Kemenkes Sepakat Beli 50 Juta Dosis Vaksin AZD1222 dari AstraZeneca
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dan AstraZeneca menandatangani Perjanjian Pembelian di Muka untuk pasokan 50 juta dosis potensial vaksin Covid-19 Universitas Oxford, AZD1222. Perjanjian ini menyusul sebuah komitmen yang telah ditandatangani Kemenkes dan AstraZeneca pada Oktober 2020. Pengiriman pertama vaksin diharapkan terjadi pada paruh pertama 2021.
(Baca juga: Masyarakat Penerima SMS Blast Wajib Vaksinasi Covid-19 )
Perjanjian Pembelian di Muka ini ditandatangani Direktur Utama PT Biofarma, Honesti Basyir dan Direktur Keuangan & Mitra Bisnis PT Biofarma, I.G.N. Suharta Wijaya, serta Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon di Kantor PT Biofarma, Bandung. Upacara penandatanganan juga disaksikan Menteri Kesehatan , Budi Gunadi Sadikin.
"Dengan senang hati saya mengonfirmasi bahwa kami telah menandatangani Perjanjian Pembelian di Muka untuk 50 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca/Universitas Oxford. Otorisasi vaksin yang dilakukan oleh Badan Pengelola Obat dan Kesehatan Inggris hari ini telah menyatakan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif, serta akan membantu kita untuk terus melindungi masyarakat Indonesia dan mempercepat upaya negara untuk memerangi pandemi," kata Budi Gunadi melalui siaran resminya, Kamis (31/12).
Se Whan Chon memaparkan bahwa AstraZeneca mendukung strategi vaksin Covid-19 pemerintah dengan menyediakan 50 juta dosis vaksin potensial AstraZeneca/Universitas Oxford, AZD1222 secara nirlaba selama periode pandemi.
"Saya berterima kasih atas bimbingan dan kepemimpinan pemerintah, dan kami juga berharap dapat memperdalam kolaborasi kita di masa depan. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan industri, kita dapat mengatasi pandemi ini dan membangun Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera," jelas Se Whan Chon.
Berdasarkan perjanjian ini, AstraZeneca akan memperluas kapasitas produksi globalnya untuk memastikan pasokan khusus AZD1222 untuk Indonesia. Hal ini dilakukan secara paralel dengan uji klinis yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Afrika Selatan, Jepang, Rusia, Kenya, dan rencananya akan dilakukan juga di Eropa dan Tiongkok. Uji coba ini menilai kemanjuran, keamanan, dan respons imun hingga 60.000 peserta di seluruh dunia dengan rentang usia yang luas dan dari beragam kelompok ras, etnis, dan geografis.
Analisis sementara dari program Fase III yang dilakukan Universitas Oxford dengan AZD1222, ditinjau sejawat (peer-reviewed) dan diterbitkan di The Lancet pada 8 Desember 2020, menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif dalam mencegah Covid-19 simptomatis dan melindungi dari penyakit yang parah dan rawat inap. AZD 1222 disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius, memungkinkan penggunaan yang mudah dalam pengaturan perawatan kesehatan yang ada, seperti di rumah perawatan dan apotek, serta di negara-negara berpenghasilan rendah.
Guna memastikan bahwa vaksin memenuhi standar keamanan tertinggi dan pengenalannya sesuai dengan peraturan perawatan kesehatan Indonesia, Kemenkes, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan AstraZeneca bekerja sama dalam persiapan untuk persetujuan regulasi yang cepat dan dipimpin oleh sains. Di seluruh dunia, AstraZeneca telah mulai mengirimkan data klinis ke regulator yang memiliki kerangka kerja untuk penggunaan darurat atau persetujuan bersyarat.
(Baca juga: Begini Perincian Pemberian Vaksinasi Covid-19 di Indonesia )
AstraZeneca bekerja sama dengan Universitas Oxford, pemerintah, organisasi kesehatan terkemuka seperti WHO, CEPI dan GAVI serta produsen untuk menyediakan vaksin secara luas, merata, dan secara nirlaba selama pandemi ini. Perjanjian Pembelian di Muka untuk Indonesia melengkapi 170 juta dosis AZD1222 yang disediakan AstraZeneca melalui Fasilitas COVAX, yang menjadi mitra pemerintah Indonesia.
(Baca juga: Masyarakat Penerima SMS Blast Wajib Vaksinasi Covid-19 )
Perjanjian Pembelian di Muka ini ditandatangani Direktur Utama PT Biofarma, Honesti Basyir dan Direktur Keuangan & Mitra Bisnis PT Biofarma, I.G.N. Suharta Wijaya, serta Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon di Kantor PT Biofarma, Bandung. Upacara penandatanganan juga disaksikan Menteri Kesehatan , Budi Gunadi Sadikin.
"Dengan senang hati saya mengonfirmasi bahwa kami telah menandatangani Perjanjian Pembelian di Muka untuk 50 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca/Universitas Oxford. Otorisasi vaksin yang dilakukan oleh Badan Pengelola Obat dan Kesehatan Inggris hari ini telah menyatakan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif, serta akan membantu kita untuk terus melindungi masyarakat Indonesia dan mempercepat upaya negara untuk memerangi pandemi," kata Budi Gunadi melalui siaran resminya, Kamis (31/12).
Se Whan Chon memaparkan bahwa AstraZeneca mendukung strategi vaksin Covid-19 pemerintah dengan menyediakan 50 juta dosis vaksin potensial AstraZeneca/Universitas Oxford, AZD1222 secara nirlaba selama periode pandemi.
"Saya berterima kasih atas bimbingan dan kepemimpinan pemerintah, dan kami juga berharap dapat memperdalam kolaborasi kita di masa depan. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan industri, kita dapat mengatasi pandemi ini dan membangun Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera," jelas Se Whan Chon.
Berdasarkan perjanjian ini, AstraZeneca akan memperluas kapasitas produksi globalnya untuk memastikan pasokan khusus AZD1222 untuk Indonesia. Hal ini dilakukan secara paralel dengan uji klinis yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Afrika Selatan, Jepang, Rusia, Kenya, dan rencananya akan dilakukan juga di Eropa dan Tiongkok. Uji coba ini menilai kemanjuran, keamanan, dan respons imun hingga 60.000 peserta di seluruh dunia dengan rentang usia yang luas dan dari beragam kelompok ras, etnis, dan geografis.
Analisis sementara dari program Fase III yang dilakukan Universitas Oxford dengan AZD1222, ditinjau sejawat (peer-reviewed) dan diterbitkan di The Lancet pada 8 Desember 2020, menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif dalam mencegah Covid-19 simptomatis dan melindungi dari penyakit yang parah dan rawat inap. AZD 1222 disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius, memungkinkan penggunaan yang mudah dalam pengaturan perawatan kesehatan yang ada, seperti di rumah perawatan dan apotek, serta di negara-negara berpenghasilan rendah.
Guna memastikan bahwa vaksin memenuhi standar keamanan tertinggi dan pengenalannya sesuai dengan peraturan perawatan kesehatan Indonesia, Kemenkes, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan AstraZeneca bekerja sama dalam persiapan untuk persetujuan regulasi yang cepat dan dipimpin oleh sains. Di seluruh dunia, AstraZeneca telah mulai mengirimkan data klinis ke regulator yang memiliki kerangka kerja untuk penggunaan darurat atau persetujuan bersyarat.
(Baca juga: Begini Perincian Pemberian Vaksinasi Covid-19 di Indonesia )
AstraZeneca bekerja sama dengan Universitas Oxford, pemerintah, organisasi kesehatan terkemuka seperti WHO, CEPI dan GAVI serta produsen untuk menyediakan vaksin secara luas, merata, dan secara nirlaba selama pandemi ini. Perjanjian Pembelian di Muka untuk Indonesia melengkapi 170 juta dosis AZD1222 yang disediakan AstraZeneca melalui Fasilitas COVAX, yang menjadi mitra pemerintah Indonesia.
(nug)