Waspada, Sembelit Bisa Jadi Peringatan Dini Penyakit Jantung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harvard Medical School menyebutkan bahwa sembelit bisa menjadi tanda peringatan dini penyakit kardiovaskular . Di mana saat sembelit, Anda lebih cenderung mengejan sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Memiliki tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
(Baca juga: Tingkatkan Fungsi Otak dan Kesehatan Jantung, Ini Manfaat Lain Teh Kunyit )
"Sekitar satu dari lima orang dewasa mengatasi bentuk sembelit yang lebih kronis, yang umumnya didefinisikan sebagai buang air besar yang keras, kering, dan kecil yang menyakitkan atau sulit untuk dikeluarkan," tulis Harvard Medical School seperti dikutip Daily Express.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Hypertension, efek pressor yang diinduksi sembelit sebagai pemicu kejadian kardiovaskular diselidiki. Studi tersebut mencatat bahwa sembelit dikaitkan dengan kejadian kardiovaskular.
Perubahan mikrobiota usus oleh sembelit dapat menyebabkan aterosklerosis, tekanan darah naik, dan kejadian kardiovaskular. "Sembelit meningkat seiring bertambahnya usia dan sering kali muncul bersamaan dengan faktor risiko kardiovaskular," sebut penelitian tersebut.
Selain itu, ketegangan pada tinja menyebabkan tekanan darah meningkat, yang dapat memicu kejadian kardiovaskular seperti gagal jantung kongestif, aritmia, penyakit koroner akut, dan diseksi aorta. "Sembelit telah dilaporkan terkait dengan kejadian kardiovaskular," imbuhnya.
Dalam populasi umum Jepang, buang air besar dengan frekuensi rendah (sekali per dua hingga tiga hari) secara signifikan berisiko lebih tinggi terhadap kematian akibat kardiovaskular daripada buang air besar dalam frekuensi tinggi (lebih dari sekali per hari).
"Studi lain menunjukkan bahwa prevalensi sembelit di antara pasien Jepang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit kardiovaskular adalah 47%, dan 46% dari populasi ini yaitu, 21,6% dari total populasi hanya mengalami sembelit setelah masuk rumah sakit."
(Baca juga: Siap-Siap Shawol! 2021 SHINee is Back )
"Hubungan antara sembelit dan kejadian kardiovaskular mungkin melibatkan perubahan mikrobiota usus. Penuaan dikenal sebagai salah satu risiko terpenting untuk sembelit dan penyakit kardiovaskular," tukasnya.
Lihat Juga: Daftar 4 Judul Penelitian Anies Baswedan yang Dipamerkan di Linkedin, Bikin HRD Merinding
(Baca juga: Tingkatkan Fungsi Otak dan Kesehatan Jantung, Ini Manfaat Lain Teh Kunyit )
"Sekitar satu dari lima orang dewasa mengatasi bentuk sembelit yang lebih kronis, yang umumnya didefinisikan sebagai buang air besar yang keras, kering, dan kecil yang menyakitkan atau sulit untuk dikeluarkan," tulis Harvard Medical School seperti dikutip Daily Express.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Hypertension, efek pressor yang diinduksi sembelit sebagai pemicu kejadian kardiovaskular diselidiki. Studi tersebut mencatat bahwa sembelit dikaitkan dengan kejadian kardiovaskular.
Perubahan mikrobiota usus oleh sembelit dapat menyebabkan aterosklerosis, tekanan darah naik, dan kejadian kardiovaskular. "Sembelit meningkat seiring bertambahnya usia dan sering kali muncul bersamaan dengan faktor risiko kardiovaskular," sebut penelitian tersebut.
Selain itu, ketegangan pada tinja menyebabkan tekanan darah meningkat, yang dapat memicu kejadian kardiovaskular seperti gagal jantung kongestif, aritmia, penyakit koroner akut, dan diseksi aorta. "Sembelit telah dilaporkan terkait dengan kejadian kardiovaskular," imbuhnya.
Dalam populasi umum Jepang, buang air besar dengan frekuensi rendah (sekali per dua hingga tiga hari) secara signifikan berisiko lebih tinggi terhadap kematian akibat kardiovaskular daripada buang air besar dalam frekuensi tinggi (lebih dari sekali per hari).
"Studi lain menunjukkan bahwa prevalensi sembelit di antara pasien Jepang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit kardiovaskular adalah 47%, dan 46% dari populasi ini yaitu, 21,6% dari total populasi hanya mengalami sembelit setelah masuk rumah sakit."
(Baca juga: Siap-Siap Shawol! 2021 SHINee is Back )
"Hubungan antara sembelit dan kejadian kardiovaskular mungkin melibatkan perubahan mikrobiota usus. Penuaan dikenal sebagai salah satu risiko terpenting untuk sembelit dan penyakit kardiovaskular," tukasnya.
Lihat Juga: Daftar 4 Judul Penelitian Anies Baswedan yang Dipamerkan di Linkedin, Bikin HRD Merinding
(nug)