur dan buah dimana dua bahan tersebut memiliki peran diantaranya untuk optimalisasi berbagai reaksi metbolisme tubuh, sebagai sumber air, sumber serat dan kaya vitamin dan mineral.

“Flexitarian Diet merupakan pola makan yang mengutamakan konsumsi pangan dari nabati, terutama jenis sayur dan buah. Makanan lain yang boleh dikonsumsi adalah Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe, susu dan olahannya seperti yoghurt dan keju hingga gandum utuh yang lebih berserat,” papar dr Rita.

Ada keunggulan dari metode ini diantaranya terjadi penurunan kolesterol, peningkatan asupan serat, vitamin C, vitamin B, kalium, kalsium dan zat fitokimia.

Terdapat juga pengaturan distribusi energi sekali waktu makan yaitu 3-4-5 dimana pagi memenuhi 300 kalori, 400 kalori saat makan siang dan 500 kalori saat makan malam, juga camilan sebanyak 150 kalori dengan aturan hanya dua kali setiap hari.

“Metode ini juga bisa membuat imunitas meningkat karena peningkatan asupan vitamin C akan melindungi sel imunitas dari radikal bebas, selain itu peningkatan asupan beta karoten dari sayur dan buah yang berwarna oranye akan memelihara sel epitel yang terlibat dalam fungsi imunitas,” terang dr Rita.

Baca juga : Surganya Belanja Ada di Batam, Ini Rekomendasinya

Selanjutnya, Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve mengatakan, “Mulai banyak riset yang mengaitkan data kenaikan berat badan signifikan pada masyarakatakibat berkurangnya aktivitas luar ruang, meningkatnya level stres, dan pola makan kurang terjaga selama masa pandemi. Fenomena ini tentunya menjadi alarm bagi kita, karena kombinasi dari ketiga hal
tadi dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas serta penyakit degeneratif lainnya. Diskusi
kita hari ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pentingnya menjaga asupan nutrisi seimbang,
memperhatikan aktivitas fisik, serta mengelola stres dengan baik agar terhindar dari berbagai macam
penyakit,” ujarnya

“Di Re.juve, kami meyakini perlunya pola makan seimbang sebagai bagian penting dalam pola
hidup sehat. Melahap karbohidrat dan protein saja dapat mengakibatkan risiko avitaminosis atau
kekurangan gizi yang tinggi. Padahal, tubuh kita juga memerlukan berbagai kandungan vitamin dan
mineral yang hanya bisa didapat dari sayur dan buah untuk menjaga fungsi organ dan daya tahan tubuh,'' papapr Richard.

Dia juga menambahkan, ''Perpaduan seimbang antara konsumsi protein hewani namun dengan porsi yang
dikurangi, serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur seperti pada metode flexitarian, kami nilai
sebagai pola konsumsi yang paling ideal,” lanjut Richard.
(sal)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2014 seconds (0.1#10.140)