Perlukah Pasien COVID-19 yang Sudah Sembuh Divaksinasi? Ini Penjelasan Ahli

Selasa, 08 Desember 2020 - 17:11 WIB
loading...
Perlukah Pasien COVID-19 yang Sudah Sembuh Divaksinasi? Ini Penjelasan Ahli
Mantan pasien atau orang yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, apakah perlu divaksinasi? Foto Ilustrasi/UCL
A A A
JAKARTA - Kedatangan 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 ke Indonesia membawa angin segar bagi masyarakat. Diharapkan dalam waktu dekat vaksin ini bisa segera mereka dapatkan. Lalu, bagaimana dengan pasien COVID-19 yang sudah sembuh, perlukah divaksinasi juga?

Pemerintah telah mendatangkan vaksin COVID-19 buatan perusahaan China Sinovac. Dalam gelompang pertama ini, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (7/12) malam.

( )

Menurut Presiden Joko Widodo, akan ada 1,8 juta dosis vaksin COVID-19 lain yang akan tiba pada Januari 2021. "Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin COVID-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus lalu,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan persnya, Minggu (7/12) lalu.

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi. Ke depannya pemerintah akan membuat dua skema vaksinasi bersubsidi dan mandiri. Pemerintah akan mempersiapkan dengan cermat aturan serta kalkulasi biaya pelaksanaan vaksinasi secara mandiri, sehingga harga terjangkau dan dapat diakses masyarakat secara luas.

"Pemerintah telah menyusun daftar urutan penerima vaksin COVID-19, yang rencananya akan diberikan secara bertahap. Kelompok pertama adalah tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19," tulis Twitter @KemenkesRI.

Namun, bagaimana untuk mantan pasien atau orang yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, apakah perlu divaksinasi?

Meskipun belum diketahui bagaimana sistem kekebalan orang yang sembuh COVID-19 merespon vaksin, terutama virus corona jangka panjang yang gejalanya bertahan berminggu-minggu dan berbulan-bulan setelah diagnosis, ada kemungkinan kecil harus mendaptkan vaksin. (Baca juga: Cerita Polisi Kawal Kedatangan Vaksin Sinovac dari Soetta hingga Biofarma)

“Rekomendasi umumnya adalah mendapatkan vaksin, bahkan jika Anda sebelumnya terinfeksi,” kata Dr. David Thomas, seorang profesor kedokteran dan Direktur Divisi Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, seperti dilansir dari NBC News, Selasa (8/12).

Infeksi ulang COVID-19 dianggap jarang, tetapi jika kadar antibodi alami berkurang seiring waktu, seseorang dapat terinfeksi lebih dari sekali. Para dokter dan ahli penyakit menular setuju bahwa kebanyakan orang harus divaksinasi, meskipun mereka memiliki kekebalan pelindung alami. Pada kebanyakan orang yang sembuh, vaksin bahkan dapat meningkatkan kekebalan dari infeksi awal.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2057 seconds (0.1#10.140)