Waspada! Strain Baru COVID-19 Ini 70 Persen Lebih Cepat Menular
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan Inggris,Matt Hancock memperingatkan strain baru Covid-19 di luar kendali. Karena itu Inggris sekarang sedang ketat melakukan lock down di beberapa wilayah.
Ia menyarakankan agar masyarakat berperilaku seolah-olah mereka terinfeksi untuk memerangi strain baru dari penyakit yang penyebarannya ebih cepat dibanding stain pendahulunya.
"Jalan panjang kita harus menyelesaikan masalah ini dan akan sangat sulit untuk mengendalikannya sampai kita mendapatkan vaksinnya," kata Hancock dilansir dari Daily Mail, Senin (21/12).
Baca juga : Apa Saja Gejala Strain Baru Covid-19? Yuk, Lebih Waspada
Hancock menambahkan bahwa virus jenis baru, tidak terkendali. "Kami harus mengendalikannya dan satu-satunya cara Anda dapat melakukannya, adalah dengan membatasi kontak sosial dan pada dasarnya setiap orang perlu berperilaku seolah-olah mereka mungkin memiliki virus dan itulah cara kami mengendalikannya dan menjaga keamanan orang-orang," jelasnya.
(Baca Juga : Berapa Biaya Rapid Test Antigen? Ini Daftar Harga di Jabodetabek )
Di sisi lain, strain baru Covid-19 ini lebih mudah ditularkan daripada pendahulunya. Strain baru ini juga memungkinkan virus dalam jumlah kecil saja bisa menular. Sebagai tindakan pencegahan penularan dari strain baru ini, Hancock menyarankan untuk lebih meningkatkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak sosial.
"Saya pikir mengingat seberapa cepat strain baru ini menyebar, akan sangat sulit untuk tetap mengendalikannya sampai kami meluncurkan vaksin," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumya, strain baru Covid-19 telah ditemukan dan tumbuh lebih cepat di beberapa wilayah di Inggri. Matt Hancock menyebutkan Covid-19 meningkat pesat di beberapa bagian Inggris selatan sebagai akibat dari strain virus baru.
Baca juga : Disebut Lebih Menular, WHO Teliti Strain Baru Covid-19 di Inggris
Strain baru Covid-19 diyakini menjadi penyebab di balik lonjakan cepat infeksi di Inggris Tenggara. Hancock mengatakan 60 otoritas lokal yang berbeda telah mencatat infeksi yang disebabkan oleh strain baru. Setidaknya 1.000 orang telah tercatat memiliki infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh stain baru tersebut.
Dilansir dari Express, analisis awal menunjukkan bahwa strain baru Covid-19 tumbuh jauh lebih cepat daripada strain yang ada, terutama di selatan. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan strain baru ini diperkirakan 70% lebih menular dari pada inkarnasi virus sebelumnya. "Tidak ada bukti yang menunjukkan itu lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," kata Johnson.
Ia menyarakankan agar masyarakat berperilaku seolah-olah mereka terinfeksi untuk memerangi strain baru dari penyakit yang penyebarannya ebih cepat dibanding stain pendahulunya.
"Jalan panjang kita harus menyelesaikan masalah ini dan akan sangat sulit untuk mengendalikannya sampai kita mendapatkan vaksinnya," kata Hancock dilansir dari Daily Mail, Senin (21/12).
Baca juga : Apa Saja Gejala Strain Baru Covid-19? Yuk, Lebih Waspada
Hancock menambahkan bahwa virus jenis baru, tidak terkendali. "Kami harus mengendalikannya dan satu-satunya cara Anda dapat melakukannya, adalah dengan membatasi kontak sosial dan pada dasarnya setiap orang perlu berperilaku seolah-olah mereka mungkin memiliki virus dan itulah cara kami mengendalikannya dan menjaga keamanan orang-orang," jelasnya.
(Baca Juga : Berapa Biaya Rapid Test Antigen? Ini Daftar Harga di Jabodetabek )
Di sisi lain, strain baru Covid-19 ini lebih mudah ditularkan daripada pendahulunya. Strain baru ini juga memungkinkan virus dalam jumlah kecil saja bisa menular. Sebagai tindakan pencegahan penularan dari strain baru ini, Hancock menyarankan untuk lebih meningkatkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak sosial.
"Saya pikir mengingat seberapa cepat strain baru ini menyebar, akan sangat sulit untuk tetap mengendalikannya sampai kami meluncurkan vaksin," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumya, strain baru Covid-19 telah ditemukan dan tumbuh lebih cepat di beberapa wilayah di Inggri. Matt Hancock menyebutkan Covid-19 meningkat pesat di beberapa bagian Inggris selatan sebagai akibat dari strain virus baru.
Baca juga : Disebut Lebih Menular, WHO Teliti Strain Baru Covid-19 di Inggris
Strain baru Covid-19 diyakini menjadi penyebab di balik lonjakan cepat infeksi di Inggris Tenggara. Hancock mengatakan 60 otoritas lokal yang berbeda telah mencatat infeksi yang disebabkan oleh strain baru. Setidaknya 1.000 orang telah tercatat memiliki infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh stain baru tersebut.
Dilansir dari Express, analisis awal menunjukkan bahwa strain baru Covid-19 tumbuh jauh lebih cepat daripada strain yang ada, terutama di selatan. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan strain baru ini diperkirakan 70% lebih menular dari pada inkarnasi virus sebelumnya. "Tidak ada bukti yang menunjukkan itu lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," kata Johnson.
(wur)